Cotton Candy

7.4K 926 225
                                    

🍬

⚠️TW // cringe, penuh gula, penuh kebucinan, siapkan kantung muntah!

🍬

"MENGAPA kau mengajakku kesini?"

"Ini adalah usahaku untuk tak membuatmu terlihat seperti lelaki menyedihkan yang kesepian."

Mata Renjun memicing tajam, sikut bergerak menusuk tulang rusuk lelaki di sampingnya hingga terdengar teriakan pilu. Lagi pula siapa suruh menjawab asal-asalan disaat Renjun bertanya serius? Oh, sepertinya Renjun memang harus terbiasa akan sikap menyebalkan Jaemin yang sangat berbeda saat mereka kecil dulu. Ck.

"Mengapa kau begitu sangat anarkis, Renjun?" Jaemin mengerang, memegangi tulang rusuknya yang terasa ngilu hingga badannya membungkuk. Sial, meski bertubuh kecil tenaga Renjun bukan main. "Ini adalah bentuk permintaan maafku karena telah membuatmu dimarahi dan dihukum akibat tindakan membolos kita tiga hari yang lalu. Lagi pula bukankah hitung-hitung sebagai hiburan, iya 'kan?"

Itu malam hari dan Jaemin menyeretnya dari acaranya bermain game untuk membawanya ke tempat di mana sebuah festival entah apa sedang terjadi. Rasanya sangat ingin memaki. Hei! Renjun sedang bermain dengan kekasihnya setelah berhari-hari dipisahkan secara paksa karena hukuman dari sang Ibu yang mengetahui aksi membolosnya, dan tanpa diharapkan Jaemin malah datang dan mengacaukan kencannya yang sudah ia idam-idamkan. Hhh, sialan sekali. Pacarnya jadi harus Renjun abaikan lagi malam ini hanya untuk menemani si idiot menyebalkan di sampingnya.

"Hei, ayolah sobat, nikmati waktumu. Jangan hanya duduk menghadap televisi saja, lagi pula banyak makanan yang bisa kau coba di aini. Tenang saja, aku yang akan membayar."

Wow, terdengar sangat menggiurkan ditengah uang sakunya yang sedang dibatasi.

"Kau akan membayar apapun yang aku makan?"

Jaemin mengangguk mantap, menarik bahu Renjun untuk dirangkul erat, "Yap! Apapun untuk sahabat tercintaku."

"Ew, berhenti bersikap menjijikan." Bola mata berputar jengah, tapi tetap saja Renjun menurut saat badannya ditarik untuk semakin berjalan ke dalam festival yang terlihat sangat sesak oleh manusia dari berbagai macam usia.

Agak lucu sebenarnya, dalam waktu singkat keduanya menjadi begitu dekat hanya karena Renjun telah mengingat siapa itu sosok Na Jaemin. Padahal sebelumnya Renjun selalu berusaha menjauh dari lelaki yang tak pernah absen memberinya berbagai macam permen. Sejujurnya Renjun cukup trauma pada permen yang telah membuat giginya berlubang dan merasakan sakit luar biasa, tapi gara-gara Jaemin, Renjun mulai kecanduan permen lagi.

"Bagaimana bisa kau pindah ke Seoul?"

Renjun bertanya setelah beberapa saat mereka hanya berkeliling tak tentu arah dan membeli beberapa makanan. Kini keduanya sedang duduk di kursi yang tak terlalu jauh dari tempat terselenggaranya festival, agak menjorok ke arah hutan namun untungnya banyak penerangan hingga terhindar dari situasi menyeramkan. Di tengah-tengah mereka terdapat beberapa permen dan makanan yang keduanya beli, meski secara teknis Jaemin yang membayar semuanya sih, Renjun hanya asal menunjuk saja karena tampilannya yang menarik perhatian serta terlihat lezat.

Jaemin menghentikan kegiatannya mengunyah es krim. Yap! Jaemin mengunyah es krim! Oh Gosh, Renjun bergidik ngeri melihat saat lelaki itu mengunyah benda dingin berperisa jeruk tersebut tanpa beban atau bahkan ngilu pada gigi. Ew, itu terlihat bagai psikopat!

"Ayahku dipindah tugaskan ke Seoul sekitar lima bulan yang lalu dan yeah berakhirlah aku di sini. Tinggal dan sekolah ditempat yang mempertemukan kita kembali, sejujurnya aku sangat senang bisa bertemu dirimu." Ucapan itu disertai senyuman lembut, Renjun terdiam saat ditatap begitu err dalamnya? Entah, namun tatapan Jaemin sangat sulit untuk diartikan. Dan uhm, sejujurnya itu membuatnya jadi canggung pula, shit!

CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang