5. INC pembunuh?

611 69 12
                                    

HAPPY READING _

.

.

Minggu,-

Cahaya pagi, mengintip kecelah jendela dimana seorang gadis cantik sedang tertidur pulas membuat nya terusik.

Manik indah itu perlahan terbuka dan mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk.

Tok ..tok

Ara turun dari ranjang, lalu membuka pintu kamar. Terlihat asisten rumah tangga nya membawa napan berisi makanan

"Bibi taro disini ya non" ucap asih meletakan nampan makanan di nakas

Ara mengangguk, menatap malas makanan di depan nya. Nasi goreng, coklat panas dan beberapa potongan apel

"Eum.. Non "

Ara menoleh "Iya? "

"Makanan nya di habisin ya, udah tiga hari bibi liat sarapan non ara masih utuh" Ucap bi asih

Ara mengangguk dan tersenyum tipis "Bibi pamit ke dapur, non "

Ara menatap kosong pada makanan dihadapan nya. Berapa hari terakhir ia hanya makan dikantin sekolah tanpa menyentuh makanan rumah sedikit pun.

Gadis itu seperti patung hidup. Memiliki raga namun tidak dengan jiwa kekosongan terlihat jelas di manik mata nya

Perlahan cairan bening itu pun mulai mengalir membasahi pipi pucat ara. Ia benar benar merasa ada yang kosong di diri nya. Seolah ada pa zel yang hilang namun ia pun tak tau apa itu

Brak!

Pintu kamar terbuka kasar, membuat ara tersentak kaget

"ARASHA!"

"A-abang " Ucap ara melihat Reyhan ada di pintu kamar dan Ryan di belakang nya. Menatap nya tajam dengan wajah memerah

Reyhan berdiri di depan ara menarik tubuh gadis itu untuk di peluk, sesekali mengecup puncak kepala ara "Please! jangan kaya gini " lirih reyhan

Ara melonggarkan pelukan reyhan, mendongak menatap abang nya bingung "Are u okey? "

Reyhan tersenyum miris, melirik saudara kembar nya yang terlihat acuh seraya bersandar di pintu kamar " What do you mean?" Reyhan mengelus pelan pipi adik nya "Seharus nya abang yang nanya gitu "

"Aku baik " Jawab ara

"Don't Cry " Reyhan menghapus sisa air mata di pipi pucat adik nya "Kulit kamu pucat, abang panggil dokter ya "

Ara tertegun "Really?! " Segera ia mendekat ke cermin meneliti tubuhnya dari pantulan bayangan itu. Kulit merah merona nya berganti dengan kulit pucat, warna pink dari bibir nya juga pudar

"Abang udah panggil dokter buat periksa kamu" Laki laki itu kembali memasukan ponsel nya kedalam saku celana

"Gak perlu bang, aku baik baik aja" Bantah ara sesekali melirik ryan, lalu menunduk memainkan jemari nya

Reyhan tatapan kembaran nya tajam saat mendapatkan laki laki itu menatap ara dengan sinis

"Drama " sahut ryan,

"Bang" tegur reyhan karena tidak suka nada bicara ryan. Bahkan tangan laki laki itu sudah terkepal erat di sisi tubuh nya.

Ryan memutar mata malas "Ga usah nyusahin kembaran gue ! " Ucap ryan lalu menghilang dibalik pintu kamar, ara menahan isakan nya kalimat itu terlalu menyakitkan

Reyhan menutup kedua telinga adik nya  dengan kedua tangannya "Don't liste--"

"Leave me alone, please! " Pinta Ara

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I NEVER CRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang