Adinda sudah pulang dari rumah sakit dan kini sedang bersama Rafka di taman belakang rumahnya. Adinda duduk di kursi roda, dan Rafka membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan sang istri.
"Sekarang kamu jawab! Siapa yang melakukan ini?" tanya Rafka dengan tatapan serius.
Adinda terdiam, tidak menjawab.
Rafka menghembuskan napas, ia tahu maksud Adinda. "Oke. Aku tidak akan membalasnya. Aku hanya ingin memberi dia sedikit pelajaran agar tidak mengulanginya lagi," ucap Rafka.
"Siapa yang melakukan ini pada istri kecilku?" tanya Rafka.
"Hans," jawab Adinda pelan.
"Sial. Hans benar-benar ingin mengambil Dinda dariku," batin Rafka.
"Mas, jangan dendam ya. Aku tahu dia salah. Tapi kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan," ujar Adinda.
Rafka memegang tangan Adinda, "Iya sayang. Dan aku janji mulai hari ini aku akan menjagamu dan tidak akan meninggalkanmu."
Namun di hati Rafka, ia bertekad untuk tetap memberi pelajaran kepada Hans yang telah menyakiti dan mencelakai Adinda.
Adinda tersenyum lalu mengangguk. "Dan kamu pun harus berjanji akan selalu bersamaku. Karena aku mencintaimu." Rafka memeluk Adinda, "Iya mas. Aku janji. Aku akan selalu bersamamu," jawab Adinda seraya membalas pelukan Rafka.
"Yasudah. Sekarang kamu harus minum obat," ujar Rafka sambil melepas pelukannya. "Tunggu di sini, aku ambilkan."
Rafka pergi ke kamarnya untuk membawa obat Adinda. Sementara Adinda terdiam. "Apa dia akan menepati janjinya? Yang akan menjaga dan tidak akan meninggalkanku?" tanyanya dalam hati.
Drutt drutt.
Getaran HP Adinda. Ia mengusap layar HP-nya dan melihat Ridho mengirim pesan.
*Assalamualaikum cantik. Bagaimana keadaanmu pagi ini? Oh ya, besok lusa hari jadi persahabatan kita. Aku akan ke Bandung dan merayakannya bersamamu.*
*Waalaikumsalam. Alhamdulillah sekarang sudah enakan. Dan bagaimana kabarmu?*
*Iya, aku akan menunggumu. Mana mungkin aku melupakan hari spesial kita berdua.*
Rafka sudah kembali membawa kotak obat. Ia memberikan segelas air dan obat yang harus Adinda minum. "Nih. Biar cepat sehat, karena aku merindukan omelanmu," ucap Rafka sedikit menggoda.
Adinda hanya tersenyum.
"Sini sekarang tanganmu. Aku akan mengobatinya agar lukamu sembuh," ujar Rafka mengoleskan salep ke pergelangan tangan Adinda, lalu beralih ke pergelangan kakinya.
"Mana lagi?" tanya Rafka.
"Di bagian siku," jawab Adinda.
Rafka melilitkan baju Adinda dan mengobati lukanya. "Terima kasih sudah mau mengurusku," ucap Adinda.
"Sudah menjadi kewajibanku, Din. Kamu istriku," jawab Rafka. "Dan semua ini salahku," lanjut Rafka dalam hati.
🍎🍎🍎
Akbar, pria yang telah menyelamatkan Adinda, kini sedang menatap sebuah gaun gamis berwarna pink. Gaun itu adalah gaun yang akan ia berikan kepada Adinda saat ia ingin mengungkapkan isi hatinya. Namun semua harapannya hancur; mana mungkin ia merebut Adinda dari sahabatnya sendiri.
"Din, aku janji akan menjagamu selama aku bisa bernafas di muka bumi ini. Walau aku tahu kau bukan milikku, tapi aku akan tetap menjagamu," ucap Akbar.
“Dan lo, Raf. Jika lo menyakiti Dinda, gue akan rebut paksa Dinda dari lo,” lanjutnya sambil menatap bingkai foto dirinya bersama Rafka.
Plak!
Satu tamparan mendarat di wajah tampan Hans. Hans memegang wajahnya yang terasa panas akibat tamparan wanita itu.
"Kenapa kamu melakukan ini, Hans?! Kamu menyakiti dan melukai Adinda!" marahnya dengan napas yang terengah-engah.
"Karena aku sangat mencintai Dinda, Sinta!" jawab Hans dengan emosi yang mulai memuncak.
Ya, wanita itu adalah Sinta, sahabat Adinda. "Apa dengan kamu melakukan ini, Dinda akan mau padamu? Hah?! Tidak! Dengan kamu melakukan itu, Dinda semakin takut padamu, Hans!" marah Sinta. "Dan aku tidak mau kamu lakukan ini karena cintamu yang begitu dalam. Karena aku cemburu, aku mencintaimu sejak awal kita bertemu," lanjut Sinta dalam hati.
Hans memalingkan wajah. "Dan lebih baik kamu hilangkan rasa cinta itu. Aku tahu itu sulit bagimu. Dan kamu juga tahu kan? Adinda sudah bersuami," ucap Sinta.
"Ya, aku tahu. Tapi, tidak mudah bagiku untuk melupakan Dinda. Ini salah dia! Kalau dia tidak datang ke kota ini, aku tidak akan mencintainya. Ini salah dia, bukan salahku!" balas Hans lalu pergi.
Sinta mengambil ponselnya dan melihat Adinda mengirim pesan.
Sin, bagaimana kamu berhasil mengatakan semua itu kepada Hans?
Udah. Aku tidak berhasil. Tapi aku yakin dia tidak akan melakukan hal itu lagi.
Baiklah. Oh ya, semangat kuliahmu. Maaf, aku belum bisa masuk hari ini, insya Allah aku akan kembali kuliah minggu depan jika Mas Rafka mengizinkannya.
Iya Din, aku mengerti. Semoga lekas sembuh, sahabatku. ❤❤
Sinta meletakkan ponselnya dan melihat foto dirinya dengan Adinda. Ia tersenyum hambar melihat foto itu. "Jelas saja. Hans menyukaimu, Din. Kamu itu cantik, baik, dan aku? Aku tidak punya apa yang kamu miliki."
🍂🍂🍂
Sudah 3 hari Adinda terus diam di rumah. Rafka tidak mengizinkannya kembali kuliah. Begitu pun Rafka, ia tidak pergi ke kantor. Ia menjaga Adinda sambil bekerja di rumah.
"Mas, aku kan sudah pulih. Boleh kan besok kembali kuliah?" tanya Adinda kepada Rafka yang sedang fokus menatap layar laptop.
"Mas, boleh kan? Bosen loh di rumah terus lihat Mas kerja," ucap Adinda lagi, yang kini membuat Rafka menghentikan aktivitasnya. Rafka melihat wajah memohon Adinda, lalu tersenyum. "Boleh," jawab Rafka, membuat Adinda tak percaya.
"Tapi dengan satu syarat," ujar Rafka, membuat Adinda ciut.
"Syarat? Apa?" tanya Adinda.
"Aku yang akan antar kamu. Pergi ataupun pulang. Dan aku akan memasang GPS. Satu lagi! Jangan coba mencopot GPS itu," jawab Rafka.
"Duh, gimana ini? Kan minggu depan aku mau jalan sama Ridho. Kalau GPS dipasang, Mas Rafka tahu dan akan marah padaku," batin Adinda.
"Setuju? Kalau tidak, yasudah jangan lanjutkan kuliah," ucap Rafka.
"Enak aja! Yasudah iya. Lagian kenapa harus pasang GPS si?! Aneh!" ketus Adinda.
"Aku takut kamu hilang lagi. Aku tidak mau itu terjadi," jawab Rafka sambil menatap Adinda lekat.
Terima kasih ❤️
Sok yang mau komen:)sok atuh.
Komen aja:)aku dengerin kok. Apa aja yang kalian komen aku terima. Agar aku bisa tau di mana letak kesalahan aku. Biar aku juga bisa menyusuaikan diri sama kalian:)Jangan lupa vote nya😊 memberi vote berati kalian menghargai cerita ini, cerita yang aku buat. Dan cerita ini layak. Memberi vote ga bayar kok hehehe.
Maaf jika masih ada kesalahan. Aku akan revisi kembali.
Terimakasih
Siska 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/228988319-288-k944531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga yang Di Rindukan
Fiksi Umum🚫DiLARANG PLAGIAT! 🚫 JIKA ADA KESAMAAN TOKOH. MOHON MAAF BUKAN DI SENGAJA. "aku tidak akan pernah mencintaimu! karena pacarku lebih cantik dan semperna! ucap rafka tanpa memperdulikan perasaan adinda yang begitu sakit mendengarnya. adinda gadis...