Renjun terkejut dengan kedatangan adik kelas yang tiba-tiba duduk di sampingnya.
“Kak Renjun, kan?” gadis itu tersenyum lebar sambil menatap Renjun.
Renjun menoleh pada Sojae, ia dapat melihat kekasihnya itu tengah menatap intens pada gadis di sampingnya. Renjun kembali menoleh pada gadis itu, mengangguk canggung sembari tersenyum.
“Wah Kakak ternyata tampan sekali.”
Sojae membulatkan matanya, berani sekali gadis itu memuji kekasihnya di hadapannya. Renjun tersenyum kikuk sambil mengusap lehernya, entah mengapa dia merasa tidak senang dengan pujian itu.
“Ah Kak Renjun, boleh minta nomormu?” gadis itu menyodorkan ponselnya pada Renjun.
Renjun menggigit bibirnya, ingin menolak tapi tidak tega. Sebenarnya tidak akan ada masalah meski Renjun memberikan nomornya, lagi pula gadis ini hanya adik kelas.
Renjun akhirnya memutuskan memberikan nomor ponselnya. Baru saja hendak mengambil ponsel adik kelas itu, ponselnya sudah lebih dulu direbut oleh Sojae.
“Mengapa tidak meminta nomor ponsel kekasihnya juga? Aku bersedia memberikannya.” Sojae tersenyum manis pada gadis itu, meskipun
Renjun tau senyumnya hanya dipaksakan.Gadis itu menatap Sojae dan Renjun bergantian, wajahnya nampak kebingungan.
“Oh? Kakak ini siapa?” gadis itu berdiri, menunjuk Sojae yang ternyata tidak ia perhatikan sedari tadi.
“Aku pacar Renjun, satu-satunya orang yang dia cintai.” Sojae menjawabnya mantap, membuat Renjun tak kuasa menahan senyumnya.
Gadis itu nampak terkejut, menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
“Maafkan aku, aku benar-benar tidak tau. Aku pikir Kak Renjun belum memiliki pacar.” suaranya perlahan mengecil, menatap Renjun yang masih terduduk di sana. “Sekali lagi maaf Kak, permisi.” gadis itu mengambil ponselnya dari Sojae lalu berjalan cepat meninggalkan pasangan itu.
Renjun tiba-tiba tertawa, membuat Sojae seketika menoleh padanya.
“Kenapa?”
Renjun menggeleng, “Tidak ada, aku hanya kagum melihatmu.”
“Kagum apanya?” Sojae mendudukkan dirinya kembali di depan Renjun, masih dengan wajah kesalnya. “Jangan berikan nomor ponselmu pada sembarang orang, aku cemburu.” Sojae melipat tangannya di dada, menatap keluar jendela.
Renjun tersenyum, “Baiklah, tidak akan kulakukan lagi. Aku berjanji.”
Sojae melirik Renjun yang tengah tersenyum padanya, seketika rasa kesalnya pada pemuda itu menghilang.
“Kau tidak mau memesan makanan untukku?”
Sojae menggeleng. “Bagaimana jika seseorang mendekatimu lagi?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? | Huang Renjun
Fanfiction"Hanya kau yang pergi, tapi mengapa aku merasa kehilangan segalanya?" Ketika Huang Renjun jatuh cinta, dia tidak akan bisa menahan perasaannya. Seperti saat ini, dia sudah begitu jatuh hati pada gadis unik di pertemuan yang tidak terduga. Han Sojae...