Happy reading...
.
.
.
.
Rencananya hari ini Rian akan mengajak Anna jalan, tidak seperti pagi Minggu biasanya cowok itu masih tidur di kasur empuknya, tapi sekarang Rian sudah rapi dan wangi.
Rian keluar dari kamarnya seraya menuruni tangga menuju lantai bawah, Rian melangkahkan kakinya menuju dapur. Di sana sudah ada Mama dan adiknya yang tengah menyiapkan sarapan.
"Selamat pagi," sapa Rian
"Kesambet apa Lo Bang?" Tanya adiknya, namanya Muthia Khanza.
"Iya tumben banget Abang udah rapi, biasanya hari libur gini masih tidur," timpal Astrid- Mamanya.
Rian menatap adik dan Mamanya bergantian. "Salah mulu ya Ian, bangun pagi salah siang salah harusnya Mama sama Adek bersyukur Abang bisa berubah."
"Adekmu yang imut ini terkejut loh," ujarnya sambil membuat gestur terkejut
"Masalahnya Anza takut Abang itu kesambet." Anza tertawa seraya duduk disampingnya Abangnya.
"Adik lacnak." Kesal Rian sambil mencubit pipi chubby adiknya
"Maaa... Abang nihh," ujar Anza cemberut
"Udah - udah mending sarapan dulu, " ujar Astrid melerai, Astrid menatap anak pertamanya "Abang emang mau kemana udah rapi gini?" Astrid meletakkan roti diatas piring Rian.
"Mau jalan atuh sama calon istri." Kekeh Rian seraya memasukan roti kedalam mulutnya.
"Sok-sokan calon istri, pacar aja belum pasti," cibir Anza
"Lo mau gue kutuk jadi katak?!"
"Sebelum Anza dikutuk sama Abang, Abang udah duluan di kutuk sama Mama." Anza tertawa kencang seraya berlari menuju kamarnya.
"Punya adik gitu amet." Rian menatap Mamanya yang tengah menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya, sungguh membahagiakan.
"Mama ngidam apa sih waktu hamil si Khanza?"
"Mama lupa, kadang Mama juga mikir kenapa punya anak otaknya pada setengah" ujar Astrid tanpa beban
Rian tersenyum miris, "Jadi Ian otaknya cuman setengah ya ma?"
Astrid tertawa seraya mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut hitam Rian. "Enggak kok sayang bercanda."
Rian tersenyum seraya mengecup pipi Mamanya. "Yaudah Ian berangkat ya Ma, doa-in juga semoga aja lancar."
Astrid terkekeh geli. "Iya Mama doa-in, hati-hati dijalan."
Setelah berpamitan kepada Mamanya, Rian pun mengambil kunci motornya yang berada di atas meja ruang keluarga.
Hari ini cowok itu memakai kemeja berwarna navy dengan kaos putih serta celana jeans tak lupa sepatu kesayangannya, ketampanan Sang pangeran sekolah makin bertambah.
Membutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk sampai di rumah Anna, tapi tidak bagi Rian dalam 30 menit cowok itu sudah sampai di rumah Anna.
Rian membuka helm full face nya seraya turun dari motor, cowok itu memandang rumah minimalis dengan pagar besi sederhana.
"Gue cakep juga ya." Ujar Rian sebelum memasuki pekarangan rumah Anna cowok itu memilih melihat penampilannya dulu di kaca spion.
"kok gue gugup ya, jadi gini rasanya mau ketemu calon istri." Bisa gugup juga ya fakboy.
Sebelum mengetuk pintu Rian menghembuskan nafasnya terlebih dahulu untuk mengurangi rasa gugup.
Tok... Tokk... Tokkk....
Tak lama seseorang membukakan pintu terlihat wanita paruh baya yang terlihat masih cantik, mungkin umurnya tak jauh berbeda dengan Mamanya.
"Assalamualaikum Tante,"
"Waalaikumsalam, eh kamu yang kemarin nganterin Anna pulang ya?"
Rian menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum kaku. "I-iya Tante, emm Anna nya ada?"
"Gak usah canggung gitu, yaudah kamu duduk dulu Tante panggil dulu Anna nya." Bunda pun beranjak memasuki rumahnya.
Rian cowok itu duduk dengan menghembuskan nafas lega, "deg degan gini ketemu ibu mertua padahal cuman maen apalagi nanti ngelamar."
Tak sampai lima menit gadis berambut sebahu itu muncul. "Ngapain Lo kesini?" Tanya Anna galak
"Mau ngajak jalan calon istri," ujar Rian sambil mengedipkan matanya
"Mata Lo calon istri, pacaran aja kagak,"
"Ouhh jadi Lo udah Nerima gue nih." Goda Rian sambil terkekeh.
"Ogah, jadi kalo Lo gak ada urusan mending Lo pergi deh," Kesal Anna
"Jangan gitulah, masa gue jauh-jauh kesini maen usir aja,"
"Bodo,"
"Galak amet neng jadi makin suka kan Abang." Kekeh Rian, "ganti baju gih kita jalan."
"Jalan?"
"Naik motor maksudnya sayang, sana ganti baju dulu,"
"Mager gue,"
♡♡♡
Setelah membujuk Anna dengan waktu yang cukup lama, kini mereka sudah sampai ditempat tujuan yaitu Mie ayam Mang Amin yang terkenal akan keenakannya dengan harga yang terjangkau.
Anna turun dari motor besar Rian dengan hati-hati, hari ini Anna memakai hoodie bermotif panda dengan celana jeans nya tak lupa tas selempang bergambar panda. Anna gadis penyuka panda
Anna melepas helm nya seraya memberikannya kepada Rian.
"Ayok." Ajak Rian.
Anna mengikuti Rian dan duduk di samping cowok itu.
"MANG! Mie ayamnya dua porsi." Mang Amin penjual mie ayam mengacungkan jempolnya.
Tak lama mie ayam pun datang, "ehh, mang kira neng Khanza ehh bukan ternyata." Kekeh Mang Amin, "siapa ini teh jang?"
"Calon istri Mang," canda Rian.
Anna yang mendengar itu pun menginjak kaki Rian, sembari melotot kearah Rian.
"Geulis pisan eyy...." Ujar Mang Amin seraya meninggalkan mereka berdua. (Cantik sekali)
"Apaan sih Lo!" Kesal Anna.
"Apa sayang?"
Anna tak menggubris perkataan Rian, ia lebih memilih makan mie ayam. Jujur saja ini kali pertama Anna ke tempat ini.
"Enak...." Batin Anna
♡♡♡
Jreeengggg.....
Jenjrengggg....
Jangan lupa vote sama komen ya!
Biar aku semangat buat nulisnyaSalam sayang dari pacarnya Jungkook adiknya Kim Taehyung....
![](https://img.wattpad.com/cover/234183086-288-k414336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rian(n)a
РізнеSebuah kisah remaja Sma yang jatuh cinta antara Rian Bagaskara dengan Annasya Nazeefa yang selalu menolaknya. Rian mencoba mendekati Anna dengan cara meminta nomor WhattsApp tapi anna selalu menolak. Teman sekelasnya Aldo yang cukup dekat dengan An...