Dengan hati dongkol bercampur rasa tidak percaya, Cempaka melangkahkan kakinya masuk kedalam gerbang sekolah yang terbuka lebar. Langkah kaki Cempaka terhenti tatkala ia sampai di lapangan.
Disana sudah berbaris rapi siswa-siswi yang Cempaka yakini adalah murid baru, karena baju yang mereka kenakan masih putih bersilau tanpa noda. Hahaha Oke itu terlalu berlebihan. Tapi yang lebih membuatnya terkejut adalah di sekolah ini 75 persen muridnya adalah cowok dan sisanya yaa bisa disebut cewek .
Merasa seluruh perhatian tertuju padanya, Cempaka gemetar disertai keringat dingin dari pelipisnya. Dengan segera ia berbalik badan ingin meninggalkan sekolah. Namun belum juga selangkah ia berlari sebuah suara tajam mengintrupsi .
“Heh kamu yang terlambat itu. Mau kemana?”
“Sudah telat dan sekarang berniat inginkabur?” nada bicaranya bukan seperti bertanya tapi lebih ke menuduh. Dengan takut cempaka membalikkan badan hingga mata coklat terang miliknya bertemu dengan sepasang mata hitam pekat yang menatap dirinya tajam. Astaga jantung cempaka seakan copot ketika melihat pria pemilik mata hitam tersebut berjalan semakin dekat dengannya.
Kulit putih,rahang yang tegas, alis tebal, hidung mancung, dan jangan lupakan wajah yang begitu mulus itu. Cempaka saja walaupun cewek wajahnya tidak sekinclong itu, jerawat unyu selalu saja muncul diwajahnya pada saat-saat tertentu. tapi lihatlah pria ber jas almameter biru tua yang sedang berjalan mendekatinya itu, terlalu sempurna untuk sekedar menjadi bahan halu nya.
"kenapa telat?” Alvian Malik Abraham, nama pria bermata hitam dengan tatapan tajamnya itu. Alvian tiba dihadapan cempaka yang bahkan masih belum menyadarinya. Ia terlalu terpesona akan keindahan salah satu dari sekian banyak ciptaan tuhannya. “Buset ni cowok ganteng betol, udah pates inimah jadi pangeran gue, kalo gue nikah sama dia udah pasti anak gue cakep-cakep karena berasal dari bibit unggul begini.” Kata cempaka dalam hati.
Merasa diacuhkan alvian melambaikan tangannya didepan wajah melongo cempaka. Kontan cempaka langsung tersadar dari pikiran ngawurnya itu. “eh kenapa kak?” tanya cempaka agak linglung.
“kenapa telat?” ulang alvian.
“ma..maaf kak, saya ngga tau kalo bakal ada upacara gini.” Jawab cempaka dengan gugup.
"bagaimana kamu bisa tidak tau? Kamu ngga niat mau sekolah disini haa?” tanya alvian dengan muka songongnya yang menunjukkan sikap senioritas disini masih terasa kuat jabatannya.
“emang gue nggak niat, gue aja ngga tau kalo mau didaftarin disini. Tau gitu kemaren gue daftar sendiri deh.” Jawab cempaka dalam hati. Baru kali ini cempaka merasa salah memberi predikat pangerannya pada pria. Harusnya cempaka tau kalau pria didepannya ini tidak akan masuk dalam kriteria pangerannya. Dari sifatnya saja sudah ngeselin banget, ingatkan cempaka untuk mem-blacklist pria yang sialnya tampan ini.
“kenapa diem, bisu lo? Udah sana ikut ke barisan siswa yang terlambat dan tunggu upacara selesai” seakan terhipnotis cempaka hanya menganggukkan kepala nya lemas sambil berjalan menuju barisan yang ditunjukkan oleh alvian.
30 menit memang waktu yang sangat singkat untuk melakukan hal-hal kesukaan kita, seperti membaca buku atau main game. Tapi apakah masih bisa sesingkat itu saat selama 30 menit yang dilakukan hanya berdiri ditempat yang cukup terik dan mendengarkan celotehan sampah para anggota osis yang sedang berpidato layaknya para calon wakil rakyat saat berkampanye?
Itulah yang dialami cempaka saat ini, memang ia tidak sendiri, tapi dirinya masih terlalu sayang nyawa untuk sekedar berkenalan dengan cewek cantik berambut lurus disampingnya.
Bukannya dia tidak bisa bersosialisasi bukan, cempaka termasuk gadis yang ramah dan mudah sekali untuk mendapatkan kawan, tapi masalahnya diujung barisan sebelah kanan si pria bermata hitam itu terus saja memperhatikan gerakgerik cempaka, seakan ia adalah mangsa bagi singa berwajah tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
while(true) { I Love(you) ; }
Teen FictionCempaka, gadis biasa dengan tingkat kehaluan yang luar biasa. Sering nge-halu bertemu dengan pangeran tampan pujaan hati saat ia memasuki masa sma nanti. Masa dimana ia akan bertemu dengan pangerannya saat hari pertama masuk, pangeran yang menolongn...