EPISODE 2 : Unexpected Meet

738 72 0
                                    

Sudah sebulan berlalu sejak kegagalan dari aksi 'pembebasan ala dirinya', dan kehidupan Yoongi berjalan seperti biasa. Pergi ke studio, berdiskusi tentang ini dan itu dengan para anggota band nya, makan, bermain game, kemudian tidur —entah di studio, atau apartment. Hanya seperti itu setiap hari. Sangat membosankan. Dan hari-harinya menjadi sedikit lebih hambar dan sepi, karena wanita yang biasanya sangat cerewet dan mengikutinya kemanapun dia pergi, kini sudah tidak ada. Ya, bukankah Suran sudah meninggalkannya bersama lelaki lain?

Hari ini, seperti biasa, Yoongi akan pergi ke studio dan menghabiskan waktu seharian penuh di sana. Namun sebelum ke sana, dia berniat untuk pergi ke salon terlebih dahulu. Ia ingin merapikan rambutnya yang sudah cukup panjang menjadi sedikit lebih pendek dengan potongan undercut favoritnya.

Ia menjalankan motor hitam kesayangannya perlahan, sambil menikmati angin sejuk di pagi hari ini, sampai di sebuah belokan menuju tempat salon itu—

*Bruaakkk

"Astaga, apa kau tidak apa-apa?", tanya Yoongi khawatir seraya turun dari motornya dan merunduk melihat apakah lelaki yang ditabraknya barusan baik-baik saja atau tidak.

Lelaki itu —yang tadi berlari dari arah yang berlawanan dan Yoongi tidak sengaja menabraknya— itu mulai berdiri membenahi pakaiannya yang sedikit kusut dan kotor.

Apa ini kesalahan Yoongi? Apa dia yang salah? Apa dia yang harus bertanggung jawab? Bukankan ini kesalahan pemuda itu yang berlari tanpa melihat-lihat? Aish, tapi tetap saja, dia yang mengendarai motor, yang akan disalahkan. Menyebalkan.

"Tidak, aku tidak apa-apa. Maaf tapi aku sedang buru-buru, permisi", ucap lelaki itu segera tanpa menatap Yoongi, sembari melangkahkan kakinya sebelum Yoongi menahan pergelangan tangannya, yang sontak membuat lelaki itu menoleh ke belakang —dimana Yoongi berada.

Terkejut. Itu yang terlihat dari raut wajah lelaki itu. Matanya membola dengan bibir tebal berwarna semerah ceri yang mebentuk huruf 'o'. Ah, manis nya.

'Bukankah dia lelaki yang ku temui di rooftop waktu itu?', gumam si manis dalam hati.

"Kau, em, siapa?", ini Yoongi, bertanya tanpa melepas genggamannya pada pergelangan tangan lelaki manis itu. Dia juga terkejut dengan sosok yang ada di hadapannya saat ini. Sosok yang telah menyelamatkannya dari pemikiran gilanya sebulan lalu.

"A— apanya?", tanya lelaki itu bingung.

"Ah, maksudku namamu. Siapa namamu? Dan— kau kuliah? Di mana?", tanya Yoongi beruntun, seolah dia tidak punya banyak waktu untuk mengobrol dengan lelaki itu.

"Jimin, namaku Park Jimin, dan aku kuliah di Universitas Shin, di belakang kampusmu. Bisa kau lepaskan aku? Aku benar-benar sedang terburu-buru sekarang", jawab lelaki itu cepat, seraya melepaskan tangan Yoongi yang masih setia menggenggam pergelangan tangannya.

Sontak Yoongi langsung melepaskan genggamannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Gugup, panik, canggung, entahlah. Yoongi benar-benar tidak tau apa yang sedang dia rasakan saat ini.

"Oke, aku hanya ingin tau itu. Kau boleh pergi sekarang", ucap Yoongi datar, sambil memasukkan tangan ke dalam saku celananya.

Jimin mengernyit. Tidak paham dengan pemuda tampan di depannya ini. Kenapa tiba-tiba menjadi dingin dan— oh, astaga muka nya yang tanpa ekspresi itu benar-benar menyebalkan untuk Jimin. Namun sekarang ada yang jauh lebih penting. Aish, Jimin hampir lupa alasan kenapa ia berlari tadi.

Dan tanpa membalas perkataan Yoongi, lelaki —yang kini Yoongi ketahui namanya sebagai Park Jimin— itu segera berlari pergi. Mengabaikan tatapan tajam Yoongi padanya, mengikuti setiap gerak-gerik lelaki manis itu, sampai Jimin benar-benar hilang dari pandangannya.




Simple Love Story - YOONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang