sampai kapan?

68 20 5
                                    

yuhuuu i'm backk~ happy reading guys

*****

pagi telah tiba, tiga remaja sedang tertidur diruangan yang penuh dengan bau obat-obatan. Ya alvino dan vanesa memang memutuskan untuk menginap dirumah sakit sedangkan veronika dan rizky sudah pulang dari kemaren malam. Vanesa masih setia menemani arland disampingnya. Ia tertidur dikursi sambil memeluk abangnya yang tertidur lemah dengan alat bantu pernafasan. ia sangat berharap ketika  bangun dari tidurnya ini semua mimpi atau setidaknya arland sudah kembali sadar dari tidurnya. Tapi apa yang bisa ia perbuat jia tuhan berkehendak lain tidak sesuai dengan harapannya. Ia terbangun dan menatap abangnya dengan sendu. Lagi dan lagi air matanya jatuh dari kedua mata yang sudah menyembab dari kemaren malam. Ia menahan agar tidak menangis lagi , ia menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara tangisan, namun nihil. Itu gagal. Suara tangisannya tetap keluar

"b-banggg bangun dong uda pagi nih"lirihnya pelan. Ia mengusap lembut pipi arland dengan tangannya yang gemetar "ecaa kangenn. Abang gak kangen eca bangg?"suaranya semangkin memelan. Ia merundukkan kepalanya, jujur ia tidak sanggup melihat arland seperti ini. Tiba-tiba ada seseorang yang mengusap belakang kepala vanesa dengan lembut.

"bang arland"ujarnya semangat mengangkat kepalanya melihat arland. Ternyata bukan arland namun alvino. Mata vanesa menyorotkan kekecewaan. lagi dan lagi harapannya tidak terjadi

"pagii caa , pagiii land"ujarnya menatap wajah vanesa lalu menatap wajah kembarannya. " ca kamu pulang dulu sana, mandii yang bersih, nanti baru kesini lagi, biar abang yang jaga arland"ujarnya sambil tersenyum

"tapi bang"ujarnya ingin menolak
"gak ada tapi-tapian. Lihat tuh wajah kamu kaya belom mandi selama 2 abad. Sana udah ditunggui pak jojon dibawah,maaf abang gak bisa antar kamu ca"
"iya bang gak papa, eca pulang dulu ya"ujarnya lalu bangkit dan pergi dari ruang rawat arland. Alvino duduk disamping ranjang arland, ia menatap sendu kearah kembarannya ini. Bagaimana juga dia lah yang sangat sakit hati melihat kembarannya seperti ini, hanya saja dia tidak menunjukkannya kepada orang lain.

"woii, land bangun lah elah, betah banget lo tiduran kaya gini! Gak seru lo tidur mulu kaya kebo! Muka lo.juga jelek banget beda jauh sama gue yang ganteng"ujarnya lalu tertawa kecil

"tega lo lan. Tegaa banget lo sama gue.  Kita dilahirkan sama-sama lan,dibesarkan sama-sama, tapi disaat kaya gini kenapa lo doang yang merasakan lan? Kenapa gue gak. Lo gak asik ah ,lo gak kompak sama gue. Eca selalu bilang lo jagoan dia kan? Yauda ayok gue ajakin duel lo! Kalau lo jagoan lo harus bangun sekarang dan lawan gue! AYOO!!"ujarnya dengan mengepalkan kedua tangannya sampai menampakkan urat-uratnya. Rahangnya mengeras,muka leher dan telinganya memerah. Ia bangkit lalu memukul dinding kamar dengan keras. Dia melampiaskan semuanya pada dinding sampai tangannya mengeluarkan darah segar.

"Arrghhh!!"ujarnya kembali memukul dinding lebih keras. "BANGUN LO ANJING! BILANG KE GUE SIAPA YANG  BUAT LO KAYA GINI!" ujarnya dengan air mata yang mengalir begitu saja dipipinya. "lo gak pernah tau land ,gimana sakit hatinya gue saat dengar lo masuk rumah sakit. Gimana sakit hatinya gue saat ngelihat keadaan lo, gimana sakit hatinya gue-" isakannya kembali terdengar,dadanya sangat sakit. "sakit hatinya gue saat ngelihat mama,papa nangis karena ngelihat keadaan lo, apalagii eca. Dia terpukul bangett lan. Dia baru pertama kali ngelihat lo kaya gini! Lo uda bikin dia sakit hatii!! Bangun lo!"

"haha kaya orang gila gue lo buat lan"ujarnya menghapus air matanya dengan kasar
"sampai kapan lo bakal tidur kaya gini lan? Bangun dong land. Gue mau ngelihat kebobrokan kembaran gue. Gue mau ngelihat kembaran gue yang gagah berani. Gue mau ngelihat saat lo ngadu ke mama kaya anak kecil haha"ujarnya menertawakan kembarannya ini ketika sedang bersama mamanya .

VANESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang