Why? | 03

44 10 2
                                    

Renjun menuruni tangga rumahnya dengan santai, menuju meja makannya yang terdapat roti dan selai di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun menuruni tangga rumahnya dengan santai, menuju meja makannya yang terdapat roti dan selai di sana. Hari ini Renjun tidak terlambat bangun, maka dari itu dia terlihat lebih santai dan sempat menyiapkan sarapan.

Renjun duduk di salah satu kursi, mengambil roti dan selai coklat yang ada di atas meja. Renjun mulai mengoles selai itu ke atas roti kemudian memakannya, sama seperti yang biasa ia lakukan. Hari-harinya terus berjalan seperti itu, hanya ada sedikit perubahan dalam hidupnya yaitu kedatangan gadis unik yang membuat hari-harinya lebih terisi.

Renjun tiba-tiba teringat pada Sojae, dengan cepat ia mengambil ponselnya lalu mencari nama Sojae di sana. Awalnya ragu untuk menelepon Sojae, namun Renjun tidak ingin menunda agar ia tidak terlambat. Renjun mendekatkan ponselnya ke telinga, menunggu suara Sojae menyapanya.

“Mmh, halo?”

Renjun terkejut mendengar suara Sojae yang aneh, seperti baru bangun tidur (?).

“Halo Sojae, ini Renjun”

“Oh, ternyata Renjun. Maaf aku tidak melihat siapa nama peneleponnya hehe” Sojae terkekeh, suaranya terdengar berat dari seberang sana. Renjun yang mendengar itu tentu merasa heran, suara Sojae tidak seperti ini saat menelepon kemarin.

“Ada apa denganmu?”

“Hm? Apa?”

“Suaramu terdengar berbeda? Apa terjadi sesuatu?” Renjun menghentikan kegiatannya, fokus menunggu jawaban dari Sojae.

“Ah itu uhuk… aku sakit” Sojae terdengar samar-samar batuk.

Renjun membulatkan matanya, “Sakit? Apa parah?”

“Tidak, ini hanya demam biasa. Mungkin setelah beristirahat seharian aku akan kembali sehat”

Renjun tetap saja khawatir setelah mendengar itu.

“Kalau begitu istirahatlah, jangan melakukan apapun yang melelahkan” Renjun berdiri dari posisi duduknya, mengambil tasnya di sofa lalu berjalan keluar rumah. Sudah saatnya ia berangkat sekolah.

“Haha iya, aku akan segera sembuh” Sojae tertawa pelan dengan suara paraunya. “Kau akan sekolah, kan?”

Renjun mengangguk, “Iya, aku sedang bersiap-siap” Renjun menjepit ponselnya di antara telinga dan bahunya, tangannya bergerak aktif memakai sepatunya.

“Semangat”

Renjun tersenyum, “Baiklah. Sekarang istirahatlah, sampai jumpa” setelah itu panggilan terputus.

Sebenarnya Renjun merasa sedih mendengar kabar bahwa Sojae sakit, karena mereka tidak akan bertemu di sekolah maupun di tempat kerja Sojae. Namun Renjun memilih untuk bersabar agar Sojae segera sembuh dan mereka dapat bertemu lagi.

|Why?|

Renjun nampak mengaduk-aduk makanannya sedari tadi, tangannya menopang pipinya dan wajah Renjun nampak lesu. Hanya Jaemin yang menyadari itu, Haechan sangat fokus pada makanannya karena terlalu lapar.

Why? | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang