Selamat membaca, semoga suka ❤️
••••
Alangkah baiknya selalu bersyukur disetiap keadaan karena kamu harus tahu hal sekarang gak akan terulang lagi kedepannya. Kamu akan merindukan itu.
••••
"Gib" sapa seseorang dari balik pohon membuat Gibran membalikkan badannya dan harus mengurungkan niatnya untuk pergi.
Cowok itu menautkan alisnya curiga.
"Kenapa?"
"Lo lupa?"
Hah? Gibran benar-benar tak mengerti maksud perkataan gadis gila dihadapannya itu. Aneh.
Pertanyaan yang dilontarkan Anggi barusan membuat dahi cowok itu berkedut "apa? Orang gue gak ngapa-ngapain Lo kok"
"Gue hamil" ucapnya tanpa segan.
"hamil? Anak siapa?" Tanya cowok itu masih terlihat tak peduli dan ia hanya tak ingin menjadi seseorang yang sombong sekarang toh gak susah dengerin curhatan.
"Gib! Maksud Lo apa? Lo gak mau tanggung jawab?"
"Hah? Tanggungjawab apaan? Haha gila Lo" ujarnya dengan tawaan garing sembari berjalan mendekati pohon rindang disana, lalu berteduh.
Hiks!
Dengan alibi ini saja agar Gibran bisa menjadi miliknya. Bejat!
Melihat respon Gibran yang demikian tak peduli membuat cewek itu menangis sesenggukan "Lo jahat, lo cowok sejati. Masa iya elo gak mau tanggungjawab sama anak sendiri hiks"
"Dia darah daging Lo Gib! Penerus generasi lo!" Ucapnya dengan isak.
"Lo gila?" Tanyanya prustasi, cowok itu mulai berkecukupan di pembicaraan itu.
"Ya gue gila. Bahkan gue bisa mati kalau Lo gak mau tanggung jawab."
"Gue gak peduli sama anak Lo! Itu dosa Lo" lanjutnya dengan nada meninggi.
Gibran sesungguhnya benar-benar tak merasa telah melakukan apa-apa kepada cewek itu, ini semua salah paham tapi apa ia bisa menghindari diri dari cewek gatal ini? Gibran tahu betul obsesi Anggi untuk mencintainya telah membutakan segalanya.
"Gue gak mau dibicarain satu sekolah kalau hamil diluar nikah, gue gak mau"
"Kalau orang-orang tahu gue yang malu bukan Lo" lirihnya terkesan minta dikasihani.
"Gue gak mau! Gue gak mau!"
"Diam!"
Terlalu muak jika harus mendengar konsekuensi yang Anggi bicarakan bukan hanya rumit untuk gadis itu tapi untuk Gibran ini akan sangat merusak reputasi nya disekolah. Apalagi ayah dan ibunya pasti akan sangat marah kepadanya jika semua ini nyata. Sialan Gibran pasti sudah masuk jebakan gadis itu, harusnya ia tak pernah berkerjasama dengan wanita gila ini!
"Hiks" Anggi menoleh dengan mata sembab, ia menunjukkan wajah minta dikasihani dengan lemah.
Cowok itu berpaling "Gue bakal tanggung jawab"
Yes!
Akhirnya impian selama ini jadi kenyataan, ini keajaiban."Tapi gue gak bisa percaya gitu aja itu anak gue"
Wajah Anggi tiba-tiba menjadi suram, ia heran Gibran berkata demikian.
"E-lo gak percaya sama gue?" Tanyanya dengan sangat lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Go Lanjutan (END)
Teen FictionCinta? Ah omong kosong! Hanya rangkaian kalimat yang dibuat seolah-olah itu manis padahal sangat pahit! -Eska Scarlett kertapati •••• Dasar kehidupan sudah tertera jelas pada takdir, bermaksud merubah itu semua? Hanya sia-sia belaka. Eska Scarlet ke...