Loro

4.9K 787 106
                                    

"Net, katanya tadi dua menit. Udah tiga menit ini, lho! Laper gueeeee," rengek Bian pada Neta yang masih seru madep laptop-nya.

"Heee, bentar. Gue liat spoiler episode selanjutnya dulu. Bentaaaar aja." Neta memelas menatap Bian.

Emang dasar cewek, kalo udah hobinya susah bener buat ninggalin.

"Gue haus," kata Bian kembali ngerengek. Emang gitu Bian ke Neta, berasa ibu sama anak.

Neta berdecak pelan, pandangannya enggan beranjak dari layar laptop-nya. "Ambil sendiri di dapur, ih. Gue masih nonton ini, sat. Ganggu aja nih."

Sungguh biadab memang punya sahabat macam Neta. Bian cuma bisa memeras—coret—mengusap dada aja. Sabar dia mah.

Maka mau tidak mau, Bian pun berjalan ke arah dapur yang Neta sempat tunjukkan, mengambil gelas serta air untuk diminumnya.

Cklek.

Bian menoleh dan—

Byurrrrr!

Bian melotot melihat pemandangan kakaknya Neta yang baru keluar dari kamar mandi.

Shirtless.

Boxer-an doang.

Rambut basah yang diacak-acak.

Subhanallah, cakepnya bidadara surga ini.

Good bye world, Bian izin mau mati suri dulu.

Maaf, Bian emang gitu orangnya. Binal banget kalo liat yang bening-bening ganteng semriwing mah.

"Bian!" pekik si mas tinggi yang diketahui bernama Rifki itu, yang notabenenya adalah kakak dari Neta. "Gue baru mandi nyaris aja kena semprotan lo!"

"Ah, m-maaf, Kak. A-anu ...."

"Anu, anu—lo mau anu gue?"

Bedebah.

Tapi mau dong—"Eh, enggak ya!" Memang, sekali-kali beda di mulut dan di hati itu perlu buat jaga image.

"Ada apaan, sih? Rame amat. Nggak ada yang mau mutualan apa?" Neta dateng-dateng salah server. Dikata ini Twitter apa, ya?

"Bi, udah minumnya?" tanya Neta sembari menatap Bian yang bingung mau ngapain. Udah malu dia tuh nggak ada muka sama Kak Rifki yang ternyata sama-sama hompimpa kayak dia.

"U-udah," jawab Bian.

"Oh iya, Bi, ini Kak Rifki. Kak, ini Bian." Neta memperkenalkan keduanya—padahal mereka udah saling kenal. Di Grindr lagi!

"Udah tau," sahut Kak Rifki santai.

"Lah, tau dari mana, Kak?"

"Kan aku yang tadi bukain pager buat dia, Neta."

Neta manggut-manggut. Setelah itu, Neta pun mengajak Bian kembali ke ruang keluarganya.

"Eh, Bi, gue mau beliin lo makanan. Kasian gue sama lo, fakir banget."

Satu dua lebah, memanglah Neta bedebah.

"Gue ikut!" Bian memekik panik.

Mana mau dia sama Kak Rifki di rumah Neta cuma berduaan. Bisa hilang keperjakaan abadinya nanti.

"Helmnya cuma satu, Bi," kata Neta sambil memakai helm pink andalannya.

"P-pake Gopud aja nggak bisa, Net?" Ayo, Bian, semangat kamu bujuk Neta biar nggak ninggalin kamu sendirian. Ayo, ayo!

GrindrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang