Part 5

4 1 0
                                    

Enjoy to reading!!!
.
.
.
.
.

Ara berdiri diseberang rumahnya. Tepatnya didepan pintu rumah Aga. Dia masih setengah sadar akan kejadian tadi sore ditoko buku. Ara menampar pipinya sendiri lumayan keras.

"Bukan mimpi...." gumam Ara menggelengkan kepala sambil mengusap pipinya yang panas.

Ara mengetuk pintu rumah Aga, "AGA!!! INI ARA!! BUKAIN PINTUNYA!!"

Ceklek

Tak lama kemudian pintu rumah didepan Ara terbuka, menampilkan seorang gadis berpostur cukup tinggi dengan mulut yang penuh coklat.

"Halo Kila!!" Sapa Ara pada adik Aga, Syakila.

"Hai Kak Ara!!" Jawab Kila membalas sapaan Ara.

"Masuk aja Kak. Kak Saga ada didalem, lagi mandi dikamarnya, " ujar Kila pada Ara yang tahu kalau dia mencari Kakaknya.

Ara mengangguk paham, kemudian dia masuk tanpa permisi dan langsung menuju kamar Aga.

"Ada siapa La?" Tanya Tante Risa--Ibu Aga dan Kila--sambil menatap Kila. Dia tengah memasak, terlihat dari celemeknya yang penuh noda.

"Kak Ara" jawab Kila pendek. Mood-nya sedang tidak baik. Karena itu dia makan coklat cukup banyak malam ini.

Tante Risa tersenyum senang mendengar jawaban anaknya. Dia langsung ke dapur, kembali memasak.

"Waah....Tumben Mama masak?" Tiba-tiba Om Bima--suami Tante Risa--memeluk istrinya dari belakang, kemudian mengecup puncak kepalanya.

"Iya, lagian hari ini Mama gak terlalu sibuk. Jadi sempet bisa masak" jawabnya.

"Sekalian masakin calon mantu," lanjutnya sambil tersenyum lebar.

"Siapa Ma? Pacar Saga atau Kila?" Tanya Om Bima.

"Ara. Dia dateng kesini"

"Emangnya Saga sama Ara pacaran? Kapan? Kenapa Saga gak kasih tau Papa?" Om Bima memberondong istrinya dengan pertanyaan.

Tante Risa tertawa, "Mereka gak pacaran. Mungkin....nanti?"

"Mereka kayak adek-kakak Ma, Pa" ucap Kila tiba-tiba yang kini tengah duduk diatas meja makan dengan santainya.

"Kila pernah tanya mereka berdua pacaran apa nggak, terus mereka kompak banget bilang nggak sambil ngebentak Kila" lanjutnya lagi.

Kening Tante Risa dan Om Bima mengkerut, heran dengan omongan anaknya ini.

"Masa sih? Mama gak percaya ah"

"Terserah Mama aja" cuek Kila kemudian menidurkan dirinya diatas meja.

"Kila! Cepet turun dari meja makan!" Teriak Om Bima, marah melihat tingkah anak gadisnya yang aneh.

"Gak mau Pa...lagi enak," jawabnya santai tak takut akan Papanya.

"Okeh. Besok uang jajan kamu Papa kurangin" ujar Om Bima sambil tersenyum miring. Dia tahu kelemahan anak gadisnya ini apa.

Kila langsung turun dari meja makan dengan raut wajah kesal. Dia menghentak-hentakan kakinya menuju kulkas kemudian mengambil semua persediaan coklat disana, memakannya dengan rakus.

"Kila! Kamu tadi baru makan coklat! Cepet simpen! Nanti kamu sakit gigi lagi!" Tante Risa berkacak pinggang melihat Kila yang tengah makan coklat dengan rakusnya.

"Suka-suka Kila"

"Syakilaa!!"

Bukannya berhenti makan, Kila malah mengambil coklatnya kemudian pergi ke ruang tengah. Meninggalkan Mamanya yang masih kesal.

AGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang