21. Maze

149 26 14
                                    

Sore ini langit tampak mendung dengan hembusan angin yang menerpaku dengan tenang. Aku tersenyum dengan canggung saat berdiri berhadapan dengan jarak yang lumayan jauh dari pengajar tersebut. Pengajarku berdiri di depanku dengan senyum menyeramkan yang terlihat khas di wajahnya.

Di sisi lain aku mencoba untuk tidak terlihat kebingungan saat berdiri dihadapannya. Saat ini jelas bukan saat yang tepat untuk berlatih. Terlebih saat laki-laki itu datang ke sini dengan wajah tidak bersalahnya. Namun, aku tidak memiliki pilihan lain untuk bersiap di halaman belakang.

Di tambah lagi beberapa penjaga bertubuh besar diletakkan di hampir setiap sisi halaman sembari memerhatikan gerak-gerikku setiap saat. Jelas saja aku sangat terganggu dengan kehadiran mereka. Hal ini juga terlalu berlebihan untuk alasan penjagaan, tetapi tidak ada gunanya apabila aku protes. Mereka akan tetap diletakkan di sana apapun yang terjadi.

"Perkenalkan Nona Athena, nama saya Sigrid. Saya ahli di bagian sihir dan ramuan, lebih spesifiknya saya seorang penyihir," ucapnya dengan suara yang begitu elegan.

"Saya Cathleen Athena Eart, biasa dipanggil Athena," ucapku dengan senyum canggung.

Miss Sigrid tersenyum saat mendengarkanku memperkenalkan diri, "Sebelumnya apakah kau sudah tau kekuatan alam apa yang kau punya?"

"Kekuatan alam?" gumamku, lalu berpikir beberapa saat. "Mungkin Api?" ucapku terlihat tidak yakin.

"Bagaimana kau bisa tau kalau kau memiliki api? Tidak terpikir dengan elemen yang lainnya?" ucapnya sekali lagi, terlihat bahwa dia sedang membuatku semakin ragu-ragu dengan jawabanku sendiri.

"Aku tidak begitu yakin, tetapi jawabanku tidak berubah," ucapku. Miss Sigrid hanya menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, Nona Athena. Aku ingin kau tetap tenang dengan apa yang kau lihat selama pelatihan ini. Kita akan bertemu setiap minggu dan hal yang kau lihat pasti begitu asing. Aku harap kau siap," ucap Miss Sigrad dengan senyum yang tidak kunjung menghilang di wajahnya.

"Baik, Miss Sigrad." Aku menjawabnya dengan tatapan serius.

"Ikuti gerak tanganku." Saat dia mulai mengangkat dan menggerakkan tangannya dengan perlahan, aku mengikuti sembari mengerutkan dahi. 

Dalam lima menit, api-api mulai keluar dari tanganku. Berjatuhan ke tanah dengan tidak terkendali. Membakar rerumputan dengan lambat, tetapi begitu tinggi. Aku membelalakkan mataku. Sontak saja aku langsung menatap Miss Sigrid dengan tatapan terkejut.

"Nona, tenang. Kalau pikiran anda tidak fokus Nona Athena bisa membakar semuanya," ucap Miss Sigrid.

Semuanya? Dia bercanda, bukan?

Aku mencoba menarik napas panjang dan menghembuskannya. Memaksa jalur api agar mendekat ke arahku, hingga seluruh urat tanganku mulai terlihat jelas dari balik kulitku. Napasku sesak setiap kali aku mengerakkan api-api itu. Setelah detik-detik menyesakkan itu berlalu, lingkaran api mulai mengelilingi kami berdua dengan tinggi yang begitu mengerikan.

Tidak heran dia bilang semuanya bisa terbakar. Aku tidak tau kalau kekuatan bisa semengerikan ini.

"Nona Athena sangat unik, ya?" ucap Miss Sigrid dengan tepuk tangannya dan senyum khas mengerikan yang mulai terlukis di wajahnya. Aku langsung membalas tatapannya dengan tatapan ramah yang terlihat dipaksakan. Kalau dia mengatakan sesuatu yang buruk kepada kakek mengenai hal ini. Aku tidak yakin kalau badanku tidak akan lebam-lebam untuk hari-hari berikutnya.

"Lalu, kita harus apa?" ucapku menatap rerumputan kehitaman yang sudah menjadi abu dengan pandangan kosong.

Kalau tidak segera ditanami aku tidak yakin tanah itu akan baik-baik saja. 

Anathema : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang