Cp. 7

686 41 1
                                    


Jatuh cinta, lagi.


Soonyoung mengambil tangan Jihoon, mengamati dengan teliti jari jemari mungil nan cantik milik kekasihnya itu.

"Aku ingin terus menggenggamnya"

"Jarimu cantik sekali" ucap Soonyoung diikuti dengan rasa basah dijari telunjuk Jihoon.

"Ya apa-apaan kau Soonyoung" Jihoon kaget setengah mati saat merasakan hangat di jarinya. Soonyoung memasukan jari Jihoon kedalam mulutnya, mengemutnya seakan-akan sedang memakan permen.

Kini keduanya tengah bermalam di ruangan dengan penerangan remang berwarna biru dan lampu LED tulisan 'woozi's room' tertancap di dinding atasnya. Awalnya hanya Jihoon saja yang akan menginap di studionya namun, tiba-tiba kedatangan seseorang yang tidak diundang. Kwon Soonyoung. Ingin menemani kekasih manisnya itulah alasan Soonyoung berada disini.

Tidak ada pekerjaan penting yang dilakukan Jihoon di studionya sekarang. Memang sudah kebiasaan Jihoon untuk tinggal di studionya yang sudah menjadi rumah keduanya itu walaupun di hari-hari biasa.

"Aw sakit soon, lepaskan" Jihoon memberontak kala merasakan sakit dijarinya karena Soonyoung dengan sengaja mengigit gemas jari telunjuk Jihoon.

Soonyoung hanya tersenyum "hehehe maaf, habisnya gemas sekali jarimu"

Beru beberapa detik Jihoon bernapas lega namun diputuskan oleh Soonyoung karena dalam sekejap pria yang tubuhnya lebih besar itu telah memerangkap tubuh mungil Jihoon yang sedari tadi masih terduduk di kursi kebanggaannya.

Wajah keduanya sangat dekat bahkan ujung hidung keduanya sudah bersentuhan. Hembusan napas keduanya bercampur menjadikan satu. Soonyoung bisa melihat pantulan dirinya di manik hitam legam milik Jihoon. Begitu sebaliknya.

"I want to hear your screams and sighs calling my name. Kwon Jihoon"

Biasanya ketika mendengar marganya di ganti, Jihoon akan marah membentak Soonyoung, namun malam ini entah mengapa dia menyukainya. Mungkin karena suasana yang mendukung dan Jihoon tengah rindu panggilan itu.

Semburat merah jambu merambat naik menuju pipi Jihoon, intensitas degupan di dadanya bertambah cepat.

Jihoon jatuh cinta. Jatuh cinta dengan Soonyoung untuk kesekian kalinya.

Semua pemikiran Jihoon dipaksa berhenti kala kecupan hangat di rasa oleh Jihoon. Soonyoung mengecup bibir Cherry Jihoon dengan lembut, menyiratkan kasih sayang yang mendalam.

Diusapnya halus surai hitam milik Jihoon, perlahan sang empunya membuka mata dan langsung disuguhi dengan manik mata teduh Soonyoung. Tautan di bibir keduanya masih menyatu. Perlahan tapi pasti Soonyoung memperdalam cumbuannya itu dalam keadaan keduanya masih beradu tatap. Kabut nafsu sudah mendominasi. Soonyoung membalikkan posisi mereka, saat ini Soonyoung yang terduduk di kursi dan Jihoon yang berada di pangkuan Soonyoung. Tangan Jihoon sudah mengalung erat di leher sang kekasih.

"Hah" tautan itu terlepas menyisakan sehelai Saliva yang membentang dari bibir keduanya, entah milik siapa.

Tangan Soonyoung membingkai wajah bersemu Jihoon seraya mengusapnya "Aku beruntung memilikimu, hampir sempurna yang kulihat dari dirimu. Jika boleh egois, aku tidak ingin kau dimiliki siapapun. Hanya aku saja yang boleh memilikimu"

SoonHoon little storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang