Di atas foto Erwin
Hilda memandang anak semata wayangnya yang telah beranjak dewasa.
Erwin tampak ganteng mirip bapaknya, lelaki yang menghamili Hilda kemudian menghilang begitu saja tanpa jejak sewaktu mereka masih SMA.
Sekarang usia Hilda baru 34 tahun sedangkan Erwin sudah 18 tahun meskipun demikian tubuh Hilda masih tetap sintal dan wajahnya masih cantik.
Setelah memiliki Erwin, Hilda kabur ke Jakarta.
Dengan bantuan tantenya sendiri yang menjadi seorang muncikari; Hilda menjadi pelacur kelas tinggi.
Tanpa pendidikan dan tanpa kepandaian berarti, Hilda mengandalkan kepribadiannya yang menarik serta tubuhnya yang sintal untuk menghidupi dirinya dan anaknya yang semata wayang itu.
Setelah lebih dari lima belas tahun di dalam profesi seperti ini sebenarnya Hilda sudah merasa bosan dan jenuh.
Tawaran untuk menjadi perempuan simpanan sudah banyak ditujukan kepadanya tetapi mengingat kehadiran Erwin bersamanya selalu membuat Hilda menolak.
Sampai suatu saat Hilda tidak dapat lagi menolak rayuan Hans yang sudah lebih dari lima tahun mengajaknya untuk hidup bersama.
Hans bahkan mau menerima Erwin untuk menjadi anak tirinya.
"win, mama jadi kawin sama om Hans" kata Hilda kepada anaknya.
"Ng...mama yakin?" tanya Erwin sambil memandang mamanya dengan pandangan mata bertanya-tanya.
"Mama hamil" jawab Hilda pendek.
"Anak om Hans? Apa dia tau?" Erwin memberondong mamanya dengan rasa agak kuatir dan mamanya dapat merasakan hal ini.
Hilda menggenggam tangan anaknya dan mereka berdua berbicara saling memandang seakan-akan hendak saling menyelidiki isi hati masing-masing.
"Ya...dia tau karena itu dia ajak mama kawin" jawab Hilda dengan tersenyum lemah.
"Ya udah mama ikut dia aja" kata Erwin sehingga membuat Hilda lega.
"Kamu ikut mama ya?" rajuk Hilda tetapi anaknya menggeleng.
"Erwin mau tetap di Jakarta...tapi Erwin mau kost, gak mau tinggal sama tante Mul yang genit" kata Erwin.
"Kamu suka om Hans?" kata Hilda lembut dan air matanya menitik tetapi Hilda dengan cepat menghapusnya karena ia tidak mau dilihat anaknya bahwa ia menangis.
"Hah?" sepasang mata Erwin membelalak, jantungnya berdebar keras...dan untuk menutupi kegelisahan hatinya Erwin setengah membentak...
"Erwin cuma mau hidup sendiri, belajar mandiri kan Erwin da gede"
"Dan Erwin nyadar kalau mama berhak untuk mendapatkan kebahagiaan..." kata Erwin dengan suara tenang sambil berusaha menyembunyikan perasaan hatinya... dan sedetik kemudian Erwin menyambung perkataannya.
"Dengan umur mama yang da segini; mama beruntung dapat orang yang masih pengen sama mama" kata Erwin dengan tulus dan mamanya langsung mengerti.
Sejenak Hilda berpikir akan Hans, akan rumah tangga mereka yang baru akan dirajut...sepertinya Erwin ada benarnya...
Hilda tersenyum kecut dan memandang anaknya tanpa berkata-kata sambil merengkuh Erwin ke dalam pelukannya...
Hilda merasa dadanya sesak sekaligus bangga akan anaknya yang telah berpikiran dewasa.
"Mama bakal kehilanganmu sayang tapi mama ngerti...kamu gak begitu suka sama tante Mul, lebih baik kos" kata Hilda akhirnya.
Hubungan mereka berdua sangat akrab dan mereka terbiasa berbicara apa adanya bahkan terkadang terlalu blak-blakan...
![](https://img.wattpad.com/cover/237265373-288-k685217.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Istimewa
TerrorErwin yang baru saja patah hati tak sengaja bertemu dengan seorang lelaki yang mengajaknya berteman. Lama kelamaan hubungan mereka semakin intim sampai akhirnya Erwin menemukan kejanggalan dari lelaki istimewa yang menjadi kekasihnya itu. Ini adalah...