Part 8: Don't Bother Her

108 14 5
                                    

Sebelum lanjut membaca, mohon tekan bintang dulu ya.. makasiih.. 😊

.

.

.

🌾🌾🌾

Claire melihat ke arah matahari yang mulai meninggi. Pohon apel yang rindang melindunginya dari terik. Sesekali ia melirik ke arah pintu masuk Zephire Farm sambil mengambil potongan-potongan kecil buah apel dari atas piring ke dalam mulutnya. Jelas ia menunggu seseorang.

Ketika orang yang ditunggu akhirnya muncul dengan membawa beberapa kantong bibit, Claire menghembuskan nafas jenuh. Ia menatap tajam orang tersebut saat berjalan menuju ke arahnya dengan wajah tanpa dosa.

Gray berdiri di depan Claire yang tampak sedang bersantai di bawah pohon apel. Ia mengangkat tangan kanannya yang membawa enam kantong bibit lobak dan menyodorkannya pada Claire. Baru saja ia membeli bibit tersebut dari supermarket.

"Lihat, aku sudah membelinya," ucap Gray memberitahu.

"Kau tahu? Berapa lama aku menunggumu disini?"

Gray menurunkan tangannya setelah dirasa Claire ingin membuat perhitungan dulu dengannya. Ia menarik kedua sudut bibirnya ke atas.

"Senang rasanya kau menungguku," goda Gray.

Claire rasanya ingin muntah mendengarnya. "Hanya membeli bibit saja kau butuh berapa jam, hah? Lihat, matahari keburu tinggi. Aku harus menghemat waktu agar bisa menanam bibitnya," omelnya pada Gray.

"Maaf, di depan supermarket tadi aku bertemu  dengan Stu. Biasa, anak itu mengajakku bermain dulu."

Claire menarik sebelah alisnya ke atas. "Dan aku tahu kau berbohong."

"Kau tidak percaya padaku?"

Claire menghembuskan nafas jengah. Lalu ia berdiri berhadapan dengan Gray sambil kedua tangannya terlipat di depan dada. "Baru saja Stu datang kemari karena disuruh Elli mengantarkan obat untuk Jack. Jadi, apa aku harus percaya padamu?"

Gray hanya ber'oh' saja dengan diikuti tawa garingnya.

"Apa Jack sedang sakit?" tanya Gray mengalihkan pembicaraan.

"Dia sedang demam. Makanya, kebetulan sekali ada yang membantuku disini," jawab Claire dingin.

"Ekh, siapa?" Gray pura-pura tidak tahu.

"Tentu saja kau!" Claire menunjuk dada Gray dengan telunjuknya. "Kau mau melarikan diri setelah apa yang kau lakukan pada lobak-lobakku tadi pagi?"

"Tidak, Claire."

"Kalau begitu cepat tanam bibit-bibit itu!"

Gray menoleh ke arah kebun pertanian dan menyapukan pandangannya. Kemudian ia kembali menatap Claire. "Pertama, apa yang harus aku lakukan?"

Claire menghembuskan nafas lagi sambil menutup mata dan menepuk jidat. "Tentu saja kau harus mencangkul tanahnya terlebih dulu, dasar payah!"

"Hei, jangan menyebutku payah!"

"Terserah!" Claire mendelikkan kedua matanya. Lalu ia masuk ke dalam rumah dan tak berapa lama keluar dengan membawa cangkul. Tanpa kata ia memberikannya pada Gray dan menyuruhnya untuk segera mencangkul.

Sementara Gray mencangkul, Claire kembali duduk bersandar pada pohon apel dan menikmati sisa buah apelnya sambil mengamati Gray. Angin lembut yang membelai rambutnya tanpa sadar membuatnya mengantuk dan tertidur. Mungkin sebentar saja tidak apa-apa. Ia juga merasa lelah.

(HIATUS) He's My Fiance [Fan Fiction Game Harvest Moon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang