Siang itu Erwin resah sekali sehingga ia tidak fokus untuk mencari pekerjaan.
Seharian Erwin browsing internet tanpa tujuan dan akhirnya karena bosan ia mematikan laptopnya, membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
"Prim" bisik Erwin dan Erwin mencium sisi ranjang yang samar-samar masih berbau kayu cendana....
Sore itu dengan malas Erwin keluar makan diajak Edo, teman kostnya.
Ketika melewati warung pecel lele, hampir saja Erwin memasukinya tetapi Edo menarik tangannya untuk pergi ke warung Tegal di sebelah depan.
"Gue pengen ke warteg aja" kata Edo sehingga Erwin mengikuti sohibnya itu.
Tak terasa Erwin menarik nafas dan menggelengkan kepalanya dan sepertinya Edo dapat melihat hal ini kalau Erwin sedang gundah sehingga Edo berusaha untuk bercanda untuk menetralisir perasaan Erwin yang resah.
"Lo kenapa win?"
"Ah engga napa-napa" jawab Erwin.
"Lagi jatuh cinta emangnya?"
"Kek kucing mao kawin lo" ledek Edo sehingga membuat Erwin nyengir gaje...
"Kepo loh, emangnya lo keluar masuk lobang tiap hari...lo ga takut ngebuntingin anak orang?" balas Erwin mendadak meledek kawannya.
"Ya kalo kejadian apa boleh buat...iseng-iseng berhadiah, suka sama suka bro" jawab Edo enteng.
Baru saja Erwin pengen ngelanjutin ucapan Edo; dari celah-celah tenda, tiba-tiba dilihatnya Prim melintas di di depan dan sepertinya Prim menoleh tersenyum hangat kepadanya.
Seperti tersihir, Erwin balas tersenyum bahkan langsung bangkit berdiri..
"Coi...mau kemana lo, oiii?" tanya Edo heran melihat Erwin seperti orang kesambet.
"Ng...temen gue nunggu di depan" kata Erwin dan buru-buru ia mengeluarkan uang memberikannya kepada Edo.
"Tolong bayarin ya bro" kata Erwin.
"Sip" balas Edo sambil tersenyum sumringah karena ia akan makan dobel apalagi gratis.
Erwin cepat-cepat keluar dari warteg dan dilihatnya Prim dengan sabar menunggunya.
Senyum gantengnya menghias wajah Prim yang tampan sehingga membuat hati Erwin berdebar-debar.
"Pa kabar, da makan?" tanya Erwin basa-basi.
"Sudah selesai makannya?" tanya Prim
"Belum, abis liat kamu aku buru-buru keluar..." jawab Erwin.
"Kenapa kok buru-buru?" tanya Prim menggoda.
Erwin tergugu gak tau mesti jawab apa sampai dengan spontan ia menjawab..
"Aku gak mau kamu tunggu terlalu lama" begitu jawab Erwin lugu sehingga membuat senyum di wajah Prim melebar.
"Kangen?" tanya Prim dengan pandangan menggoda sehingga membuat Erwin mengangguk tanpa terasa kemudian Erwin merasa dirinya bodoh banget....
Tangan Prim disampirkan ke pundak Erwin dan mengajaknya berjalan...sampai akhirnya tibalah mereka ke tempat kostan Erwin.
Entah mengapa setiap kali bersama Prim, Erwin merasakan jantungnya berdentam kuat.
Melihat Prim, bersama Prim seolah-olah membuat dirinya tersihir dalam efek magis yang kuat.
Efek tersebut menarik seluruh fokus panca inderanya, bahkan adik kecil di selangkangannya menegak kuat dengan sumringah.
Harumnya kayu cendana memabukkan dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Istimewa
HorrorErwin yang baru saja patah hati tak sengaja bertemu dengan seorang lelaki yang mengajaknya berteman. Lama kelamaan hubungan mereka semakin intim sampai akhirnya Erwin menemukan kejanggalan dari lelaki istimewa yang menjadi kekasihnya itu. Ini adalah...