Prolog

1.1K 117 27
                                    

Aku menuruni tangga dan turun ke lantai dua kerajaan ini, lebih tepatnya ke ruang kerja ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menuruni tangga dan turun ke lantai dua kerajaan ini, lebih tepatnya ke ruang kerja ayah. Aku baru boleh turun setelah menunggu tiga jam lamanya karena ini sudah tengah malam. Kakek baru saja menceritakan dongeng pengantar tidur yang memang kisah nyata hanya saja dia menambahkan hal-hal yang berkaitan dengan kebaikanku.

Darimana aku tau itu kisah nyata? Aku selalu keluar dari istana di jam-jam tertentu lalu bermain dengan anak-anak pelayan. Lalu aku akan menonton teater dengan menyeludup ke sana sendirian. Banyak bangsawan di sana termasuk sepupuku yang datang ke theater hanya saja aku tidak boleh ikut karena aku anak kecil yang tidak mengerti apa-apa.

Sejujurnya tujuanku ke sana bukan hanya menonton theater tetapi untuk menonton drama para bangsawan. Tentunya karena mereka bermasalah dimana pun mereka berada. Jangan salahkan aku kalau aku mengetahui skandal dan rumor mereka. Terkadang mereka membicarakannya dengan suara yang agak keras jadi aku secara tidak sengaja mendengarnya.

Ah ... tidak, aku hanya berbohong.

Tentu saja aku sengaja mendengarnya karena aku penasaran.

Pikiranku teralihkan saat aku menelusuri lorong. Aku mengingat kembali cerita lain yang kakek ceritakan kepadaku. Dalam hampir semua jenis kisah yang banyak diceritakannya kepadaku, aku hanya tertarik kepada satu cerita mengenai Sang Putri yang menjadi incaran dan musuh abadi dunia ini.

Sejak aku lahir dan dibesarkan di keluarga ini, pengetahuanku lebih terasah daripada bangsawan lain. Bahkan mengenai rahasia yang ditutupi rapat-rapat oleh sebagian besar bangsawan. Karena mereka menceritakannya dalam segala bentuk, tidak secara langsung. Meskipun terkadang membuatku bingung akan cara mereka memberitahukannya.

Oleh karena itu, jangan salahkan aku karena terlalu sering menguping pembicaraan penting. Keluarga dan masyarakat disini terlalu payah.

Aku hampir lupa memberitahu usiaku, aku berumur sembilan tahun bulan ini. Harusnya secara normal aku masih bermain dan belajar. Namun karena keluarga ini, hidupku terlihat lebih membosankan bahkan ketika aku berada di usia yang begitu muda. Jadi, aku mengisi waktu luangku dengan mendengarkan pembicaraan orang dewasa atau kabur dari istana seorang diri.

Karena aku hanya anak kecil berusia sembilan tahun yang tidak boleh kemana-mana.

Apalagi mengenai fakta bahwa aku perempuan.

Setelah berjalan sekian lama, akhirnya aku sudah masuk ke dalam ruang kerja ayah dengan kunci cadangan yang telah aku duplikat. Tentu saja aku menyuruh pengasuhku untuk menduplikatnya. Mana mungkin aku dibolehkan untuk melakukannya sendiri. Lagipula pengasuhku tidak pernah menolak permintaanku, mungkin karena kasihan? Aku tidak peduli. Tanganku mulai membuka buku yang aku ambil dari lemari penyimpanan berangkas keluarga mengenai cerita yang sebenarnya benar-benar terjadi.

Aku akan menceritakan awal perempuan itu merusak nama baik keluarga kami. Seratus tahun yang lalu lahirlah seorang bayi perempuan dari kerajaan kami yang merupakan kerajaan besar. Tentu semua orang memujanya karena ikatan darah yang dia miliki. Semuanya baik-baik saja sampai suatu kecelakaan terjadi.

Tidak ada yang menyadari mengenai kecelakaan ini. Bahkan pendahulu kami tidak banyak yang mengetahui hal sebesar ini akan terjadi. Suatu kesalahan yang tentunya perempuan tersebut ketahui dapat menjadi bumerang untuk kehidupan selanjutnya.

Sebut saja Sang Putri yang begitu lugu dan bodoh.

Sang Putri mencoba menyembunyikan hal ini. Mengenai kecelakaan yang terjadi kepadanya. Harusnya dia berpikir lebih panjang mengenai apa yang terjadi kepadanya apabila dia tidak memberitahunya kepada kami. Pikiran dan tubuhnya akan dikendalikan menjadi sebuah boneka yang sangat apik untuk sebuah rencana yang begitu mematikan.

Sejujurnya masalah ini merupakan masalah sangat sepele. Namun karena dia begitu lugu dan bodoh, masalahnya jadi begitu besar.

Hingga perang diantara kerajaan besar terjadi karenanya.

Begitu besar hingga membunuh hampir setengah populasi kaum mereka. Saat itu Sang Putri menjadi buronan kerajaan besar.

Sejujurnya kami atau lebih tepatnya aku, tidak mengetahui detail mengenai kecelakaan yang disebabkan olehnya. Penyebabnya karena buku ini disimpan rapat-rapat bahkan dilupakan eksistensinya. Buku yang berisi informasi yang tertata namu kurang mendetail. Ditambah lagi buku ini ditulis menggunakan bahasa lama. Jadi, terkadang aku kesulitan untuk membacanya dan menanyakannya kepada guru pribadiku, Mrs. Fayre. Terkadang Mrs. Fayre terkejut ketika aku menanyakan beberapa kosakata yang sangat jarang digunakan dalam pembelajaran atau percakapan formal sehari-hari. Namun, karena dia sepertinya menyadari masalah keluargaku. Tidak pernah sekalipun dia bertanya alasanku mempelajarinya.

Setelah beberapa kali aku membaca poin-poin penting. Aku menyimpulkan hanya sang putri yang mengetahui detail kecelakaan ini. Kami tidak pernah tau dimana jasadnya atau kabar kematiannya. Terdapat kemungkinannya bahwa versi ini sangat salah dari kenyataannya. Prediksi terburuknya Sang Putri merupakan korban dari kesalahan keluarga kami sendiri. Lalu keluarga kami menyalahkannya atas sesuatu yang tidak pernah di perbuat olehnya. 

Aku tidak akan berbohong bahwa aku sendiri tidak mempercayai keluarga ini.

Penulisnya juga mengatakan bahwa terdapat ancaman besar untuk penerus berikutnya. Dengan waktu yang tidak bisa di prediksi. Kalau begitu kemungkinan besar aku juga akan terkena imbasnya. Aku ingin memberitahukannya kepada ayah, tetapi aku tau jawaban macam apa yang akan dikatakannya.

Lagipula memangnya siapa yang mempercayai anak kecil seusiaku?

Kalaupun aku menceritakannya kepada keluargaku. Bagaimana cara keluargaku menyelesaikannya apabila Sang Putri telah mati? Bahkan tidak banyak yang mengingat masalah ini. Keluarga ini juga menutupinya dari publik dengan skandal atau masalah lain. Aku tidak akan membantah kalau beberapa masyarakat mengatakan bahwa keluarga kami adalah sampah karena aku juga membenci mereka semua.

Saat ini, aku hanya dapat berdiam diri di depan brangkas keluarga dengan kunci duplikat yang masih menggantung di brangkas tersebut. Sembari berpikir keras mengenai solusi permasalahan ini.

"Mungkin ini memang cerita belaka? Entahlah mungkin selama ini aku hanya berhalusinasi." batinku, mencoba tidak memikirkannya.

Akhirnya aku menaruhnya kembali ke tempatnya, menguncinya. Tiba-tiba sebuah suara ledakan dari luar kastil menginterupsiku.

"KITA DISERANG!" Saat suara itu di dengungkan, aku hanya berdiam diri dengan gemetar di seluruh tubuh.

Setauku hari itu adalah hari terkelam sepanjang hidupku. Bahkan pada hari kelam itu aku tetap sendirian dengan pertanyaan yang belum terjawab dan hati yang lama kelamaan membeku.

 Bahkan pada hari kelam itu aku tetap sendirian dengan pertanyaan yang belum terjawab dan hati yang lama kelamaan membeku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

hope you all enjoy this story
vote and comment

Anathema : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang