Bagian 2

938 85 5
                                    

Setelah memasuki kamar hotel,tetsuya hanya berdiri kaku dan bingung,sedangkan akashi terus memperhatikannya sambil duduk diatas ranjang berukuran king size.

Dilihat dari gelagatnya,akashi yakin bahwa tetsuya adalah orang yang polos dan belum pernah melakukan hal hal seperti ini.

Tapi itu yang membuat akashi semakin tertarik,biasanya ia tidak terlalu suka memakai jasa seorang amatir untuk memuaskan hasratnya,namun kali ini entah kenapa hasratnya malah bergejolak hanya dengan melihat wajah polos tetsuya.

Ia terus menatap tetsuya dengan intens,dalam pikirannya kini ia tengah membayangkan hal hal kotor tentang bagaimana saat wajah polos itu akan menangis dibawahnya nanti.

Pemikirannya itu bahkan membuat 'teman kecilnya', dibawah sana mulai bangun.

Tetsuya merasa semakin tidak nyaman dengan suasana saat ini,bagaimana tidak,akashi sejak tadi hanya diam dan terus menatapnya seolah tatapannya itu mampu menelanjangi tubuhnya,bahkan tubuhnya mulai meremang saat ini.

"Kemarilah",

Perintah akashi sambil menepuk sebelah pahanya,mengisyaratkan tetsuya untuk duduk dipangkuannya.

Tetsuya mulai melangkah ragu,tatapannya tidak fokus,berusaha untuk tidak menatap kearah manik beda warna yang begitu menakutkan baginya.

Setelah tetsuya duduk dengan kaku,tangan akashi mulai merangkul pinggang ramping itu dan tangan satunya perlahan meraba paha tetsuya yang masih terbalut celana panjang berwarna hitam.

Tatapannya tetap tertuju pada wajah ayu yang kini terlihat semakin gelisah hingga mengeluarkan keringat disekitar dahinya.

Melihat itu,akashi berusaha menahan tawanya,tetsuya saat ini benar benar seperti anak kucing yang sedang ketakutan.

Dari paha,tangan akashi mulai meraih dagu tetsuya,membawa wajah itu semakin dekat hingga bibir mereka pun saling bertemu dalam sebuah ciuman.

Tetsuya memejamkan matanya,ini adalah ciuman pertama untuknya,tak menyangka bahwa ciuman pertamanya akan dimiliki oleh seorang pria yang bahkan tidak ia kenal.

Akashi merasakan getaran pada tubuh tetsuya,saat ini tetsuya benar benar sedang gemetar karena gugup.

Hal itu membuat ujung bibir akashi sedikit tertarik,ia kemudian menjilat bibir bawah milik tetsuya.

Sontak saja hal itu membuat tetsuya kaget bahkan sampai membelalakkan matanya juga membuka mulutnya tak percaya.

Dan kesempatan itu diambil oleh akashi untuk memasukkan lidahnya kedalam mulut tetsuya,dan mulai menjarah semua yang ada didalamnya.

"Emmhh",

"Nnhh,,"

Tetsuya bergerak panik akibat lidah akashi yang kini memporakporandakan isi mulutnya.

Ada sensasi geli dan sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan,hal itu bahkan menguras oksigen yang ada pada paru parunya hingga ia memukul kecil dada akashi berharap pria merah itu akan mengakhiri ciumannya.

Akashi yang menyadari bahwa tetsuya sudah mulai kehabisan nafas,dengan terpaksa dan tidak rela harus melepaskan ciumannya,padahal meski tetsuya tidak melakukan apapun,namun sensasi manis yang akashi rasakan adalah kali pertama baginya.

Biasanya ia akan menganggap teman tidurnya membosankan jika sama sekali tidak bisa menandingi kelihaiannya dalam hal ciuman,namun kali ini ia menarik kata katanya itu,karena sepertinya bibir ranum tetsuya telah menjadi candu untuknya.

"Uhuukk,,,uhukk,,",

Tetsuya terbatuk batuk dengan wajah memerah dan hampir menangis,kedua tangannya meremas erat kemeja akashi.

Simpanan PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang