08 : ada apa?

146 29 6
                                    

semenjak kejadian itu Yena udah enggak ngomong lagi sama Yohan, ketemu pun kayak orang gak kenal. karena seperti yang kalian tahu Yena bukan tipe yang mengejar ataupun dikejar, dirinya hanya mengikuti arus yang ada.

dan akhir-akhir ini Yena sering pulang telat dikarenakan harus latihan keras untuk penampilannya nanti saat festival ulang tahun sekolah dirayakan. kalian pasti ingat kan saat Yena dipanggil oleh Pak Jongin? bener banget, Pak Jongin adalah salah satu pembimbing sekaligus pelatih ekskul, lebih tepatnya ekskul dance.

Yena yang pada dasarnya bukan anak dance namun memiliki bakat dalam dance sudah dilirik sejak dulu oleh Pak Jongin, tahun kemarin sempat diajak tapi Yena menolak. tahun sekarang diajak lagi dan Yena udah berniat nolak lagi, namun karena alasan yang diberikan Pak Jongin saat membujuk Yena sangat masuk akal mau tidak mau membuat Yena menerima tawaran tersebut.

peluh sudah merembas sampai membuat rambutnya sedikit lepek. terus berlatih dan berusaha mengejar ketertinggalannya dari yang lain. ingat, Yena bukan anak dance dan latihan keras seperti ini sungguh menguras tenaganya karena kondisi tubuh yang tidak terbiasa.

"oke! latihan sampai disini! untuk Yena, kamu sudah mulai bagus. tinggal memperhatikan detail gerakan saat diakhir-akhir lagu." ucap Pak Jongin memberikan atensi khusus pada Yena yang diangguki oleh Yena yang artinya paham.

"untuk hari ini, kerja bagus semuanya! saya tidak bisa lama-lama, masih ada urusan. hati-hati pulangnya anak-anak kebanggaan saya!" lanjut Pak Jongin yang ditunjukkan pada seluruh anak dance, kemudian Pak Jongin keluar dari ruangan terlebih dahulu.

Yena langsung terduduk lemas, nafasnya memburu dan belum sepenuhnya stabil. mengabaikan anak-anak yang sudah mulai mengemasi barang-barangnya untuk pulang.

"gak papa Yen?" Yeonjun. salah satu anak unggulan dalam urusan dance tentunya salah satu kesayangannya Pak Jongin itu bertanya pada Yena soal kondisinya.

"gak papa Jun." Yena membalas sambil tersenyum tipis, seakan mengatakan dirinya benar-benar baik-baik saja.

"pulang bareng gue mau? mumpung lagi bawa motor punya abang Taehyung." tawar Yeonjun. Yena menggeleng. bisa dikatai habis-habisan jika dirinya gegabah menerima tawaran Yeonjun. pawangnya udah mirip maung Bandung, galak!

"gak usah Jun, gak papa. gue pulang sendiri aja." tolak Yena halus.

"yaudah kalo gitu. gue pulang duluan ya. hati-hati lo dijalan!" peringat Yeonjun sambil melangkah pergi setelah menepuk pelan kepala Yena. hal biasa yang dilakukan teman lelakinya pada Yena, jadi tidak akan ada namanya terbawa perasaan atau baper.

saat ruangan sudah kosong Yena berdiri kemudian menyambar tasnya lalu keluar tidak lupa menutup kembali pintunya, berjalan pelan karena masih merasa lelah.

"Kak Yena!" namanya terpanggil yang membuat Yena terpaksa berhenti melangkahkan kakinya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"oh, Yuri? kenapa ya?" ujar Yena heran. pasalnya mereka tidak dekat namun saling mengenal sebatas kakak kelas serta adik kelas dan gadis yang memiliki suara emas itu tanpa persetujuan menarik Yena seenaknya.

"Yuri? ada apa sih? kenapa narik narik gue?" ini aslinya Yena cape banget dan Yuri seenak jidatnya narik-narik Yena. Yena pengen cepet-cepet pulang ke rumah terus tidur, tubuhnya kalo terus dipaksa gini nantinya sakit.

"diem aja Kak, sebentar lagi juga tau." ucap Yuri singkat, akhirnya Yena hanya pasrah dan mengikut kemana kaki Yuri melangkah. dan ternyata tujuan mereka adalah ruang ekskul musik.

Yuri mengetuk pintu ruangan itu sebanyak tiga kali kemudian membukanya.

"nih Bu! saya sudah mendapatkan pengganti Chaewon!" seru Yuri dihadapan Bu Wendy yang tidak lain tidak bukan pembimbing ekstrakurikuler Musik serta menjabat sebagai guru bahasa Inggris.

"Yena?" tanya Bu Wendy memastikan dan Yuri hanya mengangguk semangat.

"ya sudah, terimakasih ya Yuri kamu boleh pulang sekarang." lanjut Bu Wendy.

"sama-sama Bu. semangat Kak Yena!" ucap Yuri sambil mengepalkan tangannya seakan memberikan semangat untuk Yena.

Yena yang sejak tadi sudah lelah otaknya pun tidak bisa mencerna apa yang terjadi dihadapannya dengan baik hanya bisa melongo tak paham.

"ayo sini nak Yena. duduk di samping Yohan." ujar Bu Wendy yang membuat Yena tersadar dari lamunannya kemudian duduk di kursi yang ditunjuk oleh Bu Wendy dengan santai.

tapi tunggu! tadi Yena seperti mendengar nama Yohan. katanya duduk di samping Yohan.

duduk di samping Yohan..

duduk di samping Yohan.

kalimat itu terngiang-ngiang di kepalanya, namun seakan dikejutkan Yena membelakkan matanya saat menoleh langsung mendapati Yohan yang sedang menatapnya datar.

'Yohan?! ngapain disini coba?! ini gue kucel banget Ya Tuhan!' batin Yena yang masih sempat-sempatnya mikirin penampilannya.

'terus ini ada apa sampai ada Yohan juga?' ingin sekali mengatakannya langsung, namun apa daya seorang Yena itu selalu ingat urat malu. itupun..

jika ada Yohan.

.•°•.

akhirnya beres juga salin-salinan nya. oke, disini udah ada draft untuk part selanjutnya cuman saya belum bikin lagi jadi gak tau mau di up kapan enaknya.

hari ini bagian teteh Yena.

gak ngerti itu rambutnya duh, tepok jidat liatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gak ngerti itu rambutnya duh, tepok jidat liatnya. tapi anehnya, dimata saya malah keliatan cantik pake banget. cocok sih sama karakter dicerita ini. absurd.

semoga kalian masih baca, masih suka, masih voment hehe.

stay healthy yup! love you guys!♡

22 Agustus 2020.

ignorant ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang