talk me down

727 132 0
                                    

×××

Di luar gerimis, Jimin mengerjap sebentar sebelum seorang staff membawakan dirinya payung merah hati.

"Gamsahamnida."

Jimin sampai di mobil, menunggu sejenak kemudian seseorang menyusulnya.

"Jeonggukie,"

"Yeah, hyung. Baik-baik saja?"

"Tentu. Hanya tergores sedikit." Jimin akhirnya mendongak dari ponsel. "Pulang?"

Jeongguk mengangguk. "Kita pulang."

Jimin terlihat sedikit lelah. Menumpukan badan sepenuhnya pada sandaran mobil. Sesekali melirik Jeongguk yang sibuk dengan tas pemberiannya.

Lalu sebungkus permen jahe tersodor padanya. Dari tangan Jeonggukie-nya.

Sambil menerima permennya, Jimin berucap, "Plesternya belum kau lepas."

Jeongguk memeriksa tangannya. Jimin benar, punggung tangannya masih terlihat polos.

"Kemarikan. Biar hyung lakukan untukmu."

Jeongguk mengiyakan. Jemari panjangnya sampai pada genggaman tangan Jimin. Jimin melepasnya pelan, satu demi satu sambil bergumam panjang.

"Nanti langsung mandi, pastikan wajahmu bersih dari riasan,"

Huruf R terlihat kemudian.

"—tidur, pakai selimut, merem. Jangan pikirkan game atau komposisi lagu. Kamu butuh tidur lebih banyak, kenapa suka sekali begadang, hm?"

Jeongguk terkekeh lembut. Menggenggam tangan di bawahnya.

"Jangan berlagak tidak tau. Aku tidak tidur karena hyung juga menatap ponsel sepanjang malam."

Jeongguk mengerutkan hidung. "Tidur lebih awal, iya, hyung. Jangan membebani pikiranmu."

×××

sweet talk [ prompts ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang