Sedikit pemberitahuan, Dok. Ivan adalah Abang angkatnya Laura, sama seperti Ryand. Tadi Ivan mungkin tadi sedikit formal karena dia memang kadang seperti itu pada Laura karena perlu kalian ketahui bahwa Rumah Sakit yang Dok. Ivan tempati adalah milik Laura.
________________________________________
Kini Laura tengah di kamar, dia sudah pulang beberapa menit yang lalu. Gadis itu sekarang sedang merebahkan dirinya di kasur, dengan sedikit bersandar. Tiba-tiba notif masuk sehingga membuat Laura meraih Hp di nakas.Bang Yand
Dek dimana?
PP
P
Woy dek! Otw markas sebelah cpt
Laura-
Otw
Setelah membalas itu Laura pun bersiap-siap dengan memakai baju serba hitam, serta jangan lupakan topi beserta masker yang melekat pada wajahnya.
Setelah dirasa semuanya sudah, Laura pun turun kebawah dengan terburu-buru.
"Eh sayang mu kemana, pake baju serba hitam gitu?, " tanya Bunda nya heran ketika melihat Laura yang memakai baju hitam serta jalan yang terburu-buru.
"He! Bunda, Laura izin keluar dulu ya bentaran, mau nemuin temen, dadakan soalnya nih yah, " ucapnya Laura pada Bundanya, lalu menyalami punggung tangan Bundanya.
"Yaudah, hati-hati sayang ! Jangan malem-malem pulangnya, " jawab Bundanya, sedikit berteriak karena Laura yang sudah lumayan jauh dari tempat dirinya berdiri.
Laura pun kini sudah tiba di parkiran, lalu dia lebih memilih motor sport nya, setelah itu Laura pun langsung bergegas ketempat yang akan di tujunya.
Setelah tiba disana, suasana yang riuh, tempat yang sudah tak bisa di katakan baik.
Laura menggeram, siapa yang sudah memulai kerusuhan ini, setelah itu Laura langsung memakai topeng nya, lalu turun dari motornya dan menghampiri orang-orang yang tengah berkelahi."CUKUP! " ucap Laura dingin, sehingga membuat yang berada disana terdiam dan mulai merasakan aura yang berbeda.
"Oh hai, ada perlu apa kau kesini? Berhentiin semuanya lagi, apa hak lu Gadis lemah!, " seru salah satu cowok berbadan tegap, dan memakai masker? Hmm, sepertinya dia ketua nya.
"Hai Tuan Edrest yang terhormat, seharusnya saya yang bertanya begitu pada Anda! ada perlu apa Anda datang kemari dan menghancurkan semuanya? Apakah Anda sudah bosan hidup Tuan Edrest!" ucap Laura, sembari menatap orang yang di depanya dengan tajam.
"Hhhhha, kau siapa berani-beraninya bilang begitu hah! Kau hanya Gadis lemah yang kebetulan lewat benar kan? Dan yah, untuk apa kau memakai topeng hitam itu? Jika sedang berpesta lebih baik sana cepat pergilah, jangan kemari! Jika kau ingin selamat, mengganggu saja!" jawab Pria itu, Edrest.
Sepertinya Laura malah senang dengan pertunjukan ini, rupanya musuhnya itu belum mengetahui dirinya.
"Hhhhha, ternyata Tuan tidak mengetahui saya, hhhha.... Terus jika Tuan tidak tau saya! Untuk apa Tuan kemari hm?, " ucap Laura sembari di iringi dengan tawanya.
Yang melihat semua ini hanya begridik ngeri, karena tawa nya seperti tawa iblis yang tak tahan ingin memakan mangsanya.
"Siapa kau itu tidak penting! Karena saya sudah tau kau hanya pengacau disini Gadis lemah! Cepat pergilah sebelum saya bertindak!, " teriak Edrest pada Laura, rupanya Pria itu masih belum menyadari bahwa dia sedang berhadapan dengan ketuanya langsung, jika tadi bertengkar dengan anggotanya, dan sekarang dia langsung berhadapan dengan ketuanya, Queen Anglera.
Ketua dari Mafia Hels Angels yang ditakuti di seluruh dunia, mungkin Edrest menganggap bahwa ketuanya tidak ikut bertarung, karena memang selama pertempuran tidak melihat sama sekali tanda-tanda ketua nya ada . Jadi Pria itupun, tujuan sekarang adalah ingin menghabisi anggotanya terlebih dahulu, setelah itu ketuanya, yang bahkan belum dia ketahui.
" Oh ya! Aku jadi takut Tuan, bagaimana ini aku kemari sendirian, jangan kau habisi dulu saya Tuan, hhhhhha, "
Edrest yang seperti di ledek pun tak terima, tidak taukah Gadis di hadapanya ini, sekarang berhadapan dengan siapa.
"Kauuuuu, cepat pergi Gadis bodoh! " teriak Ederest.
"Yah cepat teruslah emosi brengsek, karena dengan emosi kau akan cepat kalah," batin Laura dengan senyum miringnya.
Laura sengaja memancing Edrest, kenapa?
Karena dengan emosi yang dia pikirkan hanya menghabisi, bukan berpikir."Oh begitu Tuan? Saya memang bodoh, makanya saya dari tadi berdiri disini saja, " jawab Laura, dengan gaya sedikit mengejek.
"Kau.... " setelah ucapan itu, Edrest pun mendekat Laura dan akan membuka topengnya, namun Laura langsung mencegat tangan Pria itu dengan tatapan tajam.
"Kenapa Tuan? Apakah kau penasaran dengan muka ku yang cantik ini hm, " goda Laura.
"Kau sebenarnya siapa hah? Apakah kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa Gadis bodoh!" geram Edrest, setelah menurunkan tangan nya kembali.
"Aku siapa itu tidak penting , dan ingat Tuan Edrest, aku tidak takut dengan mu," ucap Laura dengan tersenyum miring.
"
Arrrgh, kauuu, " geram Edrest, sembari menunjuk Laura.
Laura yang ditunjuk seperti tidak suka, dia paling tidak suka di tunjuk.
"Dengan dasar apa Anda menunjuk saya, dengan tangan kotor mu ini hah! " ucap Laura, dengan dinginnya.
Edrest yang mendengar itu pun merinding, namun dia juga geram pada gadis di depannya itu.___________________________________________
Maaf, baru up lagi.
Terus maaf kalo part ini pendek..Tapi walaupun begitu, semoga kalian suka:)
Jangan lupa vote&komennya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Laura
Teen FictionJangan lemah, jangan menyerah.. Teruslah melangkah... Karena sesuatu yang besar dimulai dari hal yang terkecil.... Jangan lupa follow, vote and komenya yah :)... Ig:yayirayi09