Kepergianmu

59 6 18
                                    

Hayy semuaaa!! Aca back nih, gak ada sambutan apa?🤔 aku kangen bangett sama kaliann semuaa xixi, maaf baru bisa up yah , happy reading guys☺

*****

Vanesa melepas pelukan eratnya, dia menatap neneknya dalam dan menyeka air matanya.
"Ca kamu jangan nangis, nenek gapapa ,nenek baik-baik aja" bohong neneknya agar cucu kesayangannya ini tidak menangis lagi
"Bagaimana keadaan arland?" Tanyanya, vanesa semangkin menangis mengingat arland yang masih belum sadarkan diri sampai sekarang
"B-bang arland udah baikan nekk hiks, kata bang al tinggal nunggu dia s-siuman aja nek" Jawabnya terbata karena isakan tangisnya

"Jangan menangiss , dia akan pulih secepatnya. Jagoan nenek yang satu itu gak mungkin gampang menyerah dalam perangnya. Anggap saja dia sedang berperang dengan dirinya sendiri saat ini ca, jika ia sudah memenangkan perperangan dia akan kembali bukan? Lagian dia belum memenuhi janjinya untuk menemui nenek dan mengantarkan nenek ketempat terakhir nenek" Ucapnya dengan senyum yang getir menahan tangisnya

"Nenek jangan bilang gitu! Eca gak sukak nek! Bang arland akan sembuh begitu juga nenek! Hiks hiks.."
"Ecaa denger nenek baik-baik. Nenek sudah tua, dan nenek sudah sangat merindukan allah ca. Dan jika nenek tiada kelak itu tandanya allah juga udah merindukan nenek. Setiap orang pasti akan bertemu sama tuhannya masing-masing kelak dan meninggalkan orang-orang yang dia cintai di dunia ini."jelasnya mengelus pipi eca dan menghapus air mata cucu nya itu. Vanesa tidak tau harus mengatakan apa, dia hanya bisa menangis karna apa yang dikatakan neneknya ini benar.
"Ca, apa nathan sudah datang?"tanyanya dan vanesa hanya membalas dengan gelengan kecil. Neneknya pun menghela nafas pendek dan tersenyum kecut.

"Nenek rindu dengan nathan. Sudah lama dia tidak mengunjungiku. Dia hanya menelepon menanyai kabar kami,dan tidak pernah ingin menemui kami. Katanya dia malu untuk menunjukkan wajahnya sama kami terutama kamu ca. Boleh nenek minta sesuatu sama kamu?"tanyanya dengan suara yang bergetar, ya dia sedang menangis saat ini. Vanesa membalasnya dengan anggukan dan mengeratkan genggaman tangannya ditangan neneknya

"Maafkan lah nathan ca. Nenek tau dia bersalah tapi dia sedang tidak sadarkan diri saat itu dan dia juga sangat menyesalinya ca, b-berbaikanlah dengannya"pintanya

"Nek eca memang kaget dengar kabar itu tapi eca gak pernah marah sama bang nathan karena itu, eca udah maafin bang nathan , hanya saja eca marah sama dia karena dia ninggalin eca gitu aja dan gak ada ngasih kabar sama sekali sama eca setelah kepergiannya nek hikss , begitu jahatnya bang nathan gak mau menghubungi eca yang udah menunggu dia selama ini hikss"tangisnya pecah lagi karena mengingat nathan yang tidak memberi nya kabar sama sekali

"N-nanti kalau dia  kemari tolong berbaikan, kamu bisa marahin dia sepuasnya ca ,gak papa kamu boleh mukul dia juga asal kalian berbaikan. Nenek mau kalian semua akur dan hidup bahagia kaya dulu. Nenek mohon jaga diri kalian baik-baik. Nanti cari laki-laki yang sangat menyayangimu dengan tulus dan tidak kasar kepadamu. Jika telah menemukannya beritahukan kepada nenek dimanapun nenek berada nanti. Nenek-"tiba tiba saya nenek merasa sesak didadanya dan menjadi sulit berbicara

"Nekk kenapaa?? PA!MA! BANG! PANGGIL DOKTERR!!"teriaknya memanggil mereka yang diluar dan memencet tombol yang berada diatas ranjang neneknya , marcell langsung berteriak memanggil dokter dari luar lalu mereka masuk kedalam

"Nekkk"lirihnya gemetar , ia semangkit erat menggenggam tangan neneknya yang sudah keriput. Ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis yang akan sangat pecah

"C-caaa ke-marilah, a-ku mau m-emel-ukmu"ujarnya terbata-bata karena menahan sakitnya. Eca langsung memeluknya dan menciumi neneknya itu

"DOKK!! CEPAT KEMARII, BODOH!!" Teriak marcell kesal karena dokter tidak datang juga


"Nenek ikutin eca yaaa" Perintahnya kepada sang nenek dan dibalas anggukan kecil dari neneknya
"Asyhadu an laa" Ujarnya
"A-asyhadu an laa" Ucap neneknya terbata-bata mengikuti eca yang berada dipelukannya itu
"Illaha illallah"
"I-llaha il-lallah"
"Waasyhaduanna"ucapnya dan diikuti lagi oleh neneknya
"Muhammadar rasulullah"
"Mm-muhamm-adr r-rasullallah"ucapnya lalu memberi senyuman terbaiknya kepada eca dan keluarganya. Eca mencium kening neneknya, ia merasa pelukan neneknya mengendor dan ya neneknya telah menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan eca.

Eca terdiam tidak percaya dipelukan neneknya. Lalu ia tersadar bahwa neneknya benar-benar telah meninggalkan mereka. Tangisnya pecah, ia mengeratkan pelukannya dan menggoyang-goyangkan tubuh neneknya lalu ia berteriak "Bangunlah nekk!! Ayo bangunnn!!! Aaaaaaaaa!!!" Teriaknya frustasi. Tubuhnya melemas, ia terduduk dikursi yang ia duduki tadi saat berbicara dengan neneknya. Ia menatap mamanya yang sudah terisak dalam pelukan papa yang juga menangis , lalu ia lihat marcell yang terdiam menatap wajah mamanya yang sudah tiada sambil meneteskan air matanya. Eca bangkit menghampiri marcell lalu memeluknya eratt menangis didada marcell. Ia masih terdiam menatap mamanya lalu ia melepas pelukan eca. Eca pun memeluk kakeknya yang sudah duduk di sofa sambil menangiss terisak kehilangan sang istri tercinta.

Marcell menghampiri ranjang mamanya dan memegang pipinya. Ia ambruk memeluk sang mama. Tangis nya pecah. Ia berkali-kali mencium wajah mamanya lalu menendang lemari kecil yang ada disana dengan kuat.
"BANGUNLAH MAAAAA!! Marcell gak mau kehilangan mama! MAMA BILANG MAMA AKAN HIDUP SAMPAI MARCEL MENIKAH DAN BERKELUARGA BUKAN?! MANA BUKTINYA MA? MANAA?!!! Hiksss hikss.. maaaa marcell butuh mama.. bangunlahh" Marcell memegangi kepalanya dan menjambak rambutnya frustasi.
Pintu terbuka dan menampakkan dokter dan seorang suster di sampingnya. Emosi marcell meluap, ia bangkit menghampiri sang dokter dan langsung memukulnya keras sampai sang dokter tersungkur kebelakang

"SIALAN! KENAPA KAU BARU DATANG HAA?!! APA KERJAMU SAMPAI BARU SEKARANG DATANG?! KAU TELAH MEMBUAT MAMAKU MENINGGAL DUNIA BANGSAT!!" Teriaknya yang masih tetap memukuli dokter itu sampai babak belur. Rizky mencoba menarik marcell tapi tetap tidak bisa karena marcell sangat emosi dan tidak bisa ia lepaskan

"Berhentilah marcell! Kau bisa membunuhnya!!"bentak rizky
"BIARKAN DIA MATI SEPERTI DIA YANG TELAT DATANG DAN MEMBUAT MAMA MENINGGAL!!" Ujarnya sambil memukuli sang dokter lagi. Lalu ia berhenti dan menatap suster yang ada disebelahnya. Ia berjalan mendekat namun rizky segera menariknya lalu melintirkan tangan marcel kebelakang tubuhnya "Lepaskan!! Akan kuhabisi mereka semua!!"ujarnya memberontak namun rizky tetap menahannya sekuat tenaga.

"Tenanglah. Disini bukan hanya kau yang kehilangan tapi kami juga. Kau lihat papa dia sudah sangat terpuruk. Jadi tolong tenang!" Bisiknya ditelinga marcell, marcell pun melihat papanya dan menyentakkan tangannya membuat rizky melepaskannya. Marcell menghampiri papanya yang sudah duduk di samping sang istri sambil menggenggam tangannya erat, ia menciumi tangannya.

"Paa" Panggilnya lirih. Budi pun langsung membalikkan badannya dan memeluk sang putra bungsunya. Ia menangis di pelukan sang putra
"Tenanglah marcell. Mamamu tidak akan bahagia disana jika kau seperti tadi, bukan dokter atau pun susternya yang bersalah, namun memang ini sudah menjadi ajal nya untuk meninggalkan kita" Ujarnya membuat marcell mengangguk kecil dan lebih tenang, ia pun mengeratkan pelukannya


*****

Maaf aku jarang banget up cerita, soalnya kemaren aku sempat hiatus and aku moodyan, jadi maaf banget
Makasih buat kalian yang masih stay buat baca,vote and comenr cerita aku♡, i love you so much guys💛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang