Sari memasuki kelasnya. "Ada titipan buat kamu dari Zayyan."
"Emm... Makasih ya Sar," Wajah Sekar bersemu malu. Langsung memasukkan kotak itu ke kolong meja.
"Zayyan juga bilang, maaf ga bisa ngasih langsung. Soalnya dia sibuk ada rapat sama anggota Pramuka sampe sore."
"Oh iya... Makasih ya infonya."
"Makasih, makasih... Mulu, kaya sama siapa aja," Balas Sari tersenyum.
Sekar balas tersenyum. "Mau ke mana?"
"Duduk."
"Ngobrol dulu sini Sar."
"Boleh juga."
"Na, lo dipanggil Ibu Ratna tuh!" Teriak Ezra dari ambang pintu kelas.
"Mau apa?"
"Ga tau gue, tapi keliatanya penting. Udah ke sana aja, kalo Pak Edi nanyain gue bilang lo ijin dipanggil sama Ibu Rat."
"Padahal aku baru aja duduk," Bibir Sari cemberut, merapikan bajunya agar terlihat lebih rapih. "Aku pergi dulu Kar," pamit Sari
"Iya, semangat ya!"
Kepala Sari mengangguk singkat sebagai respon.
Berjalan mendekat pada Ezra sang pentolan kelas. "Ibu Ratna di mana?"
"Ruangannya, tau masih di sana apa ga, tuh gurukan gilang-gilang mulu kaya jin Afrika."
Kepala Sari menggeleng, kenapa omongan Ezra selalu saja asal ceplos.
"Nanti bilangin Pak Edi kalo aku ijin."
"Siap, tenang aja gue hendel yang di sini. Lo kan karib gue."
"Aku pergi dulu."
"Oke! Baik-baik lo, kalo tuh guru nakal bilang sama gue. Nanti gue pites."
Sari terkekeh, Ezra terlalu urakan untuk ukuran anak sekolah. Tidak tau sopan santun dan bahkan sering masuk ruang BK hanya karena sering mengerjai guru yang mengajar di kelas mereka.
Tapi yang membuatnya heran sampai sekarang, Ezra tidak pernah di keluarkan dari sekolah atau bahkan hanya untuk di skrosing pun tidak.
"Permisi Bu."
"Masuk saja."
Sari masuk, duduk dihadapan gurunya. "Kata Ezra, Ibu panggil saya. Memanya ada perlu apa ya Bu?"
"Begini Na, kamu kan pintar IPA dan Matematika. Jadi saya boleh minta bantuan kamu?"
"Bantuan apa Bu?"
"Les privat siswa kelas 11, dia anak donatur di sekolah ini Na. Kalo ga diturutin beasiswa kamu bisa dicabut."
Sari mencoba bersikap tenang. "Nama anaknya siapa?"
"Aku kak!"
Kepala Sari menoleh. "Kamu!"
Lemuel melipat tangannya di depan dada, tersenyum manis hingga gigi gingsulnya terlihat. "Mau ya Kak ngajarin aku,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Posesif!
Teen Fiction"Kak jangan deket cowok lain lagi selain aku!" Sari yang berniat memasukkan bulatan bakso ke dalam mulutnya langsung terkejut. "Kamu siapa? Mungkin salah orang." Lemuel duduk dihadapan gadis itu, menajamkan pandangannya, "Kakak ga tau?!" "Tau apa si...