"Stop!" Teriak Sari menahan dada Adik kelasnya itu. Matanya sudah berkaca-kaca, ia sangat takut dan tertekan.
"Jangan! Aku ga bakal batalin perjanjian kita, aku janji..."
"Ah, padahal sebentar lagi aku bisa nyicipin bibir sexy Kakak..." Dumel Lemuel langsung bangun dari tubuh Kakak kelasnya.
Sari menghela napas lega. "Bisakah aku pulang sekarang?"
"Kakak mau aku tindih lagi?" Tanyanya menyeramkan.
"Maksudku bukan gitu, hanya saja pelajaran hari ini menurutku sudah cukup. Aku harus segera pulang, waktuku tidak banyak Lemuel."
"Waktu Kakak tidak banyak? Memangnya Kakak mau ke mana? Selingkuh, huh?!"
"Astaga Lemuel... Kamu bertingkah seperti kekasihku saja," Sari membereskan buku-bukunya yang berserakan di atas karpet.
Lemuel cemberut, memperhatikan dengan kesal kegiatan kakak kelasnya. "Aku memang pacar Kakak! Apa Kakak pikun?!"
Tidak mau menambah perkara semakin panjang, akhirnya Sari memilih bungkam. Memakai tas gendongnya. "Aku pulang."
"Kakak belum jawab pertanyaanku!"
"Yang mana?"
"Sebenernya Kakak mau ke mana? Kenapa buru-buru sekali?"
"Aku kerja part time, karena ini sudah sore aku akan mengambil shift malam saja," Jelasnya sejelas mungkin.
"Kerja? Di mana? Kenapa Kakak kerja? Apa orang tua Kakak tau?"
Bola mata Sari berotasi sebal, kenapa Adik kelasnya sangat bawel? "Kamu ga perlu tau semuanya, permisi."
Lemuel mengekor di belakang, dengan raut wajah masam. Kenapa gadisnya sangat susah untuk terbuka padanya?
Padahal ia akan dengan senang hati kalau Sari mau berbagi cerita apapun padanya.
"Belajarnya udah?" Tanya Yuli ketika mendapati Putra dan juga gadis muda itu sudah ada di hadapannya.
"Udah Tante," Balas Sari tersenyum tipis.
Lemuel mencibir pelan. "Aku belum ngerti, tapi Kakak malah udahin belajarnya."
"Besok kan bisa, kamu tau kan aku harus kerja," Tekan Sari sudah dibatas kesabaran menghadapai bagaimana kekanakannya Lemuel.
Yuli mencubit pelan lengan Putranya, tersenyum menenangkan pada Sari. "Lemuel nya jangan didengerin ya Sar, jangan kapok ngajarin juga..."
"Iya Tante, ga papah. Aku ngerti ko, Lemuel kan masih kaya... Bocah."
Lemuel langsung maju tidak terima, berkacak pinggang dengan wajah merah padam. "Aku udah gede!"
"Badannya yang gede, sikapnya mah kekanakan," Cibir Sari kembali, mencium punggung tangan Yuli lalu berpamitan pulang.
Yuli mencoba menahan tawa melihat interaksi itu, apa lagi saat melihat bibir Putranya malah maju ke depan dengan tangan terlipat di depan dada, benar yang dikatakan gadis muda itu kalau sikap Lemuel memang masih seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Posesif!
Teen Fiction"Kak jangan deket cowok lain lagi selain aku!" Sari yang berniat memasukkan bulatan bakso ke dalam mulutnya langsung terkejut. "Kamu siapa? Mungkin salah orang." Lemuel duduk dihadapan gadis itu, menajamkan pandangannya, "Kakak ga tau?!" "Tau apa si...