Prolog

61 17 0
                                    

Ssssssssssttttt

Di sebuah ruangan yang remang-remang beberapa orang yang mengenakan jubah berkumpul.

Bau kemenyan menyeruak di mana-mana. Asap-asap halus berterbangan. Aura mistis sangat terasa di ruangan ini. Terlebih saat sebuah patung berbentuk lucifer bersinar dikelilingi oleh api di pinggir-pinggirnya.

Semua sesajen lengkap telah terhampar di atas lantai, mulai dari bunga-bunga, telur ayam, ayam hitam, darah, sampai bangkai ular yang tergantung menambah kehororan suasana.

Lilin-lilin ditaruh di sudut-sudut ruangan dan di sudut-sudut kumpulan sesajen yang menghampar di atas lantai. Ruangan luas yang aslinya berwarna putih itu kini terasa gelap.

Seorang pria berpakaian rapi dan berkelas sedang menjelaskan sesuatu pada beberapa orang di sana.

Ada laki-laki dan ada juga perempuan. Wajah mereka terlihat serius mendengarkan ucapan pria berbadan subur itu.

"Saya bayar mahal kalian semua, tolong jaga baik-baik rahasia ini! Mengerti?"

"Siap, Pak," jawab seseorang yang mengenakan jubah hitam itu, sedang yang lain hanya mengangguk.

"Bersikaplah seolah-olah semuanya baik-baik saja, jangan menampakkan prilaku yang mencurigakan!"

"Baik, Pak."

"Setiap malam purnama tiba, kita akan mempersembahkan tumbal perawan pada pemimpin kita. Di hari-hari biasa usahakan mendapat satu tumbal. Kalau lebih semakin baik."

"Siap, Pak."

"Jangan sampai kita gagal mempersembahkan tumbal perawan di malam purnama! Kalau sampai gagal, kalian yang harus membayarnya!"

Semua orang yang berjubah hitam itu mengangkat wajahnya.

"Ma-maksud Bapak?" tanya seorang wanita.

"Kalian yang akan menjadi tumbalnya."

Semua dari mereka terbelalak dan saling melirik satu sama lain, namun cepat-cepat mereka menundukkan pandangan. Pria yang menjadi bos mereka ini terlalu seram untuk dipandang.

"Kita akan memulainya besok. Kalau semua persembahan ini lancar maka perusahaan saya akan semakin maju. Dan kalian juga yang akan menikmatinya. Saya janji akan memberi kalian bonus yang fantastis."

Orang-orang di sana kini tersenyum lebar setelah mendengar hal yang menyangkut tentang uang.

"Jadi ..., kerjakan perintah saya sebaik-baiknya!"

Bos itu membagikan pada anak buahnya amplop yang cukup tebal. Acara malam itu mereka akhiri dengan meminum darah. Beberapa dari mereka terlihat ingin muntah karena baru pertama kalinya melakukan hal yang menjijikkan itu.

Vote, coment, lanjut ....

Saya senang kalian senang ....

TERKURUNG [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang