9. Paperclip

185 52 3
                                    

Kami berdua bangun lebih awal, mencegah kejadian terlambat kemarin terulang kembali. Untuk pakaian hari ini aku sudah menyiapkan vest rajut berwarna beige untuk luaranku. Juga Irish yang mengenakan sweater sebagai luaran kemejanya, dengan pattern khas yang terlihat begitu cantik di tubuhnya.

Saat ini kami sudah setengah jalan ke tempat semua siswa dan siswi berkumpul untuk sarapan. Sekaligus tempat penentuan kelompok secara tidak langsung atau lebih tepatnya kasta? Entahlah.

Tempat ini bisa dibilang hanya untuk anak kelas satu karena anak kelas dua dan tiga memiliki asrama mereka sendiri. Aku bisa bilang sekolah ini sangat besar dan bisa dikategorikan sekolah yang banyak diminati.

Bisa aku lihat anak kelas satu yang wajahnya tidak asing, atau mungkin saja kami pernah bertemu saat perayaan yang isinya hanyalah rekan kerja kakek sekaligus anak-anaknya. Beberapa anak melirik kearahku dan mereka terlihat seperti berpikir beberapa saat untuk mengenaliku. Aku tidak peduli mereka ingat atau tidak. Intinya kalau mereka berkontak mata denganku, aku akan langsung tersenyum tanpa aba-aba karena kakek bilang tatapanku terlihat mati dan kosong.

Irish menarik tanganku ke salah satu bangku kosong yang tentunya terlihat seperti tempat paling strategis dan...

Oh tidak.

Aku langsung berhenti ditempat dan menarik tangan Irish agar dia tidak berjalan kesana. Membuatnya menatapku dengan aneh juga kerutan dahinya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ada apa Athena?" tanyanya dengan satu alisnya yang terangkat.

"Itu bukan tempat untuk kita." ucapku sambil mencari tempat yang terlihat masih nyaman untuk ditempati.

"Hah?"

"Nanti aku akan jelaskan." ucapku sambil mengalihkan atensiku ke salah satu meja yang masih terlihat nyaman untuk ditempati.

Saat kami duduk disana, beberapa siswa dan siswi yang terlihat begitu mencolok kehadirannya, mulai mengganggu pengelihatanku. Mulai membuat seluruh perhatian seluruh siswa dan siswi disini teralih ke arah mereka.

Awalnya, aku hanya berpikir tentang kehadiran yang sebenarnya tidak begitu penting. Tetapi mataku membelalak saat melihat salah satu sepupuku, Ale, duduk bersama mereka.

Dengan Callister yang berjalan di sampingnya.

Ternyata selama ini aku berkenalan dengan orang yang salah.

Mereka langsung menempati meja yang terbilang strategis tadi lalu bercanda dengan candaan yang tidakku mengerti. Otakku masih bekerja dengan lambat sambil melirik ke arah Irish yang mengeluarkan suara o panjang dan mengerti dengan cepat.

Saat aku memerhatikan sepupuku dengan tajam, dia akhirnya menyadari keberadaanku.

Kau tau apa yang dia lakukan pertama kali?

Dia membelalakkan matanya sambil menutup mulutnya tidak percaya.

Aku hanya memandangnya dengan datar sambil tersenyum canggung lalu memutar bola mataku.

Aku benci sekali melihat wajahnya dimana-mana.

Fakta lebih buruknya adalah, apabila sepupunya yang satu itu bersekolah disini. Satu orang sepupuku yang lainnya akan bersekolah disini juga.

"Athena? Kau sedang apa?" tanya Irish yang membuatku sadar dan memasang ekspresi menahan tawa.

"Tidak ada." ucapku.

"Kau berbicara dengan siapa?" tanyanya sambil menengok kebelakang, membuatku semakin sulit menahan tawa miris.

"Tidak ada apa-apa, santai saja." ucapku sambil tersenyum kecil, dengan tanggapan Irish yang mengisyaratkan tanda persetujuan.

Anathema : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang