PART 2

0 0 0
                                    

'Kita battle. Tapi gue pastiin, lo kalah."

***

Arkaan meminta izin kepada Velin untuk tidak menjemputnya. Ya, biasanya, Arkaan dan Velin berangkat dan pulang bareng. Setiap hari. Sesekali Velin membayar ongkos bensin atau traktir Arkaan di kantin.

Sengaja ia berangkat lebih pagi karena ia ingin bertemu dengan seseorang. Arkaan berangkat kesekolah dengan menggunakan motornya.

Sesampainya disekolah, ia langsung berjalan cepat menuju kelas. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Arkaan melihat Graha sedang duduk sembari memainkan ponselnya. Dengan cepat, Arkaan menarik lengan Graha dan keluar kelas.

"Ar, apaan sih."

"Ikut aja kenapa sih?!"

Arkaan membawa Graha ke belakang sekolah. Tanpa aba-aba, Arkaan mendorong bahu Graha hingga sang empu menabrak dinding dan meringis kesakitan.

"Lo yang kemarin antar pulang Velin?" tanya Arkaan tanpa basa basi

"Iya, kenapa? Cemburu lo?"

Arkaan menunjuk wajah Graha. "Gue minta, lo jangan cari perhatian Velin."

"Cari perhatian? Gue disuruh nganterin dia pulang. Bodoh." balas Graha tak tanggung tanggung

"Siapa yang nyuruh lo, hah?"

"Pak Heru."

"Apapun itu, berhenti deketin dia. Gue suka sama Velin dan dalam waktu dekat, kami akan jadian." ucapnya penuh percaya diri

"Lo bego? Kalian cuma sahabatan. Nggak lebih. Lo nggak tahu, kalau cewek sama cowok sahabatan terus mau rangkap ke jadian, itu malah ngebuat hubungan lo hancur. Mikir!"

"Bukan urusan lo."

"Tolol banget! Gue berani taruhan, lo akan ditolak Velin."

"Gue mau, kita battle."

Badan Graha tegak. "Maksud lo apa?"

"Kurang jelas? Kita battle secara sportif. 1 minggu."

Graha membalas. "Oke, deal. Kita battle. Tapi gue pastiin, lo kalah."

"In your dream!"

•••

Matahari sedang panas-panasnya. Jakarta memang sering begini. Panas yang teramat sangat hingga membuat beberapa orang jadi malas beraktivitas.

Tapi tidak bagi Velin. Di jam 2 siang, saat matahari sedang terik-teriknya, Velin justru berlatih basket. Velin memang cewek langka. Susah ditemuin di penjuru dunia. Disaat cewek pada umumnya lebih memilih untuk merawat kulit nya, Velin justru ingin merusak kulitnya. Hehe, canda.

Velin duduk di pinggir lapangan. Basket yang ia pinjam dari sekolah, memantul kesana kemari. Velin tidak peduli. Toh kalau hilang masih dikawasan sekolah.

Tiba-tiba, Arkaan datang dan langsung duduk disamping Velin. Hal itu memicu amarah Velin. Ya. Hampir setiap pertemuan, Arkaan selalu mengagetinya. Dan itu menjadi ciri khas Arkaan tersendiri.

GRAHA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang