Azure [Phose x Reader ]

177 13 0
                                    

Title: Azure
Pair: Phose x  (Reader)
Author: ika Rahmawati (Ika-nee)
Genre;-

.

Kamu menatap langit dengan wajah datar dengan sebuah pedang (di anime nya itu pedang apa kayu ya, ika-nee bingung nih) di samping mu bersiaga jika ada musuh mendekat.

Kamu adalah sebuah berlian dengan tubuh mu berwarna biru, kau lahir berapa tahun lalu hanya dirimu yang satu-satunya yang dewasa di sini dan bertugas melindungi junior mu yang lain.

Kamu tidak percaya apa yang berada di bulan. "Mungkin di bulan ada kelinci pembuat Mocchi.. maka nya senior yang lain di bawa ke sana.."gumammu sambil menatap langit.

"Aaaa.. azure.."pekik suara tak jauh darimu sambil berlari ke arahmu.

"Yellow diamond berhenti berlari-lari kau akan hancur.."tegurmu pada seorang permata berwarna kuning cerah yang rambut nya di ikat itu berlari ke arah mu.

"Lupahkan itu, Aqua-san dan Blue-san mereka tengah bertengkar.."kata Yellow diamond padamu.

"Kenapa mereka bertengkar.."tanyaku dengan heran. "Mereka mencoba membangun kan sensei.."jawab permata itu padamu.

"Sensei tengah mendetaksi.. jika beliau terbangun, mereka bisa di hukum.."lanjutmu lagi.

"Bagaimana ini, Azuree.."ucap Yellow diamond pada mu.

"Tunggu di mana shaffire.."tanyamu dengan panik.

"Aku tidak tau, Azure.."jawab yellow diamond lagi.

"Kau cari dia sementara aku akan menghentikan mereka berdua.."usulku padanya.

Yellow diamond mengangguk pelan. "Baik.."ucap Yellow diamond kepadaku.

"Jika ada apa-apa beri tanda ok.."saranku kepadanya.

.

Aku berlari menyusuri jalan di mana sensei berada.

"Sudahku bilang Aqua nanti Sensei akan marah.."ucap suara itu yang coba menjelaskan. "Kamu bohong, sensei itu cuman tidur bukannya mendetaksi.."balas suara satunya.

Aku menghelang napas pelan saat melihat tingkah keduanya.

"Hei, kalian sedang disini.."tegur ku sambil menarik pakaian mereka berdua.

"Senior/ Azure.."balas mereka berdua yang terkejut dengan kedatangan ku.

"Ayo jangan disini.."lanjut ku membawa mereka, ralat menyeret mereka pergi.

"T, tapi.."

"Ayo pergi.."

"Semua ini salahmu, Aquaaa..."

.

Teng.. teng..

Aku mendengar suara bunyi bel di luar sana, tanda ada sesuatu di luar sana.

"Aku minta kalian lindungi yang lain.."perintah ku kepada berlian yang lebih muda.

"Tunggu, azure.. mereka berbahaya.."ucap salah satu berlian kepadaku.

Aku memutuskan untuk pergi tanpa mengindahkan peringatan.

.

"Mereka banyak sekali.."ucap ku saat mereka [orang bulan] mulai menyerang tempat kami.

Scuttt..

Berapa anak panah menghujani kami,   sementara aku berusaha menghindari serangan mereka

Trak!

"Reddd!!!" Pekik sebuah berlian yang tak jauh dari tempat ku berdiri.

"Cepat bawa red sekarang.."teriakku saat berapa pecahan pemilik berlian berwana merah berserakan di tanah.

"Tapi, azure.. "balas nya sambil membantu Red pergi. "Cepat pergi, dan bangunkan sensei.."teriakku kembali.

Mau tak mau aku menyuruhnya untuk pergi, mataku menatap mereka.

Berapa anak panah yang begitu besar hampir saja, menusukku aku yang melihat hal itu mencoba menghindar serangan itu.

"E, emas bagimana bisa.."kataku dengan terkejut.

"Tak ku sangka, kau lumayan juga.."sindir seseorang padaku membuat ku menoleh ke arah atas di mana ada seseorang berlian di atas awan. "... '-' "  aku menatap sosok itu dengan wajah bingung.

"Ano.. maaf kau siapa ya.."tanyaku dengan bingung, kenapa berlian seperti dirinya menyerang ku yang sama dengannya. "Namaku tidak penting.."jawabnya dengan wajah datarnya.

"Oh.. " jawabku dengan pendek. "Jika tidak ada perluan silahkan tinggalkan tempat ini.."lanjut ku lagi.

"Kau mengusir ku.."tandas nya tajam bersiap menyerang ku balik. "Tentu saja, kau berani sekali membuat para junior ku ketakutan.." tungkasku tajam mengenggam senjata ku dengan kedua tanganku

"Ohh, kau permata yang menarik ya.."sindirnya padaku membuat ku memincingkan penghilatanku sekarang.

"Begitu kah, terima kasih.."jawab ku sontak membuat nya menyerang ku mengunakan tombak putihnya.

"Aku akan memastikannya kau menarik kata-kata mu itu.."lanjut nya lagi menyuruh bawahnya yang seperti gumpalan awan menyerang ku. "Ets.., mainnya keroyok kan kalau begitu satu lawan satu dong.."keluhku yang berhasil mengalahkan orang-orang bulan itu.

Aku menebas orang-orang bulan itu menyisakan seorang permata seperti ku yang kini menatap tajam padaku, hawanya membuat ku bergedik ngeri melihat.

"Kau berani sekali membantai mereka.."umpatnya kesal lalu menyerang ku mengunakan tangan emasnya.

"Eh, loh kok.."kataku yang kesulitan untuk mengalahkan nya.

"Kau pikir kau akan menang tentu saja tidak."serunya dengan sombongnya.

"Ck, dasar orang bulan menyebalkan.."keluh ku padanya.

"Kalau di lihat-lihat kau cukup cantik ya.."ucapnya padaku sambil menarik kedua tangan ku yang sudah di ikat oleh tangan emasnya yang panjang.

Sejak kapan dia mengikatkan ku.

"Oi, lepaskan aku.. bodoh.."rontaku padanya yang mencoba membebaskan diri dari genggaman nya.

Tangan satunya menarik daguku untuk melihat kedua mata uniknya itu, mata miliknya berwarna biru dan putih. Yang entah mengapa membuatnya kelihatan.

".. cantik"ucapku tanpa sadar membuat nya tersenyum kecil.

"Baru kali ini ada yang bilang begitu padaku.."katanya yang mendekat ku padanya sehingga aku kini berada di depan wajahnya.

"Siapa namamu.. manis"tanyanya padaku, membuat ku mengerjap mata tak mengerti. "A, apa.."kataku dengan bingung. "Namamu.."ulangnya dengan jengkel.

"Azure.., aku Azure"jawabku lagi Tanpa sadar membuatnya tersenyum kecil mendapatkan jawaban dari ku.

"Nah, azure sampai saat itu tiba aku akan kembali membawamu dari sini.."katanya padaku yang kini menarik bagian belakang kepala ku.

"M, mau apa kau "balas ku dengan terkejut apa yang ingin dia lakukan padaku.

"Kau akan menjadi milikku, seorang.."jawabnya lalu mengecup bibirku membuat ku mematung.

Apa yang dia lakukan..

"AAAAA.. dasar sialan.."amukku yang kini menjedukan kepala ku ke arahnya sehingga kepalaku agak retak walau sedikit. Begitu juga dengannya.

"Manisnya, dan namaku adalah Phos salam kenal, tuan putri.."ucapnya yang kini naik ke atas awan.

"Aku akan membalasmu lain kali, akan ku pastikan kau akan hancur di tanganku... Phos."makiku dengan marah sementara itu dia hanya terkekeh geli mendengarnya.

"Tidak aku lah yang akan menghancurkan mu, nanti nya.."

Char x Reader [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang