rip halu Cempaka

10 0 1
                                    

Liburan telah usai, hari ini adalah hari pertama cempaka mengenakan rok abu-abu yang dibelikan emaknya di pasar, ya hanya di pasar.

Keluarga wijaya bisa dibilang cukup mampu untuk mengunjungi tempat-tempat belanja kelas atas, seperti mall mungkin atau bahkan butik. Tapi ya karna bu Lastri orang yang perhitungan, kalau ada yang murah kenapa harus beli yang mahal Adalah salah satu dan sekian banyak semboyannya . Jadi cempaka terima-terima saja dong daripada harus minta bapak-nya, bukan rok selutut  yang dibelikan malah bisa-bisa cempaka harus mengenakan rok panjang ala-ala anak MTS.

Oke kembali ke topik.

Hari ini cempaka begitu gembira, senyum berjuta watt telah terpancar di wajah ayu-nya dari tadi pagi, bahkan dari adzan subuh saja belum berkumandang cempaka sudah lebih dahulu menggedor-gedor pintu kamar milik orangtua nya. “nanti kalo terlambat bisa-bisa pangeran udah ditandai orang maak” begitulah alasan cempaka. Orangtua-nya yang mendengar pun hanya bisa mengelus dada sambil mengucap istighfar banyak-banyak.

Jam menunjukkan pukul  06.15 wib, dengan semangat cempaka memakan sarapan-nya.
“ayo pak nanti terlambat, bapak juga harus ke sekolah to” seru cempaka dengan intonasi tidak sabar.
“sabar to nduk, bapak masi menikmati masakan istri tercinta bapak ini lo.” Jawab pak surya sambil mengedipkan sebelah matanya pada emak. Emak yang duduk disamping cempaka pun tersenyum malu-malu kadal, bahkan pipi yang semula tak berwarna berubah menjadi merah merona, udah kek tomatnya mang jali aja, begitulah yang dipikiran cempaka. Memang keluarga mereka se-harmonis itu. Pak Surya yang suka menggoda Bu Lastri, dan Cempaka yang merasa jengah sendiri.

Setelah selesai sarapan yang dibumbui dengan rayuan receh bapak untuk emak-nya itu, cempaka berangkat menggunakan sepeda motor . Di atas motor cempaka baru teringat suatu hal, Dia tak tau barang sedikit pun, dimana bapaknya mendaftarkan cempaka sekolah.
Kalau memang bapaknya menepati janji, bapaknya ini pasti menyekolahkan cempaka di sekolah favorit di kotanya. Semoga bapak ngga khilaf waktu milih sekolah buat gue. Itulah doa yang sedari tadi di lantunkannya.

Jalanan pagi ini cukup padat, pak surya melajukan motornya dengan kecepatan normal. Setelah 30menit berkelana di jalanan yang penuh polusi , pak surya menghentikan motornya tepat didepan sebuah gerbang sekolah yang cukup besar. Kening cempaka berkerut tanda ia sedang berfikir “Pak, kok kesini sih?, kan SMA nya bukan disini.”
“ kamu yang minta didaftarkan to, ya disini sekolah kamu. Bapakmu ini sudah daftarkan kamu via online dan hari ini adalah hari pertama kamu .” ucap pak surya dengan senyum tipisnya.

Bagai disambar petir disiang bolong, terlalu lebay mungkin, tapi pernah nggak sih kalian udah ber-ekspektasi tinggi tapi tiba-tiba jatuh gitu aja. Rasanya tuh lebih sakit dari ditinggal pas sayang-sayang nya. Apalagi ini cempaka lo, gadis dengan berjuta imajinasi yang menyusun segala yang berkaitan tentang kelancaran halu-nya, Malah hancur begitu saja saat bapak-nya ternyata mendaftarkan dirinya di sekolah yang bahkan tak pernah terbayang di otak kecilnya. SMK. Sudahlah,,

RIP HALU CEMPAKA..

while(true) { I Love(you) ; }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang