11 : jawaban. [END]

238 26 4
                                    

nyatanya Yena dan Doyeon tidak perang dingin terlalu lama, karena setelah banyak tukar kata antara keduanya, Doyeon akhirnya mengerti dan tidak kembali merasa penasaran atau bertanya-tanya lagi alasan seorang Yena menyembunyikan jati dirinya.

buktinya mereka berdua malah santai nongkrong di kantin dengan masing-masing es teh manis dihadapan keduanya, tidak peduli sekalipun jika ada guru yang memergoki keduanya. apalagi kalo guru itu adalah guru BK, hm.

"asli lo digituin sama Mak lampir?! wahh, gak bisa dibiarin!" ah, Yena juga bercerita sewaktu kejadian antara dirinya dan guru BK pada Doyeon, tidak heran Doyeon jadi dendam kesumat dengerinnya.

"biarin aja, kalo macem-macem tinggal kasih file bukti ke kepala sekolah." Yena dengan santainya menyeruput es teh manisnya, matanya tak tinggal diam menatap keseluruh penjuru kantin.

"tetep aja ih Yen! pokoknya kalo ketemu mau gue cakar muka duanya itu!" Yena mengangguk menanggapinya, "terserah lah, masa bodo juga gue mah." ujar Yena.

tanpa sadar kedua matanya melotot kaget melihat Yohan yang sedang berjalan kearahnya dengan tatapan datar, "uhuk! uhuk!" sampai tersedak pula, memang Yohan hantu apa?

"eh, eh! kenapa lo?!" Doyeon panik, segera menepuk-nepuk punggung Yena pelan.

"gimana?" suara lain yang lebih berat menginterupsi kegiatan keduanya, Doyeon yang memang tidak menyadari kehadiran makhluk lain selain dirinya dan Yena sampai latah mendengarnya.

"aNJING!" umpatnya kasar, lalu menoleh tidak nyantai kearah Yohan.

"dASAR LO MANUSIA ROBOT! NGAGETIN AJA GOBLOK!" teriak Doyeon pada Yohan yang hanya meliriknya sekilas dan terfokus pada Yena.

"gimana?" ulang Yohan, Yena bengong, sedangkan Doyeon mengelus dadanya sabar.

"gak ada akhlak dasar, mana watados banget anjir." gumam Doyeon, setelahnya berdiri dan tanpa disuruh Doyeon pergi meninggalkan Yena dan Yohan berduaan.

Yena mengerjap pelan lalu mendongak dengan wajah polos, kemudian mengangguk, "tentang tawaran Bu Wendy kan? iya, gue mau." ucap Yena masih tetap menatap Yohan. Yohan yang ditatap seperti itu memalingkan wajahnya kearah lain dengan telinga yang memerah. sejak kapan Yohan lemah terhadap perempuan? (konteksnya kenapa jadi beda ya? harusnya kan Yena yang lemah ㅠ.ㅠ)

"ehm. y-yaudah." dehem Yohan menetralkan suaranya yang sedikit tergagap, Yena yang menyadari itu segera menunduk untuk menyembunyikan senyuman yang tak dapat ditahannya.

Yohan belum juga pergi, membuat Yena berpikiran bahwa masih ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan kepadanya.

"ada yang mau Lo omongin lagi?" tanya Yena peka.

Yohan menipiskan bibirnya, "gue minta maaf, soal kemarin." ucapannya kaku.

Yena tertawa pelan yang membuat Yohan menatapnya heran dengan wajah datar, "haha, gak papa kali. yang lo omongin bener sih, cuman penyampaiannya agak kasar. untung gue orangnya gak baperan." ucap Yena sambil berdiri dari duduknya dan berhadapan langsung dengan Yohan.

"kalo ngerasa bersalah tolong bayarin es teh manis gue." lanjutannya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Yohan, lalu segera melongos pergi meninggalkan badan Yohan yang mematung atas perlakuannya tadi.

Yena terkikik geli atas kelakuan alay nya sendiri, membalikkan tubuhnya dan membuat sebuah teropong menggunakan tangannya, lalu berteriak, "YOHAN!" sang empu yang dipanggil berbalik dengan cepat mendengar suara cempreng Yena.

seraya tersenyum manis Yena berkata, "gUE SUKA SAMA LO! JANGAN TINGGALIN GUE LAGI SEPERTI APA YANG LO LAKUIN WAKTU KITA MASIH KELAS 5 SD DULU YA!" tanpa menunggu ataupun melihat reaksi Yohan, Yena berlari meninggalkan area kantin.

kini semuanya sudah jelas. alasan mengapa Yena terlihat familiar dimata Yohan dan mengapa Yena selalu membuat Yohan merasa nyaman akan sikapnya.

Yohan tersenyum lebar, sangat amat lebar malah. mengapa rasanya se-menyenangkan ini mendengar pengakuan cinta dari Yena, sang cinta pertama yang dianggapnya cinta monyet karena masih berumur 10 tahun.

Yohan kira, Yohan akan melupakan perasaannya yang lalu, tapi ternyata tidak. rasa yang hilang yang selama ini dicarinya bukanlah dari Hyewon atau mantan-mantannya yang lain. tetapi, semuanya ada pada Yena.

jawaban yang dicarinya selama ini adalah, Yena. Choi Yena.

[END]

finally! booknya beress. gak nyangka kan bakalan sependek dan se-gak jelas ini? sorry banget karena tidak sesuai ekspektasi kalian.

intinya saya berterimakasih karena kalian menyempatkan waktu berharga kalian buat baca cerita gaje saya ini.

niat saya sebenarnya pengen sampai 20-30 chapter gitu, tetapi ternyata tadi nulis ngalir kayak ending. yaudah saya memutuskan buat bikin chapter ini jadi yang terakhir.

mungkin ada yang kecewa karena kebanyakan ini kayak bukan kisah Yena-Yohan, tapi lebih ke keseharian Yena. sekali lagi saya minta maaf jika tidak sesuai ekspektasi kalian.

saya harap kedepannya saya bisa menulis cerita yang lebih baik dari ini. karena saya selalu merasa kurang dan selalu merasa ingin lebih, salah satu sifat manusia yang saya benci namun saya memilikinya.

sampai sini saja dulu ya, terimakasih atas apresiasinya dan silahkan tunggu karya-karya saya yang lainnya!

ayo make a wish disini!

sampai jumpa! selamat berbahagia!

cerita ini resmi tamat!

9 Oktober 2020.

ignorant ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang