Atsumu Miya

6K 627 163
                                    

Miya Atsumu x Sons (Akinao, Kouen) x Reader

1632 words

Warn TIMESKIP Spoiler!

🦊🦊🦊

"Dimana kamu tadi malam? Perempuan mana lagi sekarang!?!"

Lelaki itu melipat tangannya, "tsk, bukan urusanmu. Sadarlah, kau tidak pernah memuaskanku. Wanita gila. "

Kamu mengangkat tangan ke udara, mengumpulkan keberanian untuk menamparnya, "k- kau---"

.

"CUT!!!"

.

"BREAK! (Y/N)! SEMPURNA!"

.

Kamu tersenyum, berjalan keluar dari set seraya mengucapkan terima kasih.

Seorang wanita yang lebih muda mendatangimu, membawakan minuman.

"Terima kasih." Ucapmu, ia mengangguk kemudian mengipasimu.

Director mendatangimu, "ternyata bakatmu memang yang terbaik! Padahal sudah lama semenjak kau menikah. Bagaimana keluargamu? Tidak apa meninggalkan kedua putramu dengannya?"

"Haha, suamiku? Dia handal menjaga anak-anak... Sepertinya... "

🦊🦊🦊

Kediaman Atsumu Miya..

"Atataaaa!!"

"Nao! Naoo!! Hahahaaa!!"

Drap, drap, drap

Bushhh!

Atsumu melompat hendak menggapai kereta jalan putranya dari belakang namun..

Bragh!

Ia jatuh tersungkur di lantai sedangkan kedua putranya masih berkeliaran dan memekik kesenangan di ruang keluarga dengan furnitur futuristik itu.

"Akinao! Kouen! Waktunya tidur!" Titahnya, beranjak dari lantai untuk mengatur nafas.

Rasanya ia tengah berlatih fisik bersama kedua putranya yang tak kunjung henti berlari dengan kereta jalannya. Sebenarnya bukan perkara sulit bagi Atsumu yang seorang atlit untuk mengejar mereka namun, namun mereka berlari ke arah yang berbeda membuatnya dibasahi keringat. Jangan bayangkan tampannya Atsumu yang berkeringat, tapi wajah lelahnya itu sungguh menjengkelkan. Apalagi baunya:) - (y/n)

"Lambhaaadd! Hahaha!" Ledek putranya, Kouen melihat ayahnya yang tak kunjung menangkapnya.

Atsumu tertegun, langsung menatap tajam Kouen yang benar-benar menduplikasi sifatnya.

"Aku bersumpah aku tidak akan meminta lagi pada (y/n). Akinao dan Kouen akan jadi yang pertama dan terakhir." Batinnya, "KOUEN!!!" Atsumu kini fokus mengejar putra sulungnya, kali ini lebih kencang.

Kouen langsung menggerakkan kaki mungilnya sambil memekik asik setelah memantik sedikit emosi Atsumu dengan kata meremehkan yang sering ayahnya ucapkan padanya.

Akinao yang lebih kalem menyadari kejar-kejaran sepihak antara saudara kembar dan ayahnya sehingga ia langsung berhenti dan memakirkan keretanya, memilih untuk menjadi penonton aksi Kouen yang tengah menyengsarakan ayahnya.

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang