1.

7 1 0
                                    

Ini tentang Lily gadis kecil berusia 15 tahun yang tinggal sendiri di sebuah rumah yg tak layak untuk di huni,ini tentang lily gadis kecil yang tak pernah meresakan kasih sayang orang tuanya,hidupnya begitu sulit untuk ia lalui, ia hanya tinggal seorang diri bagaimana bisa ia melaluinya tanpa ada yg membantunya.
Kadang ia ingin mengeluh pada sang kuasa tapi itu percuma karna ini memang sudah jalan takdirnya.

"Aduh Lily laper..."ujarnya sambil memegang perutnya yg terus berbunyi

"Masa iya Lily harus ambil di tong sampah lagi" Ujarnya kembali,memang ia sudah 4 hari ini ia mengambil makanan sisa di tempat sampah sebelum ini biasanya ia di beri makanan oleh tetangganya tapi 4 hari ini tetangganya tak lagi memberi makan kepada Lily entah apa alasannya mungkin kebutuhan tetangga itu juga sedang berkurang.

Kini Lily mengorek-ngorek sampah untuk mencari makanan sisa orang yang dibuang,meski semua orang berlalu lalang melawatinya sambil sesekali memperhatikannya dg tatapan rendah,meski begitu lily tak perduli dg semuanya ia hanya butuh makanan, yang bisa menganjal perutnya yang sudah minta diisi.

"Nah ini dia makanannya" Ujarnya dg senang saat menemukan makanan sisa bekas orang lain yg telah di buang,kadang ia berfikir kenapa orang itu tidak menghabiskan makanannya padahal makanan ini sangat enak sekali, kenapa malah di buang ini kan mubazir namanya, seharusnya mereka bersyukur di beri makanan lezat dan nikmat tapi mereka malah membuangnya,jika alasannya kenyang itu alasan sangat klasik tapi makanan itu kan bisa untuk nanti kalo kita lapar lagi menghemat itu kan lebih baik daripada menghambur-hambur kan.

"Uhmmm ini makanan lezat sekali,ini nama makanannya apa ya" Ujarnya senang sambil memperhatikan makanan tersebut karna ia tak pernah melihat jenis makanan yang sebenarnya namanya Pizza itu ia hanya mengetahui jenis-jenis makanan desa.

"Makasih ya tuhan... engkau sudah beri makanan pada Lily,sekarang Lily sudah kenyang"ujar lily mengusap perutnya sambil mengadah kan kepalanya ke atas.

Kemudian ia bernjak pergi ke sebuah toko kecil untuk sekedar membantu sang empu ia meminta pekerjaan pada Bu Uni sang punya toko dan bu Uni setuju meskipun ia tak tega karna melihat seorang bocah kecil yg bekerja tapi bagaimana lagi ini kemauan Lilly sendiri jadi ia tidak bisa menolak meskipun ia memaksa.

"Bu Uni Lily datang...." Katanya dg riang seolah tak ada beban kehidupan yg ia hadapi

"Loh Li tumben telat toh habis dari mana,itu baju kenapa bisa kotor begitu Li" Ujar bu Uni membrondong pertanyaan.

"Hehehe ini bu habis di tempat sampah tadi" Katanya cengegesan,memang Lily ini tidak bisa berbohong karna jika berbohong sedikit saja ia merasa bersalah pada dirinya sendiri makanya lebih baik ia jujur meskipun ia nanti dikasihani oleh bu uni sejujurnya ia juga tak mau dikasihani oleh orang lain karna itu akan membuatnya menjadi anak yg lemah.

"Ngapain Li?"tanya bu uni

"Ngga ngapa ngapain bu cuma nyari makanan hehehe Lily laper tadi" Ujarnya nyengir lebar

"Lah kenapa tadi ngga makan di sini aja si Li,di tempat sampah kan jorok banyak kumannya" Ujar bu Uni kesel tapi khawatir pada Lily

"Engga lah bu ngga papa"

"Li,Lily itu udah ibu anggap seperti anak ibu sendiri jadi Lily jangan sungkan saat minta sesuatu ke ibu ya Li" Ujar ibu Uni memegang pundak lily ngasih pengertian.

"Lily ngga enak bu sama keluarga ibu" Ujar Lily menunduk,pasalnya anak bu Uni kerap sekali menunjukan sikap tidak sukanya ke pada Lily jadi ia merasa tak enak hati padanya dan bu Uni makanya ia sungkan.

"Ngga papa Li jangan fi tanggapin kalo keluarga ibu ngomong apa-apa, namanya manusia itu saling menolong apa lagi Lily udah ibu anggap anak sendiri jadi jangan sungkan sungkan lagi ya Li" Ujar ibu uni tersenyum dan dibalas senyuman oleh Lily.

"Udah bu Lily mau beres -beres dagangan dulu ya bu ,lagian itu bu ada orang mau beli" Kata Lily sambil berlalu pada bu Uni

MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang