Ternyata...

2.6K 187 37
                                    

Di rumah Kim hari ini terlihat sepi. Semua anggota keluarga pergi dan menyisakan Jennie seorang diri. Jennie memang awalnya akan pergi ke rumah Asa tapi seluruh anggota keluarga melarangnya dan memintanya untuk istirahat saja setelah kemarin seharian jalan-jalan.

Jennie mengambil hpnya dan duduk di kursi sisi ranjangnya. Jennie mengirimkan pesan ke grup keluarganya. Berharap mereka peka dan mau pulang untuk menemaninya, tapi setelah di lihat riwayat pesannya. Tidak ada seorang pun yang membacanya.
Jennie melempar asal handphone berlogo apple itu ke atas kasur. Kesal karena hanya seharian berada di rumah. Padahal hari ini adalah hari libur. Semua orang tengah melakukan wawancara untuk perusahaan Jo.

Jennie ingin keluar tapi cuaca seperti tidak mendukungnya. Tidak keras memang, tapi itu membuat Jennie menjadi malas. Lagian, setelah difikir dia akan kemana. Dia baru saja dari toko buku kemarin. Kuma juga, kenapa harus sakit dan membuat dia harus di bawa ke dokter hewan.

@@@

"Kitty!" teriak Marcell ketika baru memasuki rumah mereka. Erland melakukan hal sebaliknya dan langsung naik ke lantai dua.

Mereka sudah pulang jam 6 sore. Awalnya mereka hanya akan wawancara yang selesai saat jam 1 siang. Namun, tiba-tiba ada yang menelfon agar di jemput di bandara.

Ceklek...

Erland membuka pintu kamar Jennie. Kondisi kamar Jennie selalu tertata rapih, berbeda dengan kamarnya ataupun kamar Marcell, yang terkadang masih sedikit berantakan. Pandangannya jatuh pada Jennie yang sedang tertidur sambil tangannya memegang novel.

Erland ikut membaringkan tubuhnya di samping sang Adik setelah mengecup pelan pipi Jennie karena kepala Jennie yang miring ke kanan. Tak berselang lama, Marcell muncul dan langsung melompat ke samping kosong Jennie. Membuat ranjang sedikit bergoyang.

Kedua putra Kim itu tampak saling melayangkan tatapan tajam. Tangan masing-masing sudah berada di pinggang Jennie yang terbungkus selimut. "Pergi!"

Marcell semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di leher Jennie. "Aku juga merindukannya. Kakak sudah menghabiskan waktu bersamanya kemarin"

Erland juga sama. Tidak mau mengalah dan ikut mengeratkan pelukannya sambil menarik tubuh Jennie untuk lebih dekat ke arahnya.

Jennie yang merasa terusik langsung mengerjapkan matanya. "Lepas" Jennie mengetahui siapa pelaku yang memeluknya dari aroma mereka.

"Miss you, Kitten" Erland mencium pipi gembul Jennie.

Jennie langsung menggeleng berusaha menghilangkan ciuman itu.

Marcell juga ikut memeluknya erat. "Kitty kangen" katanya

"Pergi saja sana. Jennie mau tidur" ketus Jennie sambil menggoyangkan tubuhnya untuk melepaskan pelukan dari dua Kakaknya itu.

"You angry?"

Jennie tetap diam sambil terus mencoba melepaskan diri. Entah dari tangan Erland ataupun Marcell.

Marcell semakin mengeratkan pelukan. "Kenapa marah pada kami, Kitty? Salahkan Ayah yang memaksa kami untuk ikut" bela Marcell sambil mencium rambut harum Jennie. "Biarkan Kakak tidur juga bersamamu sebelum makan malam, Kakak cape" lanjutnya

Erland mengangguk menyetujui perkataan Marcell.

"Nggak mau. Jennie mau tidur lagi. Kalian cepat keluar" kesal Jennie. Dia baru saja tertidur satu jam yang lalu sampai akhirnya kedua orang ini datang.

Marcell menatap Erland untuk memberi kode dengan gerakan mulutnya. Erland yang mengerti hanya mengikuti Marcell yang menyuruhnya untuk menciumi seluruh wajah Jennie.

Baby JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang