Prolog

504 39 9
                                    

"Tempat berlindung, tempat berkeluh kesah, tempat bersenda gurau, tempat mencurahkan seluruh kasih sayang terbaik itu adalah sebuah keluarga bukan. Apa semua kata-kata itu benar? Jika ya, mengapa aku tak pernah merasakan salah satunya?"



Jeonju, 21 Maret 1995

Hujan turun lagi hari ini tapi tak sama dengan hujan hujan sebelumnya yang tak ada keindahan sedikitpun untuk penikmatnya. Tapi alam semesta masih memperlihatkan keindahannya hari ini warna warni pelangi yang sangat dinantikan oleh seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang sangat setia menunggu pelangi itu muncul dihadapanya.

Setiap hujan turun anak itu selalu berlari keluar rumah untuk melihat apa hari ini ada pelangi yang membentang dilangit setelah hujan selesai atau hanya menyisahkan tetesan hujan saja.

"YUJU" teriak seorang dari arah belakang yang membuat siempunya nama langsung membalikan badan nya.

"Ayah, ayo kita keluar diluar sangat indah yah" ujar nya dengan polos.

"lihat ayah langit itu sangat indah bukan" .

sambungnya lagi dengan gembira sedangkan laki-laki yang digandengnya sendari tadi hanya menatap tak suka kearahnya.

Laki-laki itu melepas gengaman tangan yuju dengan kasar spontan membuat sang anak menoleh kearah ayah nya "ke-kenapa yah? Ayah tak suka ya?" Tanya nya,

"lebih baik kau masuk dan jangan pernah memegang tangan ku" . singkat tapi menyakitkan itu lah yang dilontarkan laki laki itu ke anak nya sendiri meski begitu yuju tak pernah membenci ayahnya sedikit pun.

Yuju hanya mengganguk dan mematuhi apa yang dikatakan ayah nya tadi, baginya perintah ayah nya lah yang ia harus patuhi dan tak boleh ia langgar.

"Yuju kenapa kau murung?" Tanya sojung.

"Ayah-"

"Ayah? Apa orang tua itu memarahi mu lagi atau ia memperlakukan mu dengan kasar lagi?" tanya sojung kepada adiknya, sedangkan sang adik hanya menggelengkan kepalanya "yuju jujur sama kakak, apa yang ayah lakuin ke kamu?" Tanya nya lagi.

"Ayah tidak melakukan apa apa, tadi aku dengan ayah habis melihat pelangi kak. K-kata ayah pelangi itu sangat indah" kata gadis itu dengan antusias dan tak ketinggalan senyum tulus yang ia tunjukan sedangkan sang kakak tau kalo adiknya itu sedang berbohong sekarang.

Sojung mengembuskan nafasnya dengan kasar dan tersenyum simpul setelah mendengarkan kebohongan yang adiknya katakan tadi "yuju apa kau mau melihat pelangi dengan ku diluar?" Tanya sojung, "t-tapi nanti ayah marah" jawabnya polos.

Sojung langsung berjongkok untuk bisa sejajar dengan adiknya "tidak akan ayah tidak akan memarahi mu kan ada kakak disini" kata sojung.

Dengan berisikeras meyakinkan adiknya untung saja yuju mengiyakan ajakan kakaknya itu.

"Kak kita mau kemana?" Tanya yuju.

"Kita cari es krim setelah itu kita kedermaga" yuju hanya mengangguk dan terus mengikuti kakaknya.

Ada sedikit kebahagian yang terlintas untuk kakak beradik ini walau tak selamanya bisa menikmati keindahan dunia dari dekat tapi, mereka tetap bahagia dengan kehidupan nya.

Jika mereka disini sedang mengukir moment moment bahagia berbeda dengan keadaan rumahnya disana ada seseorang yang sedang menunggu untuk mengukir luka disetiap kehidupan mereka.

ɪ ʟᴏᴠᴇ ʏᴏᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang