His Smile

2 1 0
                                    

H a p p y - R e a d i n g !!!💕

-20 Juli 2020-

"hei kau! ku dengar kau murid jenius dikelas ini?" ucap seseorang yang tiba tiba datang menggebrak meja milik jaemin

"bukan urusanmu"

"berani sekali kau!" gertaknya sekali lagi "kerjakan tugasku untuk pelajaran terakhir, aku yakin kau tak akan membutuhkan waktu lama" sambungnya

"terserah, menyingkirlah"

"YA! BERANI KAU MELAWANKU?!"

"tahu siapa kau saja tidak, kenapa aku harus takut?" jawab jaemin santai, masih dengan wajah datar

"dasar kau!!"

Sungguh, aku benar benar muak dengan semua ini, aku tak tahan melihat lelaki tak punya aturan itu. Cepat cepat aku berdiri dan menginterupsinya sebelum tangannya menyentuh wajah jaemin dengan bogeman dosanya.

"hei kau! berisik sekali! bisa diam tidak?!" interupsiku yang membuatnya memalingkan wajah.

"siapa kau?! jangan campuri urusanku!"

"kau menggangguku, dasar bodoh!"

Detik itu juga dia berjalan menuju kearahku dan hendak melontarkan beberapa kalimat yang tak berguna, sepertinya. Jujur aku sedikit gugup, aku tak pernah ada disituasi seperti ini, kalaupun iya paling tidak aku hanya akan bersikap acuh kemudian pergi, menganggap orang itu hanyalah angin lalu.

"katakan sekali lagi! dasar ratu sok cantik!"

Apa apaan itu? dasar preman gila! apa katanya?! Aku? Sok cantik? Heiii dimana letak kesalahan pada matanya?!  Oh Tuhan ingin ku pelintir mulut besarnya itu!

"dasar bodoh! Selain bodoh ternyata kau juga tuli?!"

"WTF??! Dasar gadis gila?! bahkan kau tak tahu siapa aku?!"

"hanya pembuat onar bodoh yang kebetulan juga tuli. right?"

"TUTUP MULUTMU! ATAU-"

"atau apa? kau pikir aku akan takut?" potongku menaikkan sebelah alis.

Ya kalian benar sekali, dengan situasi seperti ini kami menjadi bahan tontonan, bahkan teman teman jaemin sudah berkumpul di bangku milik lelaki itu.

"dasar gila!" elaknya, aku hanya berjalan santai melewatinya dengan tangan yang masih bersedekap didepan dada.

Tak lama kemudian sebelum aku menjauh darinya, dia sudah menarik tanganku terlebih dahulu. Aku terkejut dan langsung menyentakkan tangannya dari lenganku.

"urusan kita belum selesai" lanjutnya

"masa bodoh"

"kau benar benar membuatku jengkel" dia mengangkat tangannya dan aku hanya pasrah dengan wajah datar yang senantiasa ku tampilkan.

Namun sebelum tangan penuh dosa itu menyentuh pipiku yang halus, satu tangan yang juga sama besarnya dengan anak bernama Hyunjin itu mencekal tangannya.

"cukup, jangan memakai kekerasan pada perempuan, aku tak suka, berikan saja bukumu" ucapnya, sungguh menjengkelkan sekali pria ini. "sudah tak apa, terima kasih" ucapnya lembut dengan senyum itu lagi, aku hanya memasang wajah datar lalu pergi dari sana.

.
.
.
.

Aku melarikan diri ke rooftop, sungguh aku tak habis pikir, apa apaan dia?!! aku sudah susah payah membelanya tapi dengan santainya dia menjatuhkan harga dirinya, dasar gila.

Tapi tunggu, apa? untuk apa aku membela anak itu, hhhhh... Ayolah aku tak mungkin menyukainya kan?

Dengan langkah gontai lorong demi lorong ku lewati untuk mencapai ruang kelasku. Karena insiden yang membuatku malu tadi, aku harus terlambat masuk kelas. Dan parahnya lagi jam pertama ini pelajaran matematika pak Yixing -guru yang benar benar kejam dan galak.

Blue Pendant (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang