03. Kenapa?

136 27 1
                                    

Enjoy❤️
.
.
.

*16:50*

"Kyu...yang tadi sorry ya".
Junkyu hanya mengangguk. Saat ini ia sudah berada di parkiran sekolah bersama dengan jihoon

"Lo ada sapu tangan? Gua lupa bawa"

Iya, saat ini keadaan kursi sepeda mereka sedang basah karena habis diterpa hujan tadi pagi. Junkyu pun langsung mencari sapu tangannya yang berada di dalam tas. Sampai ia menemukan sebuah kertas kecil yang berada di balik sapu tangannya.

"Hmm?"
Junkyu bingung dengan kertas sticky notes berwarna merah jambu yang tertempel di sekitar sapu tangannya.

"Kenapa? Ada ga?"
Tanya jihoon sambil ingin melihat isi tas junkyu. Sontak junkyu langsung panik dan segera memberikan saputangannya.

"Nih".
Ulurnya memberikan sapu tangan dan langsung di ambil oleh jihoon.
Junkyu pun langsung menutup tasnya dan menyembunyikan kertas yang membuat dirinya penasaran.

...

Saat ini Junkyu dan Jihoon sudah segar dan sedang berduduk santai di ruang tv apartemen mereka.

"Park Ji...hoon..."
Panggilan itu langsung di tatap hangat oleh oknum bermarga taman yang tadinya sedang menatap layar ponsel yang tampaknya sedang membalas beberapa pesan dari ryujin.
"Tadi...hm gajadi deh"

Jihoon yang tau kalau junkyu emang tak niat untuk berbicara langsung fokus pada ponselnya lagi.

"Park Jihoon, liat gue dulu"
Omel junkyu, padahal tadi jihoon jelas-jelas sudah menatapnya.

"Ngomong aja gua dengerin"
Ucap jihoon santai membalas permintaan junkyu. Ucapan itu membentuk tatapan malas di tambah manyunan khas kim junkyu.

"Hm...g-gue...gue...suka ama min..ju"

Selesai dengan ucapannya yang ragu-ragu itu, ia langsung di sambut lirikan cepat dari jihoon.

"Apa?"
Pastikannya sekali lagi, kali-kali ia salah dengar dengan ucapan junkyu sembari menatap fokus wajah polos yang ada didekatnya itu.

Junkyu pun menarik napas dan mengulangi kata-katanya tadi.
"Gue suka ama minju"
Mendengar itu jihoon langsung mematikan ponselnya yang masih di dalam room chat seseorang.

"Boleh ga?"
Ya ampun lucu sekali permintaan junkyu kali ini. Iya junkyu memang tidak pernah memiliki pacar karena larangan-larangan aneh dari jihoon yang padahal dia sendiri punya pacar.

"Kyu kan gue udah pernah bilang...-"

"Ya gue tau, cuma semua alasan lu ga jelas banget. Kalo gini terus kapan gue bisa merasakan keuwuan, sedangkan lu? Mantan lu udah banyak"
Potong junkyu yang bete dan langsung memeluk bantal sofa yang ia pegang.

"Lu jadi penonton keuwuan gue aja ama ryujin. Kali aja lu bisa ngerasain keuwuan juga"
Ya ampun sejujurnya jihoon tak ingin sekali berkata seperti ini.

Bruk... Bantal sofa yang junkyu pegang pun terlempar ke wajah jihoon.
Junkyu sebal dan ia pun langsung meninggalkan jihoon di ruang tv menuju kamar.

"YA! KIM JUNKYU. GA GITU MAKSUD GUA"

...

"Ck... Kenapa sih gua mau aja nurut ama dia. Kenapa juga gua harus minta izin ama dia. Gua yang jalanin kan? Yaudah biarin gua bertindak"
Decik junkyu sambil mengoceh saat sudah menghantamkan tubuhnya di kasur empuk milik dirinya dan orang yang tinggal dengannya.

Tiba-tiba junkyu teringat sesuatu yang tadi sudah sangat membuatnya penasaran. Ia pun bergegas mengambil tasnya dan membuka resleting yang berisikan sticky notes yang ia simpan tadi.
Ia pun langsung membaca kertas tersebut.

' MINJU GA SUKA SAMA LO KIM JUNKYU, JANGAN DEKATI DIA LAGI '

*boom..bayah*

Hilang semua pikiran junkyu, ia hanya menatap kosong ke arah kertas itu.

Toktok...

"Kyu, pintunya lo kunci ya? Bukain"
Gedor orang itu dari balik pintu yang tadi telah di kunci oleh junkyu saat ia masuk ke kamar.
Tak ada sautan apapun dari dalam kamar

"Kyu lo tidur?"

"Kyu"

"Junkyu!"

"KIM JUNKYU!"

Junkyu langsung tersadar dari lamunannya dan ia segera membukakan pintu untuk jihoon yang dari tadi sudah menggedor gedor pintu kamar mereka.

"Lo kenapa?"
Tanya jihoon saat junkyu sudah membukakan pintu. Junkyu langsung menggeleng cepat dan langsung kembali ke posisinya sebelumnya.

"Tas lo kok di sini sih? Ada tugas?"
Tanya jihoon lagi saat melihat tas junkyu tergeletak di atas kasur.

"Ga ada"
Balasnya langsung mengambil tasnya sarkas dan meletakkan di tepi meja belajar yang otomatis saat ini Junkyu sedang membelakangi jihoon.
Jihoon yang menyadari tingkah laku junkyu rada aneh langsung bertanya
"Kenapa? Kok lu manyun. Mulut lu udah kek soang"

Junkyu yang membelakangi jihoon hanya berdiri mematung setelah pembicaraan jihoon, hanya suara resleting tas yang bertumburan mengisi ruangan tersebut.

Tiba-tiba...
"Hoon"
Panggil junkyu tetap di posisinya yang membelakangi jihoon. Matanya sudah sangat panas idungnya sudah menahan sakit.

"Gue mau pulang"
Lanjutnya.

Kata-kata tersebut langsung membuat jihoon syok. Ia seperti terhantam sesuatu yang keras. Padahal itu hanya ucapan kecil dari sahabatnya, tapi rasanya menyakitkan buatnya.

"Kenapa?"
Tanya jihoon cepat sambil membenarkan posisi junkyu untuk menghadap kearahnya. Hancur sudah jihoon saat melihat sahabatnya itu meneteskan liquid hangat dari pelipis matanya.

"Junkyu lo kenapa? Kenapa lo nangis"
Ucapnya sambil menggoncang-goncangkan badan junkyu. Junkyu pun tak membalas, ia hanya menatap dua pasang kaki di lantai kamar apartemen mereka.

"Lo marah sama gue soal tadi? Kenapa junkyu?!"
Kali ini jihoon benar-benar menaikan volume suaranya yang langsung mendapatkan jolakan dari junkyu hingga pegangan tangan jihoon terlepas dari pundak junkyu.

Junkyu pun ingin beranjak keluar untuk meninggalkan isi kamar tetapi lengannya di tarik oleh jihoon. Jihoon langsung memeluk junkyu dan membuat junkyu langsung masuk dalam pelukannya.
Pecah sudah tangisan junkyu. Sesegukan junkyu membuat jihoon semakin merasa bersalah. Ia mengelus punggung dan kepala mungil seorang kim junkyu.

"Apa yang salah kyu? Lo kenapa? Gua ya? Oke gua minta maaf, gua bercanda. Kalo lu mau pacaran ya silahkan kyu. Tapi..."
Ucapnya menggantung, ia tetap mengelus badan dan kepala junkyu yang sedang sesegukan dalam pelukannya.
"Mianhae. Maafin jiun ya".

.
.
.
.
.

Halo!
Hayo hayo masih belom ngerti ya?
Sama aku yang nulis juga masih belom paham begimana alurnya.
Yaudah pantengin aja

I hope you like it, don't forget to vote

Haru Haru [JJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang