Grandmaa

71 14 2
                                    

Yuhuuuu i'm backk bebe~
Apakabar kalian? Semoga baik-baik aja yaa!
happy reading

*****

"bang tadi abang mau bilang sesuatu kan ya?" tanya eca kepada marcell saat berada di rumahnya
"ehh iya ca ,yaallah lupa abang"ucapnya menepuk dahinya pelan
"ihh bang marcell udah tuaa jadi pelupaa haha"ejeknya
"ihh masih muda gini udah dibilang tua ajaa, lagian ya ca gantengan lagi abang dari pada abang-abang kamu"
"pd sekalii andaaa pak marcell"
"hahahahaha aneh banget kalau kamu yang manggil abang bapak"
"bapak marcell pratama ahayy hahaha"ejeknya,lalu mereka tertawa bersama

"uda ahh bang, gimana abang mau ngomong apa?" tanyanya, marcell pun mengubah raut wajah yang serius
"dihh serius amat tuh muka kaya mau ngungkapin perasaan ke cewek aja haha"ejeknya
"ini penting ecaaaaaaa"ujarnya mencubit hidung eca pelan
"ihh jangan gituu bang ih!"
"iyaudaiyaudaa ini serius nih seriuss"
"iyaa apaan yaallah dari tadi gak ngomong-ngomong"ujarnya memutar bola matanya dengan malas
"mama sama papa kamu pergi ke amerika karena nenek sakit ca"ujarnya
"Ha?! Sakit apaa bang? Kok eca gak dikasih tau sih?!"sahutnya terkejut
"nenek terkena serangan jantung ca"ujarnya dengan tatapan sendu

"jantung? Sejak kapan nenek punya serangan jantung? Bukannya nenek gak punya penyakit jantung ya bang?"
"iya ca memang selama ini gak punya"jawabnya
"lah terus kenapa nenek tiba-tiba kenak serangan jantung bang? Karena apa?"tanyanya dengan wajah khawatir
"nenek terkejut saat mendengar kabar arland ca,apalagi dengan luka-luka  yang ada di badan arland"
"luka di badan arland?"
"iyaa ca ,nenek tauu kalau luka tusukan yang ada di dada dan perut arland itu bukan karena berantam tapi ada orang yang sengaja melakukannya ke arland"jawabnya, eca menegang seketika, ia sangat terkejut karena ia sama sekali tidak mengetahui luka itu.

"t-tusukkan? Di dada sama perutt? Sengaja?"tanya eca dengan keterkejutan serta mata yang berkaca-kaca, terlihat sekali dia sedang menahan tangisannya
"iya caa ,kamu kenapa nanya gitu ke abang ,kamu udah tau kan?"tanya marcell heran, eca mendengus pelan
"heh eca gak tau bang, sama sekali gak ada yang ngasih tau eca kalau ada luka tusukan di badan bang arland, bang al cuman ngasih tau kalau bang alvino gak kenapa-napa ,dia baik-baik ajaa bang, hikss kenapa gak ada yang ngasih tau eca keadaan bang arland sih? Hiks hiks"ujarnya dengan tangisan, marcell terkejut mendengarnya all gak ngasih tau eca?apa memang sengaja gak ngasih tau biar eca gak terlalu khawatir? Pikirnya

"heyy caa, jangan nangis hmm, tenang duluu, arland memang udah dalam keadaan membaik kok caa hanya saja dia belum sadar dari koma nya"ujarnya menenangkan
"tapi kenapa gak ada yang ngasih tau eca tentang luka itu bang?"
"ecaa yang lainnya gak mau ngasih tau ke kamu pasti punya alasannya ,dan mungkin itu yang terbaik buat kamu"
"terbaik apanya bang? Arland itu abang eca, masa iya eca gak perlu tau?"
"alvino dan yang lainnya gak ngasih tau kamu biar kamu gak terlalu khawatirr eca , apalagii dengan melihat keadaan kamu kemaren ,itu sangat tidak mungkin Mereka bilang ke kamu eca bahkan abang juga gak bakalan ngasih tau kamu."
"terus kenapa abang bilang ke eca sekarang?"
"karna abang kira kamu sudah tauu ca ,maaf bangett ca abang ngasih tau kamu soal ini disaat kaya gini"
"abang gak salah kok bang"ujarnya memeluk marcell

Tring tring... Handphone marcell berdering, ada seseorang yang meneleponnya, ia langsung mengangkatnya
"hallo assalamualaikum"sapanya
"kesini sekarang."
"kenapa bang?"
"GUE BILANG KESINI SEKARANG!!" marcell terkejut karena seseorang berteriak kepadanya dari telpon "ajak eca dan alvino juga kalau bisa"
"iyaa bang"ujarnya lalu mematikan sambungan telpon tersebut

*****

"bang ini kita mau kemana sihh?"tanya vanesa karena sedari tadi marcell hanya diam dengan muka yang khawatir. Vanesa dan marcell sudah berada dibandara sekarang , ya mereka hanya berdua saja,alvino tidak bisa ikut karena menjaga arland di rumah sakit
"kita ke Amerika ca"
"ha? Ngapain? Kita gak bawa barang apapun loh ini bang, kita gak ada persiapan"
"abang gak tau kenapa,tapi kita harus kesana sekarang, ini penting ca"ujarnya dengan menekan kata 'sekarang' dan 'penting' . Vanesa tau saat ini marcell sangat cemas dan khawatir, ia memilih diam dan mengikuti marcell kemana pun ia pergi
"ayoo ca"ajaknya. Mereka berdua pun menaiki pesawat pribadi milik keluarganya agar sedikit cepat katanya.

Sesampainya di amerika mereka langsung menuju ke alamat rumah sakit yang dikirim oleh rizky tadi.
"bang mama kenapa?"tanyanya langsung setiba sampai didepan ruangan ICU yang ditempati oleh mamanya. Rizky memeluknya dan menepuk-nepuk pundak adiknya itu
"kenapaa bang? Jawab"tanyanya lagi namun tidak ada jawaban sama sekali

"maa ini kenapa? Nenek gak papa kan? Mama kenapa nangiss?"tanya vanesa kepada mamanya yang sudah menangiss, namun sama aja tidak mendapat jawaban ,mamanya hanya menangis sambil memeluknya

"Paa kenapa?"kini marcell menanyakan kepada papanya yang sedari tadi duduk diam dan memandang kosong ke arah depan
"masuk cell. Kamu juga sayang, dari tadi dia manggilin nama kalian"suruhnya. Marcell dan vanesa pun mengangguk lalu marcell masuk kedalam ruangan, sedangkan vanesa masih diluar menunggu giliran sambil melihat marcell yang menangis tersedu-sedu didalam sana. Ada apa? Kenapa? Entahlah vanesa sangat bingung apa yang terjadi sekarang. Tak lama kemudian marcell keluar dari ruangan dengan wajah yang sangat merah akibat tangisannya.

"ayo masuk ca ,temuin nenek kamu"ujar rizky, vanesa pun masuk kedalam dengan perasaan yang sangat tidak enak

"assalamualaikum nek"sapanya mendekati sang nenek yang sudah melihatnya dengan mata yang berjaca-kaca dan tersenyum bahagia
"waalaikumsalam"jawabnya. Vanesa menyalaminya lalu menciumnya, setelah itu ia duduk disebelah ranjang neneknya. Ia terdiam melihat wajah pucat neneknya, ia tidak tau harus mengatakan apa ,tapi sungguh ia sangat takut sekarang ini. Ia takut kehilangan sosak wanita yang sangat ia cintai.
"are you okey?"ia menanyakannya dengan nada pelan yang dibalas anggukan kecill dari neneknya.
"bohong."ujar vanesa menahan tangisnya "kalau nenek baik-baik aja kenapa nenek tertidur lemas disinii? Nenek gak mau meluk eca kah? Eca rindu pelukan nenek, will you hug me?"tanyanya dengan lirih, suaranya mengecill menahan tangisan
"sini sayang"jawab neneknya membuka kedua tangannya lebar ,vanesa tertawa kecil lalu memeluk sang nenek penuh cinta
"nenek kenapa?"tanyanya dalam dekapan hangat neneknya

"i want to talk with you baby"
"of course whenever i can, grandma'' ia melepaskan pelukan lalu menatap wajah neneknya. Ia mengusap lembut pipinya
"Nenek sayangg banget sama kamu, kamu jaga diri baik-baik ya, jangan asal dalam bertindak, selalu rajin ibadahnya  rajin belajarnya, nanti suatu saat kalau kamu menemukan seorang pria yang mencintai kamu dengan tulus kamu perkenalkan sama nenek ya, jagain arland dan alvino juga jangan nakal, nenek titip kakek kamu juga ya, dia suruh jaga kesehatannya jangan terlalu kecapean" ucapnya dengan lirih , air matamya menetes begitu juga dengan vanesa yang sudah terisak
"Why you say like that? You know that i don't like it"
"Kamuu satu-satunya princess yang nenek punya ,jaga diri baik-baik. Kamu sangat berharga" vanesa langsung memeluk neneknya dengan eratt, ia menangis dalam pelukannya.

*****

Maaf kalau masih banyak typo dan kosa kata yang kurang jelas ataupun alur yang kurang menasikkan
Maaf juga jarang up karena lagi sibuk hehe
Ditunggu kelanjutannya ya

VANESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang