Kozume Kenma

18K 1.3K 444
                                    

Kenma x Son (Kozume Kane) x Reader

2168 words

Warn TIMESKIP Spoiler!

🍮🍮🍮

Pintu lift terbuka, kamu melangkahkan kaki menginjak lantai paling sakral sekantor. Tingkatan yang paling ditakuti para karyawan se-perusahaan. Apalagi kalau bukan karena bos yang menempati lantai ini?

Desain lantai teratas ini beda sendiri, lebih mewah dari lantai lain namun meninggalkan kesan modern yang kuat.

Selain itu tingkat kenyamanan disini lebih terasa membuat siapa saja tau jika yang menempati lantai ini adalah si pemilik perusahaan.

"Selamat siang nyonya, Tuan sudah menunggu." Sapa seorang wanita muda yang berada di meja receptionist dimana area ini merupakan hal pertama yang akan dilihat ketika menginjakkan kaki di lantai ini.

Tentu saja.

Ruangan bos lebih privatif. Untuk bertemu dengan empunya perusahaan saja harus melapor dulu demi menyesuaikan dengan jadwal hariannya. Tapi tenang saja, kamu dan putramu adalah pengecualian untuk aturan merepotkan itu.

"Silahkan nyonya.." Wanita itu menurunkan dua tangannya, mempersilahkanmu untuk berjalan lebih dulu.

Kamu tersenyum tipis mendengar panggilan hari-hari yang lumayan mengganggu pendengaranmu itu, 'nyonya'.

Bukan maksudmu membenci panggilan hormat itu. Hanya saja panggilan nyonya terdengar terlalu berlebihan bagimu. Dimana kamu hanyalah wanita biasa yang beruntung menikahi laki-laki luar biasa. Kamu hanya merasa... Kurang pantas?

Ayolah, dipanggil dengan marga suamimu ditambah -san saja kamu sudah senang.

"Tuan belum keluar ruangan sejak dua jam yang lalu." Tutur wanita itu.

"Benarkah?"

Wanita itu mengangguk, berusaha se sopan mungkin padamu.

"Baiklah, terima kasih." Kamu tersenyum manis padanya.

Wanita itu kembali mengangguk dan meninggalkanmu di depan pintu hitam bertuliskan jabatan tertinggi di perusahaan ini.

"Kozume Kenma." Bacamu.

Kamu hendak mengetuk pintu namun suara-suara dari dalam sana membuatmu langsung mengurungkan niat untuk melakukannya. Kamu ingin menikmati suara menggemaskan dari dalam sana lebih lama.

Tidak jadi.

Kekehan heboh dan bunyi memukul membuatmu panik dan langsung membuka pintu, tak peduli apapun yang terjadi.

Deg. Deg..

Detakan jantungmu terpacu kencang karena panik.

Begitu kamu buka, kamu langsung terdiam.

Ternyata kepanikanmu itu tidaklah penting dan matamulah yang membuktikan bahwa tidak ada hal berbahaya yang terjadi. Kamu saja yang panikan dan cepat berspekulasi.

Menyadari itu kamu mengelus dada lega.

Untunglah tak ada hal buruk yang terjadi seperti yang tadi terputar di kepalamu. Maklum, efek kebanyakan nonton film thriller.

Masih dari dekat pintu, kamu mengulas senyum melihat pemandangan langka antara papa dan anak yang tampak lucu. Ayahnya, Kenma, tertidur di kursi kerja dengan memangku Kane, putra kalian yang berusia sekitar 1 tahun.

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang