Suasana di studio The Heal saat ini tengah ramai, dan penuh keributan. Seperti sedang ada diskon besar-besar an. Kau tau? Padahal hanya ada dua manusia di sana, namun suasana terasa sangat bising.
"Yak, Kim Taehyung! Kau curang!",
"Enak saja. Kau saja yang tidak bisa menandingi kehebatanku",Lelaki itu lantas memukul lengan Taehyung sampai si empunya memekik kesakitan. Ia tidak terima dengan semua ini. Bagaimana bisa dia kalah lagi? Bahkan sudah beberapa ronde mereka bermain game yang sama, tapi Taehyung selalu berhasil mengalahkannya.
"Yak, jika kau tidak terima dengan kekalahanmu, seharusnya kau tidak perlu bermain. Dasar Park bantet Jimin", Jimin mendengus, seraya bangkit dan melangkah menjauh dari set playstation itu.
"Yak, kau mau kemana? Ayo main lagi",
"Tidak, aku pasti akan kalah lagi nanti. Lebih baik kita nonton film saja", Taehyung hanya menggeleng pelan sambil terkekeh menanggapi Jimin, namun ia segera bangkit dan berjalan menyusul Jimin yang mulai duduk di depan televisi besar di ruang tengah studionya.
Ya, semenjak mereka berbaikan di malam pesta ulang tahun Suran, Jimin dan Taehyung menjadi sangat dekat. Mereka sering bermain bersama, dan juga saling menemani, karena hanya mereka yang masih kuliah di semester tiga. Jadi mereka punya banyak waktu luang dibandingkan yang lain.
Selain itu, hubungan Jimin dan Yoongi juga berjalan seperti biasa. Hanya saja mereka jarang bertemu seperti dulu lagi karena Yoongi yang semakin sibuk mencari referensi untuk tugas akhirnya. Walaupun begitu, perasaan Jimin pada Yoongi justru menguat. Ia merasa rindu dan juga kelewat senang saat Yoongi bisa meluangkan waktu walau hanya untuk menyapa Jimin lewat pesan singkat.
Jimin sudah tau soal hubungan Yoongi dan Suran yang telah berakhir damai. Jimin lega. Lega karena mereka berakhir baik, dan lega karena ia masih memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari kisah cinta Yoongi hyung-nya. Tapi ia masih ragu untuk mengatakan perasaannya pada Yoongi, karena ia takut Yoongi tidak memiliki perasaan yang sama padanya.
"Kalian semakin lengket saja", tiba-tiba suara Hoseok mengalihkan atensi kedua lelaki yang sedang fokus memilih film apa yang akan mereka tonton itu. Hoseok berjalan mendekat, dan duduk di samping Jimin, mengambil toples kripik didepannya sambil mulai ikut fokus melihat-lihat film yang kedua adiknya pilih.
"Kalau iri bilang saja hyung", Taehyung berucap pelan dengan mata yang masih fokus ke arah televisi. Jimin hanya diam, menghiraukan ucapan Hoseok dan Taehyung.
"Woo, untuk apa aku iri? Aku hanya semakin bisa mencium bau-bau", ucap Hoseok sambil terkekeh.
"Bau kentut Jimin maksudmu? Ya, kentutnya memang sedikit bau", sontak Jimin langsung menoleh menatap Taehyung garang sembari mendorong sosok tampan itu hingga terjatuh.
"Yak, kenapa kau suka sekali melakukan kekerasan padaku?", tanya Taehyung pada Jimin dengan tampang yang merajuk namun sedikit dilebih-lebihkan. Kim dramatis Taehyung.
"Makanya, jangan suka meledekku Kim",
"Iya iya, dasar bantet",
"Yak—"" Wah aku benar-benar merasa menjadi obat nyamuk di sini", keduanya seketika menoleh ke arah Hoseok. Mereka sampai lupa ada sosok mancung itu disini.
"Ah, bukan seperti itu hyung. Ini semua gara-gara kau Kim. Kau terus mencari gara-gara denganku, sampai aku lupa ada Hoseok hyung disini", ucap Jimin dengan nada kesal sambil menunjukan mimik wajah cemberut. Taehyung hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tidak bisa menyangkal hal itu. Ucapan Jimin sepenuhnya benar. Hoseok pun menggeleng pelan menanggapi interaksi keduanya.
*Ting ting ting
Bunyi notifikasi memecah kecanggungan diantara mereka. Hoseok segera mengecek ponselnya dan segera membuka pesan di sana sembari bangkit meninggalkan dua orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Love Story - YOONMIN
FanfictionYoongi, bertekad mengakhiri hidupnya dengan alasan ingin mencapai sebuah kebebasan dari kehidupan yang melelahkan -misi kebebasan ala dirinya, namun di gagalkan oleh sebuah ucapan 'terimakasih' dari sosok manis yang perlahan mulai Yoongi butuhkan ke...