3. Bad Creatures

242 65 1
                                    

Athena berada dalam dekapan Callister dengan mulut yang tertutup rapat oleh telapak tangannya. Matanya membelalak, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Makhluk tersebut masih menghunusnya dengan tatapan kosong yang sangat mencekam. Makhluk setinggi dua meter dengan ujung kaki dan tangan yang runcing, menatap mereka berdua dengan tatapan yang berubah-ubah.

Callister memerhatikan makhluk aneh yang tetap berdiam diri bahkan setelah melihat mangsanya, membuatnya bertanya-tanya. Akhirnya, dia mulai mengambil keputusan secara sepihak di dalam kepalanya. Tepat dihitungan ke lima, Callister meleparkan Athena dengan kekuatan yang tidak wajar hingga punggung Athena menabrak dinding bangunan dengan suara yang lumayan keras. Membiarkan Callister yang belum bergerak menerima konsekuensinya dengan menahan tangan runcing itu tanpa bantuan apapun.

Callister telah mengerahkan seluruh kemampuannya tidak membuat dirinya berada di posisi yang menguntungkan. Tidak peduli seberapa kuat tangannya menahan, tangan runcing itu jelas lebih kuat darinya. Bahkan tangan runcing itu mengubah bentuk kulitnya menjadi tulang kuat yang memiliki bulu-bulu kecil tajam di setiap sisi. Tangannya yang tidak terbalut perlindungan apapun mulai terluka. Darah yang akhirnya mengalir melalui sela-sela jarinya menetes membasahi pakaiannya.

Callister telah berusaha begitu keras, hanya saja tangan monster itu tidak berpindah sama sekali. Darah yang keluar dari tangannya lama kelamaan menjadi semakin deras. Memberikan efek yang berdampak buruk kepada tubuhnya. Dia telah mencoba sekuat tenaga untuk menahan kesadarannya, meski dia tau kalau waktunya tidak akan lama lagi.

Sepercik harapan muncul untuknya ketika melihat Athena yang mulai bangun dari tempatnya. Dia berharap Athena dapat  melakukan sesuatu untuk menyelematkannya. Namun, apakah mungkin orang yang bahkan tidak mengetahui apapun mengenai hal ini menolongnya? Meskipun begitu setidaknya apabila ia mati, dia ingin Athena tetap selamat.

Sayangnya saat itu Callister terlalu terlarut ke dalam pikirannya hingga tidak menyadari kesadarannya yang semakin lama semakin menipis. Hingga semuanya menjadi buram dan dia memasrahkan dirinya pada kegelapan yang merenggutnya dengan cipratan darah lain yang mengenai wajahnya.

____

Di sisi lain, Athena merasakan rasa sakit yang luar biasa pada punggung dan kepalanya yang mengenai dinding gedung dibelakangnya. Saat mengerjapkan mata beberapa kali, dia melihat siluet makhluk tersebut menyerang Callister dengan tangan runcingnya. Meskipun sakit kepalanya mendera hingga dia tidak dapat berdiri dengan baik. Dia memikirkan cara lain untuk mengalihkan rasa sakit bertubi-tubi di sekujur tubuhnya. Dia menggigit bagian pinggir tangannya hingga membekas dan mengeluarkan sedikit darah, kemudian mengambil pisau lipat di celana hitamnya.

Athena mencoba untuk berdiri dengan menggunakan dinding sebagai penopangnya. Setelah mengatur napasnya,  dia segera berlari dan melakukan lompatan yang cukup tinggi hingga dirinya dapat mendarat sempurna di punggung Sang Monster. Tentunya tumpangannya tidak disambut ramah oleh Sang Pemilik, sehingga dia harus menancapkan kukunya ke kulit tumpangannya. Dia mulai memerhatikan hal lain yang ada di hadapannya. Melihat Callister yang mulai kehilangan kesadarannya, Athena tau dia sudah kehabisan waktu. Akhirnya tanpa berpikir dua kali, dirinya langsung menyayat leher Sang Monster dengan kedalaman yang cukup untuk membuat monster itu mati.

Tepat saat monster itu terjatuh ke belakang, Athena segera melompat ke arah lain dengan keseimbangan yang tidak terkendali. Sehingga dia jatuh dengan keadaan duduk, karena tidak memiliki sisa energi untuk berdiri. Suara jatuhnya monster di malam itu, cukup membuatnya kesulitan bernapas. Bukan karena kenyataan bahwa dia telah membunuh sesuatu, tetapi karena rasa panik yang melingkupinya dengan intensitas yang tidak biasa.

Anathema : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang