Sesampainya di rumah, Renjun langsung pergi ke kamarnya. Rumah Renjun sangat sepi, tapi Renjun sudah terbiasa dengan itu. Setiap hari Renjun hanya sendirian di rumahnya, bahkan Renjun memilih untuk tidak memiliki pelayan saat neneknya menyarankannya. Renjun lebih suka sendirian sejak kejadian itu, rasanya akan lebih tenang mengeluarkan emosinya saat sendirian berada di rumah.
Renjun melempar tasnya ke sofa kamarnya, meraih handuk lalu berjalan menuju kamar mandi. Sudah menjadi kebiasaan Renjun untuk mandi setelah pulang luar. Tidak berapa lama, Renjun keluar dari kamar mandi. Karena sangat lelah, Renjun menjatuhkan tubuhnya di atas kasur besarnya.
Keluarga Huang adalah keluarga yang cukup kaya di China. Namun orang tua Renjun memilih untuk pindah ke Korea sejak Renjun berusia delapan tahun, alasannya karena mereka menjalani bisnis dengan perusahaan di Korea. Itulah sebabnya Renjun fasih berbahasa Korea, namun ia juga tidak lupa berbahasa China.
Sejak kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, Renjun memilih untuk tetap melanjutkan pendidikannya di Korea. Sebenarnya Nenek Huang merasa khawatir dengan keadaan Renjun, terlebih saat mendengar cucu satu-satunya itu sempat merasa depresi setelah kedua orang tuanya meninggal. Namun Renjun berhasil keluar dari masa sulit itu dan kembali menjadi Renjun seperti biasanya.
Kedua orang tuanya juga sudah menyiapkan warisan yang cukup untuk biaya hidup Renjun jauh sebelum kejadian itu terjadi. Maka dari itu Renjun tidak takut hidup sendirian, karena setiap bulan neneknya akan mengirimkan uang bulanan untuknya. Terlebih Renjun bisa memasak sendiri dan tidak perlu membeli makanan luar, cukup membeli bahan makanannya saja. Itulah mengapa kakeknya bisa meyakinkan neneknya bahwa Renjun cukup mandiri untuk bisa hidup sendiri.
Terdengar suara notifikasi ponselnya yang ternyata masih berada di dalam tasnya, Renjun lupa mengeluarkannya dari sana. Renjun melangkah ke sofa lalu mengambil ponselnya. Ia tersenyum saat mengetahui siapa yang baru saja mengiriminya pesan, itu Sojae. Di perjalanan menuju rumah Sojae, Renjun sempat meminta untuk bertukar nomor telepon. Tidak Renjun sangka jika Sojae akan mengirim pesan terlebih dahulu. Renjun kembali ke tempat tidurnya, duduk di ujung kasur lalu membuka ruang pesan Sojae.
Sojae | Renjun, apa kau sudah tidur?
Renjun tersenyum membacanya, tangannya bergerak cepat untuk membalas pesan Sojae.
Renjun | Belum, aku baru saja mandi
Sojae | Mandi malam hari?
Renjun | Iya, kenapa?
Sojae | Itu tidak baik, kau akan sakit nanti
Renjun | Tidak, aku sudah sangat sering mandi malam hari
Renjun | Sudah menjadi kebiasaan hahaSojae | Lebih baik jangan dibiasakan. Jangan mandi malam hari lagi, Renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? | Huang Renjun
Fanfiction"Hanya kau yang pergi, tapi mengapa aku merasa kehilangan segalanya?" Ketika Huang Renjun jatuh cinta, dia tidak akan bisa menahan perasaannya. Seperti saat ini, dia sudah begitu jatuh hati pada gadis unik di pertemuan yang tidak terduga. Han Sojae...