Namaku Melati, biasa di panggil mel. Aku tinggal di Panti Asuhan milik Ibu Sri ini, aku tinggal disini sejak masih umur 6 tahunan, aku sangat menyayangi Ibu Sri aku sudah menganggapnya seperti ibu kandungku sendiri.
Jika ada orang tua yang datang ingin mengadopsi anak aku selalu lari dan bersembunyi karna aku tidak mau, aku sangat menyayangi ibu panti aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri.
Aku sangat beruntung memiliki otak yang dibilang sedikit cerdas, aku tidak ingin merepotkan ibu jadi selama sekolah aku selalu mendapatkan beasiswa.
Aku sudah kelas 12 dan sekarang hari kelulusan aku.
Disini lah aku sekarang, di depan gerbang sekolah dengan memakai baju kebaya serta konde dan dibalut dengan baju toga tak lupa juga beserta topi kelulusannya, menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
Wajah yang sedari tadi ceria seketika menghilang setelah mendapat pesan nontifikasi dari handphone milikku.
Bisa kah kalian tebak pesan dari siapa?
Iya, betul pesan tersebut berasal dari orang yang aku tunggu sedari tadi
Mas Ananta :
Mel, saya tidak jadi datang ke acara lulusan kamu, karena teman lama saya tiba-tiba datang, kasihan jika saya tidak hadir ke acaranya, dia sudah jauh2 dari Amerika.
Happy Graduation, kamu mau minta apa biar nanti saya belikan.Aku segera membalas isi pesan dari Mas Ananta tersebut dengan perasaan sedikit kecewa tentunya
Melati
Iya tidak apa sudah, saya tidak minta apa2, maaf jika saya merepotkan Mas Anta.Bagaimana bisa coba dia yang salah aku yang meminta maaf. Ck dasarr
Itulah sifat Mas Ananta Damian Pratama
Hatinya sekeras batu dan sedingin es, gengsinya gede bangett, aku biasa manggil mas Anta karna simple aja gitu hehee
Dan bisa bisanya aku disuruh nikah sama dia, kelihatan gila sih orang aku nya masih umur 18 tahun dan baru lulus SMA sedangkan dia sudah berumur 27 tahun.
Aku mengenal Mas Anta, sejak kecil meskipun dia selalu mengacuhkan aku ketika diajak berbicara, sifat dinginnya ituloo, kenapa aku bisa kenal dengan dia? Karena orang tua nya salah satu donatur di panti asuhan kasih dia juga sering kesana dulu waktu kecil.
Ketika kita bertemu sering sekali kami bercekcok mengenai hal yang tidak penting. Tapi itu dulu pas waktu aku masih baru-baru di panti ini dan Mas Anta yang masih smp kelas 1. Setelah sekian lama dia tidak kesini ternyata dia melanjutkan pendidikan nya di luar negeri.
Dia kembali lagi untuk meneruskan pendidikan kuliah nya disini, sekarang dia menjadi CEO di salah satu perusahaan milik papanya.
Aku juga sangat dekat dengan papa Mas Anta yaitu Om Wira Kusuma, dia baik sifatnya jauh beda sama anaknya, kalau ibunya cenderung lebih banyak diam, aku sih tidak tahu, tapi sudah aku kira kalau dia sama sekali tidak suka padaku kelihatan banget dari tatapan sinisnya itu, emang aku salah apa sih.
Oiyaa kembali lagi denganku...
Setelah dapat pesan dari Mas Anta aku, langsung saja masuk kembali ke gedung sekolah
Tunggu kenapa aku seperti merasa kecewa, gaboleh Mel gaboleh ingat dia itu tidak cinta sama kamu dia terpaksa juga.
***
Malam yang sangat indah, sekarang aku duduk dibawah pohon di dekat panti, aku selalu kesini setiap malam menenangkan pikiran karena telah capek dan penat seharian sekolah
Aku menatap bintang sambil membayangkan setelah aku dapat pekerjaan nanti dan hidupku sudah mapan kira kira 9 tahunan lagi kalau boleh sih aku mau ada pria yang melamarku lalu kami menikah memiliki 2 anak yang lucu- lucu aduhh gemess bangett
Tapi aku tau semuanya itu hanya halu ku yang tidak mungkin jadi kenyataan.
"Ngelamun aja kesambet tau rasa kamu"
"Aduhh apasi mas siapa yang lagi ngelamun cobak" gila apa ini orang tiba-tiba main ngagetin untung aku nggak punya riwayat jantung cobak kalau punya
"Mas Anta ngapain kesini malam - malam" Tanyaku yang dibalas dengan tatapan tajamya, dari yang aku lihat sih mukanya emang kelihatan lagi sebel, ngapain sih kesini sambil masang muka juteknyaa itu.
Emang dasar jailangkung, datang tak diundang
"Ehhemm"
Ngapain sih kayak gitu, lagi kesereten apa gimana sih batinku
"Melati"
"Apa" jawabku dengan malas, asli aku gak abis pikir kenapa aku mau sih jadi calon istrinya dia kelak, padahal dia bukan kriteria aku sama sekali ya walaupun dia ganteng, tinggi, putih tapi sifatnyaa itu loo suka bikin naik darahh
"Saya sudah memutuskan untuk menikahi kamu besok" katanya sambil duduk dengan posisi yang sama seperti tadi
"Loh mas kok mendadak gini sih" Seketika langsung kaget dong aku, "kenapa secepat itu kemarin katanya nikah nya masih lama, gimana sih mas!" Tanyaku ngegas.
"Saya sudah siapkan semua kamu gausah banyak ngomong, kamu sama saya nikah dirumah saya" Katanya
"Kenapa sih gak bilang aku dulu, aku baru dua hari yang lalu loh mas lulus sekolah" balasku dengan penekanan yang cukup tegas, aku tidak ingin menikah dengan cepat seperti ini, bagaimana sih kenapa tidak sesuai rencana awal.
"Yasudah kalau kamu tidak mau, kamu mau papa saya meninggal cepat" balasnya sambil melihat ke arahku.
Bersambung....
Ini cerita pertama aku kalau ada typo bilang ya guys, jangan lupa vote dan komen ya supaya aku lebih semangat buat nulis hehee...
Alurnya maklumin aja ya soalnya emang masih belajar
Salam sayang❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
MELATI
RandomJANGAN LUPA FOLLOW Kunci kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan banyak hal, tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak dan penting (MarkMakson) Tetapi dari kutipan rentetan kata diatas a...