7. Partner

207 53 23
                                    

Semakin dalam Athena dan Irish memasuki hutan semakin tinggi pepohonan yang menutupi cahaya yang menerangi mereka. Suasana yang begitu mencekam membuat Athena semakin was-was dengan perihal tanah yang semakin basah dan licin. Kemungkinan mereka terpeleset dan terkilir sangat membuatnya resah. Satu-satunya hal yang ada di pikirannya hanyalah melakukan tes ini secepatnya. Agar dirinya dapat kembali ke akademi.

Meskipun rasanya hal ini sudah berada diluar akal sehatnya.

Kakinya berlari melewati ranting-ranting yang telah terjatuh dan akar pepohonan yang besarnya terlihat tak wajar. Pendengarannya menangkap suara langkah kaki lain dan geraman sesosok makhluk yang membuatnya memukul pelan tangan Irish dan mempercepat larinya.

"Ada apa lagi, Athena?" katanya tanpa berniat untuk memperlambat langkah kakinya.

"Sesuatu mengikuti kita." ucap Athena dengan mempercepat langkahnya sendiri.

Athena sudah bersiap mengumpulkan energi untuk berlari dari sesuatu yang mengejarnya. Tiba-tiba Irish berhenti mendadak, membuatnya hampir terjungkal dari tempatnya berdiri. Dia sudah ingin memaki Irish, luar dan dalam. Namun, secara tiba-tiba sesosok rubah berukuran besar menatapnya dengan tatapan yang sangat tidak ramah. Kalau ditanya takut atau tidak, tentunya dia tidak takut karena kakeknya punya binatang yang lebih menyeramkan dan tidak ramah kepadanya, tetapi keadaannya saat ini tidak ada penjaga atau pawang hewan sama sekali. Ditambah lagi sekarang bukan hanya rubah besar yang mendekati mereka berdua. Melainkan sesosok beruang yang besarnya dua kali tubuhnya dan seekor ular yang panjangnya dapat membuatnya gemetaran ditempat.

"Bagus, aku akan mati lewat jalur prestasi," batinnya.

"Athena, ini aneh," ucap Irish yang saat ini terkejut setengah mati melihat tiga hewan liar yang menghampiri mereka.

"Tidak, ini bukan aneh. Ini gila, aku tidak mau mati konyol disini," seru Athena sembari meratapi nasib masa remajanya.

Irish tampak tidak menanggapi perkataannya. "Kau tau tidak? Seharusnya bukan mereka yang mencari kita, Ath. Harusnya kita yang mencari mereka," jelas Irish, mengeryitkan dahinya sendiri.

Athena menatapnya aneh, "Apa maksudmu, Irish. Kita dijadikan makanan segar siap saji dihadapan mereka. Untuk apa kita mencari mereka? Menjadi sarapan segar di pagi hari?" ucap Athena, menahan ekspresi kesal di wajahnya karena kalimat yang dilontarkan Irish.

"Athena, ini cara kita mencari partner kau harus menemukan hewan yang ingin kau jadikan partner. Mereka semua punya akal pikiran dan kalian akan memiliki hubungan timbal balik baik di dalam maupun luar sekolah," kata Irish yang membuat Athena mengerutkan dahi.

"Hah, akal pikiran?" batin Athena bertanya-tanya.

"Seperti makanan dan orang yang memakan?" ucap Athena yang membuat tangannya di sikut oleh Irish. Akhirnya Athena meminta maaf dengan suara pelan.

"Athena sekarang—"

Tiba-tiba suara Irish menjadi suara teriakan dan tangannya menarik tangan Athena yang dengan reflek menangkap pergelangan tangannya. Sesuatu di semak-semak di dekat mereka menarik pergelangan kakinya dengan kuat sehingga pegangannya kepada Athena semakin menguat. Melihat keadaan mereka sekarang. Akhirnya Irish mengalah dengan melepaskan pegangannya pada Athena dan membiarkan Athena berdiri sendirian di tengah-tengah hewan buas dan liar yang membuatnya berpikir satu cara.

Lari.

Karena lari adalah salah satu jalan yang akan dia tempuh kalau situasinya begini.

Tampaknya binatang tadi mengikutinya dengan kecepatan tinggi. Rasanya ajalnya mendekatinya karena dia tidak tau makhluk apa mereka dan kenapa itu disebut partner. Athena memaki Samuel dan Kakeknya karena meninggalkannya begitu saja tanpa informasi apapun. Setidaknya beritahu sesuatu kepadanya sebelum ini semua terjadi, dia terlihat seperti orang tanpa otak yang bergerak tidak tentu arah. Beberapa saat kemudian langkahnya semakin melambat karena kepalanya yang terasa berdenyut. Dia harus memikirkan sebuah tempat untuk bersembunyi.

Anathema : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang