3. Nikmatnya Menjadi Murid Baru

5 0 0
                                    

Penyambutan siswa baru sudah berakhir beberapa saat yang lalu dan para guru bersama murid kelas sebelas dan dua belas sudah membubarkan diri. Meninggalkan para murid baru yang masih harus menunggu di dalam aula yang kini kosong dan terlihat lebih besar dari sebelumnya.

"Kita disuruh nunggu apa sih?" Dio memperhatikan murid baru disekitarnya yang sama sama bingung sepertinya

"Ga tau" Al menjawab dengan acuh sambil memainkan ponselnya, baru baru ini dia mencoba aplikasi edit foto yang cukup bagus dan dia masih penasaran pada beberapa fitur yang ditawarkan

Dia terlihat serius mengedit beberapa foto sehari hari yang sebelumnya dia ambil dan memperbaiki beberapa pencahayaan yang sedikit miss dan mengedit bagian lain agar tidak mengganggu dan membuat foto lebih epik.

"Ku rasa skill-mu sudah berkembang ya?" Komentar Dio yang ikut memperhatikan layar ponsel ditangan Al dengan serius

"Tidak juga, ini karena kamera baru yang ku dapat beberapa waktu lalu" balas Al sambil terus mengedit setiap detail foto dengan hati hati

"Lalu?" Tanya Dio yang membuat Al menatapnya dengan ekspresi bingung

"Apa?" Tanya Al balik tidak mengerti dengan sirkuit otak Dio yang diluar nalar

"Lalu apa kau memiliki foto gadis cantik yang kau temui di jalan?" Dio bertanya dengan ekspresi serius membuat Al memutar bola matanya malas dan tidak ingin berkomentar

"Hehehe.." Dio yang diabaikan juga tidak berkecil hati dan hanya terkekeh melihat Al yang jengkel

"Tapi Al, apa kamu ga penasaran kenapa kita di suruh nunggu disini?" Tanya Dio kembali ke topik awal lagi terlihat sedikit resah seperti mengkhawatirkan sesuatu

"Tidak, kau saja yang terlalu khawatir" Jawab Al santai sama sekali tidak memikirkan kekhawatiran Dio

"Bagaimana jika nanti ada ospek dan kita disiksa disana?" Ujar Dio tiba tiba dengan suara cukup keras untuk bisa terdengar oleh semua murid di aula yang sunyi ini

"Benarkah itu?"

"Kau menonton berita kemarin yang ditayangkan di tv?"

"Aku melihatnya!"

"Bagaimana jika itu terjadi kepada kita semua!?"

Beberapa bisikan khawatir siswa lainnya segera menyambung ucapan asal Dio sebelumnya membuat aula menjadi ramai dengan perbincangan terkait ospek yang sebelumnya sudah di hapuskan.

Karena berita terbaru di tv masih sering menayangkan akibat dari ospek yang berlebihan terhadap para siswa baru yang sering kali di jadikan objek 'balas dendam' para senior sebelumnya.

"Hal seperti itu mustahil terjadi disini" Al mengangkat kepalanya dari layar ponsel dan menatap wajah wajah baru disekitarnya, mencoba meyakinkan meskipun dia sendiri tidak yakin.

Bagaimanapun juga sekolah ini selalu menjaga reputasi yang baik selama bertahun tahun, terlebih Gracelia sebagai ketua osis tidak terlihat seperti orang yang akan menggertak para murid baru.

"Hehehe.. benar juga, semuanya maafkan ucapanku, aku hanya terlalu memikirkan berita di tv sebelumnya" Dio mengusap tengkuk lehernya merasa bersalah karena sudah membuat siswa lain panik

"Kenapa kau bisa sangat tenang menghadapi orang sepertinya?" Siswi berambut merah yang sebelumnya hanya diam kembali berbicara dengan volume kecil

"Karena dia tidak seburuk itu" Al sedikit melirik gadis berambut merah itu mengerutkan bibirnya ketika mendengar jawaban Al dan terlihat akan membantah ketika seorang guru tiba tiba masuk dari pintu aula yang semula tertutup rapat

Flying HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang