Sofia-Tyo

56 2 0
                                    

***

"Najis ya lo bang! Apa banget coba kayak gitu!" Maki Aira sebal saat ia masuk ke dalam rumah dan hanya melihat Fandy yang sedang duduk di depan tv sambil makan chiki. Hanya ada Fandy dan Aira saat ini. Sofia sedang di kantor. Dan Tyo sedang dinas ke Semarang sejak dua hari yang lalu.

"Itu chiki gue!!!!" Teriak Aira lagi. Sambil meletakkan helmnya kasar.

"Ye. Orang ada di kulkas!" Jawab Fandy sambil memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.

"Bodo amat! Gara-gara lo tuh gue sama Dania muterin satu sekolahan! Emang lo kira gak cape apa bang! Gak di sekolah! Gak di rumah! Masih aja ngisengin gue! Kan gak lucu banget MOS dikerjain abang sendiri! Orang mah nih ya, dimana-mana abang jagain adeknya! Bukan bikin adeknya susah!" Aira masih sibuk memaki Fandy, yang dimaki hanya diam sambil memencet remote tv yang di pegangnya.

"ini nih. Mereka berdua yang kemaren cekikikan pas lagi pengarahan" seorang cowok berbadan jangkung dengan rambut yang dihiasi jambul, berjalan ke arah Aira dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya sambil menatap Aira tajam. Sok.

"Ya udah sih. Namanya juga lagi MOS. Wajar. Gue kan senior lo" jawab Fandy santai.

"Pala lo gundul! Lo mah sengaja ngerjain gue! Temen-temen lo juga! Kak Tiara, Kak Gino, Kak Ian, Kak Lio rese banget juga?! Gak pada bantuin gue juga! Lo tau gak sih nyari senior yang lahir di bulan Juli tuh susah juga!" Ini kenapa Aira jadi juga-juga gini.

"oh ini orangnya!" Ucap si tambun. "Hukum ajalah. Gak lengkap bawaannya"

"hmm. Apa ya? Selfie sama senior yang lahir di bulan Juli deh. 30 orang!"

"ken.." tut. Aira ingin menjawab itu setelah tau saat Aira mendongakan wajahnya, cowok jangkung itu Fandy. Abangnya. Tahan. Aira harus menahannya. Dia kan dari awal sudah tidak ingin ada yang mengetahui bahwa Fandy dan Aira adalah kakak beradik. Alasannya? Aira hanya malas saja mengakui bahwa mempunyai kakak seperti Fandy yang sok ganteng melebihi dewa. Iya sih, Aira mengakui Fandy itu tampan. Tapi sumpah, bikin ilfeel. Gak ada manis-manisnya jadi cowok. Satu hal lagi, kenapa ia tidak ingin ada yang mengetahui bahwa Fandy adalah kakaknya. Ia sangat amat mengetahui ke-eksisan seorang Fandy di sekolah. Yang disukai banyak wanita. Karena ketampanannya. Karismanya sebagai ketua osis dan ke sok-an nya yang bikin Aira jijik banget, tapi di sukain cewek-cewek itu. Aira tidak mau nantinya di bully karena dekat-dekat dengan pangeran mereka atau dijadikan alat PDKT cewek-cewek itu. Amit-amit.

"CEPETTT! malah bengong lagi! Cepet kalian berdua sana!!" Si senior tambun itu mengeluarkan suara toaknya.

"Yaudah sih elah. Lebay banget."

"Ya ampun bang. Lo mah. Au ah!"

"Lagian lari doang sih. Ngebakar lemak!"

"lo yang gue bakar!!" Jawab Aira sambil berjalan ke arah tangga menuju kamarnya sambil ngedumel gak jelas.

"Tadi dapet berapa foto selfie? Satu doang terus ngeblur yaa? Huahahahaha terus disuruh lari ngiterin lapangan ya sama si gendut? Hahahaha" ucap Fandy dari lantai satu sambil terus tertawa.

"Au! Kentut curut dasar!!" Ucap Aira menimpali sebelum ia menutup. Ralat. Membanting pintu kamarnya.

Mood breaker.

***

"Pagi Ma." Sapa Aira dan menarik kursi untuk makan sarapannya.

"Pagi juga Ra. Gimana sekolahnya? Udah seminggu ini mama gak bisa sarapan sama kalian jadi mama gak tau deh cerita anak-anak mama." Ucap Sofia. Ya. Belakangan ini, Sofia lebih sering berada di kantor. Ia pergi subuh, dan pulang tengah malam. Katanya, kantor sedang ada proyek besar yang mengharuskan ia lembur.

Friend and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang