♡Happy Reading♡
•
•
•Perasaan buruk kini benar-benar menghantuiku, rasa lelah tak ada hentinya mengganggu, andai saja waktu terhenti aku ingin beristirahat sejenak. Ku coba tahan namun jauh didalam hatiku, semuanya runtuh hingga hancur berantakan.
Aku berjalan sedikit cepat karena terlalu khawatir tentang sesuatu yang akan Indra buat kepadaku, setelah sekian lama aku tak menggambar, apakah sekarang gambaran itu akan rusak? Padahal, aku ingin memberikannya kepada seseorang. Apa aku harus membuatnya lagi?
Beberapa langkah lagi aku akan sampai dikelasku, aku gelisah ketakutan tapi tak kusangka ada seseorang yang mengerti. Dia yang sedari tadi selalu menggandeng tanganku, berbicara sesuatu agar aku tidak cemas.
"Gapapa, ada gue"
Aku tersenyum dan diapun begitu tapi tak bisa menutup kemungkinan bahwa aku sangat cemas walau dia berkata seperti itu. Makanya aku hanya bisa tersenyum tanpa membalasnya dengan kata-kata. Akhirnya kami berdua sampai dikelas, kulihat banyak orang yang sedang berbicara dibangku ku.
Aku mendekati mereka dan melirik kearah mejaku.
Gambaran itu...
Tidak dirobek, namun dipenuhi tulisan.
"Pencuri"
"Miskin"
"Cantik-cantik kok bangsat"
"Gatau malu"
"Pergi lo dari kelas ini"
"Anak baru udah nyuri iww"
"Gatau diri banget bund"
Dan masih banyak lagi kata-kata yang mereka tulis dikertasku. Namun anehnya mengapa mereka mengataiku dengan sebutan pencuri?
Brak...
Aku terjatuh kelantai ketika seorang perempuan mendorong tubuhku dengan kencang.
"Akh" rintihku.
Kudengar, semuanya menertawaiku kecuali Zaky. Dia berada dibelakangku dan membantuku. Tiba-tiba saja perempuan itu mencengkram kedua pipiku sehingga membuatku menatapnya dengan jelas. Aku kenal perempuan ini, dia Klara sahabat Kakak sekaligus teman sekelasku.
"Maksud lo apaan nyuri kalung emas gue yang ada di loker hah?!"
Aku terkejut.
Klara menyimpan kalung emasnya diloker? Bukankah itu bahaya?
"Kamu nyimpen diloker?" kataku terheran.
"Jawab aja pertanyaan gue!"
Aku tertegun sekaligus menahan sakitnya cengkraman Klara yang semakin kuat.
"A..aku ga nyuri ka...kalung kamu" ucapku terbata-bata.
"Ra lepasin Shalsa! Lo gaboleh gitu" kata Zaky sambil mencoba memisahkan tangan Klara yang mencengkramku.
"Ngapain sih lo belain dia? Inget ya Zak, gue juga gaakan kayak gini kalau dia ga nyuri kalung gue!"
"Emang lo punya bukti kalau dia nyuri kalung lo?"
Tiba-tiba Klara melepaskan cengkraman itu dariku. Aku menggigit bibirku, menahan perih.
"Gue punya dan saksinya kita semua" kata Klara percaya diri.
"Bener Zak. Gue, Klara sama temen-temen lagi mau keloker masing-masing dan Klara teriak karna kalungnya ilang. Terus kita minta bantuin Indra sama yang lain buat bantu nyari terus gue nemu kalungnya ditas dia" ujar Vivian seraya menunjukku ketika mengucap kata 'Dia'.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
Teen FictionUntuk kamu, Kei. Lelaki yang memberikan melody indah padaku, lelaki tampan yang ingin selalu kupandang dan lelaki pemberi cahaya dikehidupan gelapku. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku tidak bisa menemukan orang lain yang memahamiku seperti dir...