Cempaka lulus maakk..

12 2 1
                                    

Seorang gadis berlari dengan semangatnya, senyum lebar tercetak jelas diwajah gadis tersebut. Tak peduli apa tanggapan orang yang telah dilewatinya karena yang paling penting saat ini adalah menunjukkan surat kelulusan pada emak dan bapaknya.

“MAAAKKK, CEMPAKA LULUS” Teriak  Cempaka pada sang emak yang sedang menyapu halaman depan rumah mereka.

Yaa gadis itu adalah Cempaka, Cempaka Aina Wijaya lengkapnya. Gadis biasa dengan kehaluan yang luar biasa.

“Alhamdulillah anak Emak lulus, sana kasih tau bapakmu.” Syukur emak. Emaknya cempaka bernama  Lastri Wulan Sari. Sudah menikah dengan bapaknya cempaka kurang lebih 17 tahun. Wajahnya begitu ayu,dengan tahi lalat di bawah alisnya

“loh bapak nggak di sekolah Mak?”  tanya cempaka. Bapaknya Cempaka  adalah seorang kepala sekolah dasar di yayasan milik sang kakek. Surya Wijaya namanya.

"nggak, tadi di sekolah kata bapakmu cuma pembagian raport, jadi pulang cepet. Sekarang lagi di belakang ngasih makan kambing.” Kata emak

Rumah cempaka bisa dibilang sederhana , seperti rumah kebanyakan, ada ruang tamu,ruang televisi ,dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi ,dan tiga kamar tidur. Dibagian depan rumah mereka ada taman kecil karya Emak, yang ditanami berbagai macam bunga. Kadang cempaka bingung, mengapa emaknya ini suka sekali menanam bunga, padahal kalau disuruh memilih antara diajak emak menanam bunga atau diajak bapaknya memberi makan kambing, cempaka sudah pasti memilih ikut bapaknya, dia hanya tinggal duduk menonton sang bapak yang membanggakan kambing-kambing nya. Dibelakang rumah pun terdapat halaman yang terpagar mengelilingi rumah, tidak terlalu tinggi sebenarnya, hanya  setinggi  5 meter. Dihalaman tersebut bapak-nya  membangun sebuah gazebo sederhana untuk bersantai saat sedang jenuh. Disamping gazebo agak sedikit jauh terdapat sebuah kandang untuk tinggal para kambing-kambing kesayangannya. Kadang cempaka iri dengan para kambing yang tiap pagi dan petang selalu mendapat perhatian bapaknya tersebut.

Dengan semangat yang belum surut , cempaka berlari kebelakang rumah mengabaikan seruan sang emak untuk melepas sepatunya.

"PAAKK, CEMPAKA ADA KABARR”. Teriak cempaka menggelegar.

Mendengar teriakan gadis-nya, Pak Surya  yang sedang entah melakukan apa dengan laptopnya  di gubuk tersebut kontan menoleh.
“ Kenapa sih kamu? Ketemu pangeran yang mana lagi sekarang?” tanya Pak Surya dengan santai nya.

Memang setiap pulang sekolah cempaka akan menceritakan pada bapak dan emaknya kalau tadi dia bertemu pangeran. Tapi selalu berbeda-beda di setiap harinya. Kadang pak surya sampai malas mendengar celotehan tak berfaedah dari putrinya tersebut.

“Bukan tetang pangeran pakk” kata cempaka dengan mulut dimanyun-manyunkan agar terlihat imut.  bukan imut yang terlihat, tapi malah mirip seperti ikan koi.
“terus apa hmm?” tanya pak surya.
“ Cempaka lulus pak, jadi  bapak harus nepatin janji buat daftarin cempaka di sekolah favorit.” Kata cempaka dengan wajah berseri seri.
“iyaa. Nanti bapak daftarkan. Sekarang kamu masuk terus mandi dulu, baunya udah mirip Marsiti.” Balas pak surya. Oiya marsiti ini satu-satunya kambing pak surya yang berbulu hitam legam. Tak peduli dengan ejekan bapaknya, cempaka malah tersenyum lebar sambil berjalan masuk kekamarnya hingga membuat bu Lastri  yang membawa kopi untuk pak surya bergidik ngeri, takut kalau-kalau putri semata wayangnya itu kesurupan jin kambing  pak surya yang kemarin disembelih.

while(true) { I Love(you) ; }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang