Sojae masih saja mengaduk makanannya, tatapannya terus tertuju pada Renjun yang sedang asik tertawa bersama teman-temannya. Yang Sojae tau mereka sedang membicarakan pertemuan Renjun dengan ibunya, namun Sojae tak tau jelas apa yang mereka katakan.
“Kedua orang tuanya menipu banyak orang lewat bisnis”
Ucapan teman-temannya terus mengisi kepalanya, bahkan saat jam pelajaran Sojae terus memikirkannya. Sebenarnya Sojae tidak tau jelas maksudnya seperti apa, namun kata “menipu” sudah berarti buruk. Sojae hanya tidak suka siapapun yang pernah menipu orang lain, karena hal itulah yang membuat keluarganya tidak utuh seperti ini. Tapi Sojae harus membuka mata, itu orang tua Renjun, bukan Renjun.
“Sojae” Renjun menoleh pada Sojae, menatap Sojae dengan bingung karena ia mengetahui gadis itu menatapnya sedari tadi.
Di saat bersamaan, lamunan Sojae buyar. Sojae melempar senyum kikuknya pada Renjun, berusaha agar pemuda itu tidak curiga padanya.
“Ada apa? Mengapa tidak makan?” Renjun memandang makanan Sojae yang masih utuh, hanya berubah bentuk karena Sojae mengaduknya.
“Ah itu… aku masih memikirkan tugasku, cukup sulit” Sojae mengalihkan pandangannya, tidak kuasa jika harus beradu tatapan dengan Renjun.
“Tenang saja Sojae, Renjun bisa membantumu” Haechan tersenyum menggoda pasangan itu.
“Ah iya, aku bisa membantumu” Renjun tersenyum canggung, tiba-tiba saja tidak yakin jika dia bisa mengajari kekasihnya itu.
Sojae juga tersenyum canggung sambil menggeleng, “Tidak per—“
“Tidak apa-apa Sojae, malam ini Renjun tidak sibuk”
Hampir saja Renjun tersedak kuah sup nya, ucapan Jaemin sangat ambigu menurutnya. Renjun menoleh pada Jaemin, seakan meminta penjelasan dari ucapan pemuda itu. Namun bukan Jaemin namanya jika langsung mengerti maksud tatapan Renjun.
“Bukankah kalian ingin bermain game dengan—“
“Batalkan!” Haechan langsung memotong ucapan Renjun. “Jaemin, malam ini ibuku memasak makanan enak, ayo bermain di rumahku” Haechan merangkul Jaemin agar Jaemin mengabaikan Renjun.
“Yeyyy!” Jaemin bersorak, dia tidak sedang berpura-pura, Jaemin memang sangat menyukai makanan buatan Nyonya Lee. Bahkan jika diberi kesempatan untuk terlahir kembali, Jaemin ingin menjadi anak keluarga Lee, tapi tidak ingin bersaudara dengan Haechan.
“Ah kalian ini” Renjun memalingkan wajahnya ke arah lain, kemudian kembali menatap Sojae yang sedari tadi hanya diam memperhatikan tingkah mereka. “Di rumahmu saja?” Renjun menatap ragu.
Sojae segera mengangguk, “Baiklah, di rumahku” tersenyum dengan canggung pada Renjun.
Haechan dan Jaemin yang mendengar itu langsung merasa lesu, gagal sudah rencana mereka agar Renjun dan Sojae hanya berdua di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? | Huang Renjun
Fanfiction"Hanya kau yang pergi, tapi mengapa aku merasa kehilangan segalanya?" Ketika Huang Renjun jatuh cinta, dia tidak akan bisa menahan perasaannya. Seperti saat ini, dia sudah begitu jatuh hati pada gadis unik di pertemuan yang tidak terduga. Han Sojae...