5- SISWI BARU

53 10 19
                                    

Ting

Mendengar bel rumah berbunyi, Afra menghentikan ngemil donat berbalut mesis cokelat itu. Dengan rasa malas, ia berdiri dan menghampiri tamu nya itu.

"Lama banget si lo buka pintunya," dengan se-enak jidat, Cika menyelonong masuk tanpa diperintah Afra dan duduk di sofa sambil mengeluarkan ponsel dari tas selempangnya itu.

"Untung lo sahabat gue, Cik." Afra malas meladeni sifat Cika, ia kembali mengambil donat dan duduk di samping Cika. Karena aktivitas nya tadi tertunda, Afra kembali lagi ngemil donat favorit nya itu.

"Yah kuota gue abis lagi. Oiya, ada wifi nya Afra. Numpang ye, Ra," seketika raut wajah Afra menjadi heran. Jangan-jangan Cika kesini hanya ingin numpang wifi, pikirnya. Afra hanya menggelengkan-gelengkan kepalanya, ia acuh melihat Cika yang konyol itu.

Cika sudah kerap main ke rumah Afra. Saat Cika tahu kalau rumah Afra memasang wifi, dengan cepat Cika meminta sandi nya. Sempat Afra menolak, tetapi Cika merengek seperti anak kecil. Karena Afra tidak tega melihatnya, ia mengetik-an sandi wifi nya, ke ponsel Cika. Kata Cika, ia ingin menonton film horor yang ada di youtube.

"Nyokap lo mana, Ra?"

"Ada di dapur, napa?"

"Oh, nanya doang,"

"Hm,"

"Eh, Ra. Supermarket sebelah ada diskon, anter gue dong, pis!"

"Males,"

"Ayo, Ra. Gue mau beli skincare nih, abis punya gue,"

Karena Cika memaksa, akhirnya Afra menuruti saja apa maunya. Lagi pula di rumah juga tidak ada kerjaan. Dengan tampilan simpel saja, celana baggy pants warna abu-abu, sweater warna hitam oversize, tak lupa sepatu kets warna putih kesayangannya itu.

***

"Berapa mbak totalnya?" tanya David memakai topi warna hitam, celana warna hitam, dan kaus oblong warna hitam dengan celemek bertulisankan 'waiter'.

"Lima belas ribu kak." ucap kasir swalayan tersebut. Dengan sigap David memberikan uang kepada kasir, dan mengambil minuman serta jajan yang ia beli. Tak menunggu lama, David melenggang pergi dan membuka pintu swalayan. Tetapi, disaat ia ingin keluar, ia menabrak seseorang

Bruk

"Eh maaf mbak, sini saya bantu," David membantu orang yang ia tabrak. Tapi ia kaget disaat melihat wajah orang yang ia tabrak. Ternyata Afra.

"Lah David, udah gue gapapa," Afra memposisikan diri, ia berdiri dan menatap David heran. Afra tidak salah lihat tampilan David seperti itu?. Ntahlah.

"Lah, lo berdua udah kenal?" tanya Cika yang sedari tadi melihat mereka. David dan Afra menganggukkan kepala tanda setuju. Tetapi Cika terlihat bodoamat.

"Ah udahlah, gue mau beli skincare, lo ikut gue masuk ga?" tanya Cika pada Afra.

"Ga, gue tunggu di luar aja deh," Cika langsung menyelonong masuk ke dalam. Membiarkan Afra berdiri saja di depan pintu swalayan bersama David.

Afra langsung keluar, dan duduk di kursi depan swalayan. David yang sedari tadi mengikuti Afra, hanya diam di depan Afra, bingung akan berbuat apa.

"Lah, ngapain berdiri, duduk sini" Afra menunjukkan kursi di depannya yang kosong, David menganggukkan kepala dan menuruti perintah Afra.

Afra sekali lagi kaget dan heran, ada apa David memakai pakaian seperti itu. Setau ia, David masih jualan koran di taman. Dengan jari telunjuk yang ia gigit, sambil menatap David bingung.

David yang sudah tahu pikiran Afra, ia membenarkan duduknya, dan meletakkan minuman serta jajan yang ia beli ke meja. Perlahan ia membuka tutup botol minuman itu, dan meneguknya sampai setengah.

"Aku kerja di kafe, Ra" ucap David sambil menutup minuman itu, dan meletakkannya di meja.

"Kafe mana?" tanya Afra dengan mengernyitkan dahi.

"Kafe deket supermarket sini,"

"Kafe Origin?"

"Iya,"

"Oh situ, gue sering lewat sih, tapi belum pernah ke situ,"

"Mampir aja kapan-kapan,"

"Btw, sejak kapan lo kerja disana?"

"Baru tiga harian, sih. Udah dulu ya, aku mau kembali kerja. See you" ucap David dengan senyum tipis, tak lupa mengambil jajan dan minuman itu.

Afra menatap kepergian David, sesekali sambil mengucek matanya itu. Ia mengeluarkan ponsel nya dari saku celana, dan ternyata ada notif dari Ibunya.

Mamaaa :
Segera pulang, Ra

Afra tidak membalas pesan itu, hanya melihat dari jendela notif saja. Setelah itu memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam sakunya.

"Woi, udah nih," sontak Afra kaget, karena Cika menepuk bahunya. Bikin kesal saja.

"Lama banget lo, buset banyak bener," ucap Afra sembari melihat barang yang dibawa Cika.

"Hehehe pumpung diskonan, Ra" Cika cengar-cengir dengan tingkah lakunya sendiri.

"Yaudeh, ayo cabut, nyokap gue udah nyariin"

***


Siswa-siswi SMA Cakrawala berkerumun di depan gerbang sekolah. Sampai juga ada yang lari dari kejauhan supaya tidak tertinggal berita. Melihat kejadian tersebut, Afra dan Cika menjadi penasaran. Pagi-pagi sudah disuguhi dengan drama yang tiada habaisnya.

"Woi bakalan ada siswa baru nih,"

"Eh cowo apa cewe,"

"Anak orang kaya pasti, nih,"

"Kalo cewe bakalan gue jadiin pacar,"

"Lah, mimpi lo"

Ucapan itu yang didengar oleh Afra dan Cika. Meraka saling pandang dan bertanya-tanya di dalam otak mereka. Siapa siswa baru itu. Tak ingin penasaran, ia juga ikut berkerumun disana.

***

Mobil warna merah memasuki gerbang SMA Cakrawala. Seorang perempuan turun dari mobil, dengan menenteng totebag warna hitam, rambut pirang sebahu, dengan tubuh yang ideal, kulit putih bersih. Ia menatap siswa-siswi yang sedang berkerumun melihatnya. Norak, pikirnya.

"Buset, cantik bener cuyyy,"

"Putih banget kulitnya,"

"Itu pelajar apa model gila,"

Ocehan itulah yang ia dengar, tatapannya sinis dengan wajah mendongak sombong. Tanpa basa-basi, ia bertanya kepada mereka.

"Dimana ruang kepala sekolah?"

"Lurus aja, nanti belok kiri," ucap siswa dengan memperagakan tangannya. Perempuan itu mengangguk paham dan langsung pergi. Tak lupa ia juga melihat seorang siswi di pojok sana, ya Afra.

Afra yang melihat itu, hanya bisa menunduk dan diam. Tubuhnya bagus sekali, membuatnya insecure. Cika yang mengetahui itu, langsung menarik Afra dan meninggalkan tempat itu.

"Gue insecure lagi" ucap Afra dalam hati.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang